PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Bukan tidak mungkin kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di saat merebaknya wabah Covid-19. Buktinya di Jalan Sidokurun, Kelurahan Bandar Raya, Kacamatan Payung Sekaki, lahan seluas 1.5 hektare terbakar. Petugas gabungan TNI, Polri, Manggala Agni dan BPDB pun masih berjibaku hingga Rabu (1/4).
Kapolsek Payung Sekaki yang turun ke lapangan mengatakan, lahan yang terbakar merupakan semak belukar dengan jenis gambut. Sehingga perlu tenaga ekstra untuk memadamkan karena gambut cepat menyebar.
"Kebakaran ini terjadi sejak Senin (30/3). Pada hari ini (kemarin, red) sudah mopping up (pembersihan sisa api, red). Bertujuan untuk memastikan tidak ada api lagi," sebutnya pada Riau Pos, Rabu (1/4).
Lebih jauh, Vandy sapaan akrabnya mengutarakan, pemilik lahan masih dalam lidik. "Untuk pemilik dalam lidik sementara itu kami sudah memeriksa saksi-saksi," ucapnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat, agar tidak melakukan pembakaran saat membuka lahan. Sebab, lahan di Pekanbaru yang didominasi gambut jika terbakar akan mudah menyebar kemana-mana. "Diharapkan kesadaran masyarakat tentang akibat membakar lahan dan hutan, terlebih saat ini sedang menghadapi wabah Covid -19," ungkapnya.
Dalam pada itu Kadaops Manggala Agni Pekanbaru Edwin Putra menyampaikan, kesulitan yang terjadi di lapangan dikarenakan sumber air kanal mulai ditutupi tanaman liar. "Kanal mulai ditumbuhi tanaman liar. Meski demikian persediaan air masih cukup memadai," ujarnya.
Tak hanya itu, petugas pun harus berjalan kaki sejauh 500 meter. Itu karena jalan tidak dapat diakses dengan kendaraan. Petugas sembari menenteng mesin air dan selang.(s)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Bukan tidak mungkin kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di saat merebaknya wabah Covid-19. Buktinya di Jalan Sidokurun, Kelurahan Bandar Raya, Kacamatan Payung Sekaki, lahan seluas 1.5 hektare terbakar. Petugas gabungan TNI, Polri, Manggala Agni dan BPDB pun masih berjibaku hingga Rabu (1/4).
Kapolsek Payung Sekaki yang turun ke lapangan mengatakan, lahan yang terbakar merupakan semak belukar dengan jenis gambut. Sehingga perlu tenaga ekstra untuk memadamkan karena gambut cepat menyebar.
- Advertisement -
"Kebakaran ini terjadi sejak Senin (30/3). Pada hari ini (kemarin, red) sudah mopping up (pembersihan sisa api, red). Bertujuan untuk memastikan tidak ada api lagi," sebutnya pada Riau Pos, Rabu (1/4).
Lebih jauh, Vandy sapaan akrabnya mengutarakan, pemilik lahan masih dalam lidik. "Untuk pemilik dalam lidik sementara itu kami sudah memeriksa saksi-saksi," ucapnya.
- Advertisement -
Ia mengimbau kepada masyarakat, agar tidak melakukan pembakaran saat membuka lahan. Sebab, lahan di Pekanbaru yang didominasi gambut jika terbakar akan mudah menyebar kemana-mana. "Diharapkan kesadaran masyarakat tentang akibat membakar lahan dan hutan, terlebih saat ini sedang menghadapi wabah Covid -19," ungkapnya.
Dalam pada itu Kadaops Manggala Agni Pekanbaru Edwin Putra menyampaikan, kesulitan yang terjadi di lapangan dikarenakan sumber air kanal mulai ditutupi tanaman liar. "Kanal mulai ditumbuhi tanaman liar. Meski demikian persediaan air masih cukup memadai," ujarnya.
Tak hanya itu, petugas pun harus berjalan kaki sejauh 500 meter. Itu karena jalan tidak dapat diakses dengan kendaraan. Petugas sembari menenteng mesin air dan selang.(s)