PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pedagang kaki lima (PKL) jus dan makanan ringan yang biasa mangkal di Stadion Utama Riau di Jalan Naga Sakti, Kecamatan Tampan mengaku, sejak diberlakukan work from home (WFH) dan social distancing, mengalami penuruan omzet hingga 70 persen.
"Biasanya saya dapat hampir Rp600 ribu sampai dengan Rp700 ribu per hari, itu kotor. Tetapi saat ini hanya dapat untuk cukup makan saja. Jangankan dapat untung, ada yang beli saja sudah bersyukur," ucap Yuyun, Selasa (31/3).
Yuyun mengatakan, penurunan omzetnya ini terus menurun dari hari ke hari, bahkan untuk mendapatkan omzet seratus hingga dua ratus ribu saja dia harus mangkal sejak pagi hingga malam hari.
"Cobalah lihat, pedagang lain sudah banyak yang tidak jualan lagi di sini, kami masih untung aja, karena rumah kami dekat sini. Rata-rata pedagang lain tempat tinggalnya jauh dari sini," kata Yuyun.
Oleh karena itu, demi memenuhi nafkah keluarganya, ia bersama suaminya tetap berjualan meski kondisi saat ini sepi pembeli.
"Sangat sepi sekali Mas, tidak seperti sebelumnya, sehari itu hanya beberapa orang saja yang membeli dagangan kami. Kami buka dari pagi sampai malam hari,"sebutnya.
Bahkan sebab pemberlakuan WFH sejak wabah Covid-19, Yuyun mengatakan beberapa PKL yang biasa jadi temannya mangkal mereka memilih tidak berjualan sama sekali. "Ya, kalau seperti ini terus bisa kacau juga, omset terus berkurang, sementara kebutuhan ekonomi terus meningkat," kata Yuyun.
PKL lainnya, Suparno yang biasa berjualan minyak wangi, tasbih, peci dan lain-lain (perlengkapan salat) di Jalan Gajah Mada mengaku bukan turun lagi omsetnya, melainkan anjlok. Suparno mengatakan, biasanya per hari dia bisa mendapatkan Rp300 ribu per hari, namun saat ini hanya mampu mendapatkan Rp100 ribu, dalam kurun waktu dari pagi hingga sore.(dof)