PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Pembangunan Rumah Sakit Vertikal Otak dan Jantung di Pekanbaru, Riau diperkirakan akan menelan anggaran sebesar Rp1,6 triliun. Pembangunan rumah sakit tersebut menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) secara multiyears sampai tahun 2025.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau Sri Sadono Mulyanto mengatakan, pemerintah pusat telah menurunkan tim untuk melihat langsung rencana pembangunan rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan tersebut.
“Terbaru tim dari Kementerian Kesehatan sudah melihat lokasi dan sejauh ini tidak ada kendala untuk lahan,” katanya, Kamis (29/2).
Sri Sadono mengatakan, lahan yang akan dijadikan pembangunan rumah sakit tersebut berada di Jalan Naga Sakti Pekanbaru. Lahan itu memiliki luas sekitar 10 hektare dan berada tidak jauh dari Stadion Utama Riau.
“Jadi DED rumah sakit otak dan jantung ini mulai disusun pada tahun 2024 ini. Begitu juga dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking-nya juga ditargetkan dilakukan pada tahun 2024 ini,” sebutnya.
Karena itu, lanjutnya, kedatangan tim dari Kementerian Kesehatan dan KSP sekaligus memberikan penguatan kepada pemerintah daerah, bahwa pembangunan rumah sakit vertikal pusat otak dan jantung di Riau dipastikan berlanjut.
Dari hasil pengecekan ke lokasi lahan yang akan dijadikan tempat pembangunan rumah sakit tersebut juga didapatkan bahwa lahan tersebut dalam kondisi aman dan tidak ada tumpang tindih dalam kepemilikan lahan.
Dia mejelaskan, rumah sakit pusat otak dan jantung yang ini akan dibangun dengan sistem tahun jamak atau multi years. Ditargetkan rumah sakit rujukan lintas provinsi ini selesai pada Desember 2025 mendatang.
Sementara untuk total anggaran yang dihabiskan untuk membangun gedung dan membeli peralatan kesehatan diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp1,6 triliun.
“Tapi untuk tahap awal ini dianggarkan Rp250 miliar. Itu untuk DED dan pembangunan awal, tahun depan dianggarkan lagi, karena ini tahun jamak dan ditargetkan selesai pada Desember 2025,” ujarnya.(sol)