PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan memeriksa sejumlah kendala yang diduga menghambat penyaluran air dari saluran penyedia air minum (SPAM) ke rumah-rumah penduduk. Karena saat ini beberapa proyek SPAM di Riau belum berfungsi maksimal.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, SF Hariyanto mengatakan, di Riau saat ini memiliki dua SPAM, yakni SPAM Dumai, Rohil, Bengkalis (DUROLIS) dan SPAM Regional Pekanbaru-Kampar. Proyek pembangunan kedua SPAM ini sudah memakan biaya yang tidak sedikit. Sehingga sangat disayangkan apabila SPAM ini tidak dapat difungsikan dan dimanfaatkan dengan baik.
"Dua SPAM ini, SPAM Regional Durolis dan SPAM Regional Pekanbaru Kampar, anggaran pembangunannya cukup besar. Namun, saat ini kurang maksimal penyalurannya ke masyarakat," kata Sekdaprov usai rapat bersama Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR di Gedung Daerah Riau, Kamis (30/9).
Dengan kondisi tersebut, pihak Kementerian PUPR pun menanyakan komitmen Pemprov Riau dan pemerintah kabupaten kota untuk memaksimalkan operasional aset investasi di bidang air minum tersebut.
"Jadi kedatangan Dirjen Cipta Karya ini untuk menanyakan komitmen Pemprov dan Pemerintah Kabupaten Kota agar SPAM ini segera difungsikan. Asetnya mahal, cukup besar anggarannya, jangan sampai biaya besar tapi nggak maksimal," jelasnya.
Adapun beberapa kendala yang menghambat penyaluran air ini, kata Sekda, di antaranya karena adanya kebocoran pada pipa-pipa penghubung dari SPAM ke rumah penduduk. "Kendala umum di lapangan, pipanya bocor, airnya masih kecil ketika sampai di rumah penduduk. Bocor di tengah jalan. Jadi ini mau dicek di mana sih masalahnya," jelasnya.
Oleh karena itu, Sekdaprov berharap setelah difungsikan SPAM Regional ini bisa maksimal sehingga ke depannya tidak menggunakan sumur bor lagi. "Ini juga merupakan arahan dari Pak Menteri PUPR jangan sampai biaya yang telah banyak dikeluarkan namun tidak dimanfaatkan secara maksimal," ujarnya.(sol)