PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pada Maret 2024, Provinsi Riau menduduki peringkat kedua setelah Bengkulu, dengan nilai tukar petani (NTP) tertinggi di Pulau Sumatera. Adapun NTP Riau bulan Maret sebesar 164,08. NTP Riau pada Maret 2024 sebeser 164,08, juga mengalami peningkatan sebesar 3,98 persen dibandingkan Februari 2023 sebesar 157,79.Â
‘’NTP Provinsi Riau pada bulan Maret menduduki peringkat kedua dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan NTP tertinggi,’’ ujar  Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Asep Riyadi dalam acara rilis resmi BPS di Ruang Rapat Melati Kantor Gubernur Riau.
Riau, kata Asep, juga tercatat sebagai provinsi yang mengalami kenaikan NTP tertinggi se-Sumatera, yakni 3,98 persen.
Adapun rincian 10 provinsi di Sumatera dengan kenaikan NTP tertinggi, di antaranya pertama Provinsi Bengkulu 168,42, disusul oleh Provinsi Riau 164,08, Provinsi Jambi 149,49, Provinsi Sumatera Utara 132,67, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 128,81, Provinsi Lampung 120,37, Provinsi Sumatera Barat 119,66, Provinsi Aceh 116,38, Provinsi Sumatera Selatan 115,20, dan Provinsi Kepulauan Riau 105,44.
‘’Kepulauan Riau pada bulan Maret masih merupakan provinsi dengan NTP terkecil se-Sumatera, yakni 105,44,’’ ujar Asep.
Pada kesempatan itu, Asep Riyadi juga menjelaskan NTP Riau jika dilihat menurut indeks harga yang diterima petani (it) sebesar 194,36, atau menigkat 4,55 persen.
‘’Adapun komoditas penyumbang utama kenaikan it yakni dengan adanya kenaikan harga kelapa sawit, karet, cabai rawit, dan cabai merah,’’ imbuhnya.
Sedangkan jika dilihat menurut indeks yang dibayar petani (ib) sebesar 118,46. Kondisi ini juga meningkat 0,55 persen. Sementara komoditas penyumbangnya yakni adanya kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan daging ayam ras.
Asep Riyadi juga menyampaikan perkembangan NTP Provinsi Riau berdasarkan subsektor Februari-Maret 2024, di antaranya pertama, subsektor tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 0,63 persen, dari 97,30 (Februari 2024) menjadi 97,92 (Maret 2024).
Kedua, subsektor hortikultura mengalami peningkatan NTP sebesar 5,65 persen, dari 106,62 (Februari 2024) menjadi 112,65 (Maret 2024). Ketiga, subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkatan NTP sebesar 4,25 persen, dari 170,32 (Februari 2024) menjadi 177,57 (Maret 2024).
‘’Keempat, subsektor peternakan juga mengalami peningkatan NTP sebesar 1,09 persen, dari 94,12 (Februari 2024) menjadi 95,15 (Maret 2024). Sedangkan subsektor perikanan mengalami penurunan NTP sebesar 0,04 persen, dari 102,58 (Februari 2024) menjadi 102,54 (Maret 2024),’’ pungkas Asep.(sol)