PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sempat sulit ditemui di pasar-pasar tradisional dan toko swalayan di Kota Pekanbaru, kini stok minyak goreng subsidi mulai tersedia. Namun, kebanyakan yang dijual adalah minyak goreng dalam kemasan 1 liter seharga Rp14 ribu.
Pantauan Riau Pos, Senin (28/2) di beberapa lokasi pasar tradisional di Kota Pekanbaru seperti Pasar Cik Puan, Pasar Pagi Arengka, dan Pasar Pagi Dupa, sejumlah pedagang mulai menjual minyak goreng subsidi dengan harga eceran tertinggi (HET) yaitu Rp14 ribu per liter. Namun kebanyakan merek minyak goreng yang dijual adalah merek baru yang jarang dikenal masyarakat.
Di ritel dan toko swalayan juga sudah ada yang memasok produk minyak goreng subsidi. Namun lebih banyak dalam kemasan ukuran 1 liter. Toko memberi syarat di mana satu pembeli hanya boleh membeli satu liter.
Salah seorang pedagang di Pasar Dupa Dias mengaku sudah sejak beberapa hari terakhir ini dirinya menjual produk minyak goreng subsidi. Menurutnya, saat ini meskipun harga sudah diturunkan tetapi hanya beberapa toko saja yang menjual produk minyak goreng subsidi dengan menempatkan spanduk bertuliskan minyak goreng subsidi seharga Rp14. 000 per liter dan Rp27. 000 untuk ukuran 1,8 liter.
Selain itu, pasokan yang diberikan oleh distributor juga masih terbatas di mana dirinya hanya mendapat jatah sebanyak delapan kotak untuk produk minyak goreng ukuran 1,8 liter dan 10 kotak untuk produk minyak goreng ukuran 1 liter.
“Walaupun sudah subsidi tetapi pembelian sudah normal. Kalau dulu orang mikir dua kali karena harga masih mahal. Tapi sekarang sudah tidak lagi dan tidak ada yang berebut saat beli minyak di pasar," kata dia.
Sementara itu, salah seorang pegawai ritel terkemuka di Jalan Jenderal Sudirman Saras mengaku saat ini pihak ritel hanya menyediakan produk minyak goreng subsidi dengan ukuran 1 liter dan hanya sedikit saja yang menyediakan produk minyak goreng dengan ukuran 2 liter.
“Stok sekarang yang banyak cuma yang 1 liter, kalau yang ukuran 2 liter cuma beberapa kantong saja yang ada makanya yang banyak kami jual hanya itu," kata dia.
Sementara itu salah seorang pembeli Lina mengaku senang saat ini minyak goreng sudah banyak ditemukan di sejumlah ritel dan pasar tradisional di Pekanbaru. Dibandingkan saat beberapa pekan lalu untuk mendapatkan minyak goreng subsidi masyarakat sangat kesulitan karena banyak toko, dan ritel yang masih menjual dengan harga normal dan sulit dijangkau oleh masyarakat.
"Kalau bisa stoknya bisa sebanyak inilah. Ya walaupun masih dibatasi pembeliannya tetapi tidak sulit mencarinya," kata dia.
Jangan Langka Lagi
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Fathullah meminta pemerintah untuk menjamin agar minyak goreng subsidi tak lagi langka. Menurutnya, hal tersebut tidak cukup hanya dengan melakukan pasar murah.
"Pasar murah bagus, tapi tidak menyelesaikan masalah. Makanya harus ada ketegasan terhadap distributor yang ada di Pekanbaru agar tidak bermain-main dengan kebutuhan rumah tangga ini," kata Fathullah kepada wartawan, Senin (28/2).
Ditambahkan Fathullah lagi, langkah lain yang dilakukan Pemerintah, baik kota maupun provinsi dengan melakukan sidak ke tempat-tempat distribusi juga dinilai tidak tegas.
"Sidak ke tempat-tempat distribusi hanya seremonial saja, perlu lebih tegas, dan harus ada sanksi tegas supaya minyak goreng dilepas seperti biasa tanpa ada pembatasan lagi," ungkapnya.
Disampaikan Fathullah lagi, dari keterangan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga yang ikut memantau soal distribusi minyak goreng di Pekanbaru mengatakan, kelangkaan terjadi karena masalah distribusi, dan warga diminta tidak panic buying.
“Ini bisa kita pahami, tapi jika tidak ada ketegasan percuma saja. Tetap saja warga sulit mendapatkan minyak goreng. Jangan kan yang subsidi, non subsidi pun susah dicari. Tegasnya jangan tanggung-tanggung, sisir semua gudang dan terapkan sanksi," pinta Fathullah lagi.
Disebutkan Fathullah lagi, mengingatkan pemerintah, jelang memasuki bulan suci ramadan yang tidak lama lagi, diminta persoalan kelangkaan dan juga harga kebutuhan pokok melambung harus sudah bisa diatasi.
"Kita tidak ingin masalah minyak goreng langka berlarut sampai Ramadan. Dan kita juga ingin harga-harga dapat ditekan saat Ramadan dan Idulfitri nantinya. Yang bermain dengan harga harus ditindak tegas," harapnya.
Dia juga minta pengawasan di lapangan, harus benar-benar dilakukan, dan tidak hanya seremonial belaka.
"Kondisi ekonomi masyarakat sekarang masih sulit, karena pandemi Covid-19 ini. Harusnya pemerintah melebihkan porsi bantuan untuk masyarakat," sebutnya lagi.(ayi/gus)