Biaya Pembangunan Jembatan Bengkalis-Pakning Bisa Diefisiensi 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bersama dengan Pemerintah Kabupaten Bengkalis berencana membangun jembatan yang menghubungkan dua pulau yakni daratan Pulau Sumatera di daerah Sungai Pakning dengan Pulau Bengkalis. Anggaran proyek jembatan ini diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp7 triliun lebih.

Jembatan akan menjadi yang terpanjang se-Indonesia. Bahkan bisa mengalahkan Jembatan Suramadu. Diketahui, jembatan ini akan dibangun membentang sepanjang 6,1 kilometer. Sedangkan, panjang Jembatan Suramadu di Jawa Timur yaitu 5,4 kilometer.

- Advertisement -

Pemerintah Provinsi Riau dan Pemkab Bengkalis  berharap agar pembangunan jembatan ini bisa masuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN) pada tahun 2025-2029. Hal tersebut bertujuan agar lebih mudah mendapatkan pembiayaan dari APBN.

Dosen Teknik Sipil Universitas Riau (Unri) Muhammad Ikhsan menyambut baik rencana pembangunan jembatan tersebut. Ia menyampaikan pandangannya terkait efisiensi biaya pembangunan jembatan yang akan menghubungkan Sungai Pakning dengan Pulau Bengkalis.

- Advertisement -

Disampaikan dia, pembangunan jembatan yang diperkirakan memerlukan dana hingga Rp7 triliun lebih itu, bisa diefisiensikan kontruksinya, hingga hanya menghabiskan dana separuh dari dana awal yang diperkirakan.

“Jadi terkait dengan lebar jembatan, barangkali masih bisa diefisiensikan. Desain awal studi kelayakannya itu lebar jembatannya 30 meter, mungkin bisa diperkecil, karena volume lalu lintas yang juga tidak sebesar itu, jika lebarnya dibuat 10 meter itu sudah cukup,” ujar Ikhsan.

“Jadi masukan yang kita berikan agar lebih efisien, lebih hemat anggaran, dan realistis. Sehingga rencana pembangunan jembatan ini lebih cepat terealisasi,” imbuhnya.

Gubri Edy Nasution menyambut baik saran dan masukan yang disampaikan Ikhsan. Menurutnya, dengan adanya pandangan-pandangan seperti itu, dapat memperkaya argumentasi, terkait dengan rencana pembangunan jembatan.

“Dengan adanya diskusi seperti ini, tentu akan memperkaya dan memperkuat argumentasi kita tentang pembangunan jembatan ini. Sehingga dengan adanya argumentasi yang kuat, harapannya cita-cita yang sudah dinanti terhadap pembangunan jembatan ini dapat segera terwujud,” ujarnya.

Disebutkan Gubri, setidaknya ada lima alasan mengapa jembatan tersebut harus dibangun. Pertama yakni alasan historis, yakni Bengkalis merupakan kabupaten induk pada saat awal Provinsi Riau berdiri, yang merupakan kabupaten terluas yang harus terus dipertahankan.

“Yang kedua, alasan ekonomis yakni Pulau Bengkalis terkenal dengan komoditas durian yang terkenal dengan sebutan DurianBengkalis. Durian ini bisa menjadi potensi keekonomian yang sangat terbuka untuk dikembangkan, termasuk perikanan khas Bengkalis,” katanya.

Kemudian yang ketiga yakni alasan strategis, yakni Bengkalis merupakan pulau terluar yang menjadi etalase negara dengan potensi internasional yang besar. Yang keempat yakni alasan kompromistis, di mana Kabupaten Bengkalis penghasil migas terbesar di Indonesia, sehingga perlu perhatian pembangunan sejak berdirinya kabupaten ini.

“Alasan yang kelima yakni alasan logis, dimana Pulau Bengkalis memerlukan aksesibilitas transportasi yang lebih baik dengan lalu lintas barang dan jasa dari dan ke Pulau Bengkalis dengan prasarana jembatan terbaik,” sebutnya.(sol)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bersama dengan Pemerintah Kabupaten Bengkalis berencana membangun jembatan yang menghubungkan dua pulau yakni daratan Pulau Sumatera di daerah Sungai Pakning dengan Pulau Bengkalis. Anggaran proyek jembatan ini diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp7 triliun lebih.

Jembatan akan menjadi yang terpanjang se-Indonesia. Bahkan bisa mengalahkan Jembatan Suramadu. Diketahui, jembatan ini akan dibangun membentang sepanjang 6,1 kilometer. Sedangkan, panjang Jembatan Suramadu di Jawa Timur yaitu 5,4 kilometer.

Pemerintah Provinsi Riau dan Pemkab Bengkalis  berharap agar pembangunan jembatan ini bisa masuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN) pada tahun 2025-2029. Hal tersebut bertujuan agar lebih mudah mendapatkan pembiayaan dari APBN.

Dosen Teknik Sipil Universitas Riau (Unri) Muhammad Ikhsan menyambut baik rencana pembangunan jembatan tersebut. Ia menyampaikan pandangannya terkait efisiensi biaya pembangunan jembatan yang akan menghubungkan Sungai Pakning dengan Pulau Bengkalis.

Disampaikan dia, pembangunan jembatan yang diperkirakan memerlukan dana hingga Rp7 triliun lebih itu, bisa diefisiensikan kontruksinya, hingga hanya menghabiskan dana separuh dari dana awal yang diperkirakan.

“Jadi terkait dengan lebar jembatan, barangkali masih bisa diefisiensikan. Desain awal studi kelayakannya itu lebar jembatannya 30 meter, mungkin bisa diperkecil, karena volume lalu lintas yang juga tidak sebesar itu, jika lebarnya dibuat 10 meter itu sudah cukup,” ujar Ikhsan.

“Jadi masukan yang kita berikan agar lebih efisien, lebih hemat anggaran, dan realistis. Sehingga rencana pembangunan jembatan ini lebih cepat terealisasi,” imbuhnya.

Gubri Edy Nasution menyambut baik saran dan masukan yang disampaikan Ikhsan. Menurutnya, dengan adanya pandangan-pandangan seperti itu, dapat memperkaya argumentasi, terkait dengan rencana pembangunan jembatan.

“Dengan adanya diskusi seperti ini, tentu akan memperkaya dan memperkuat argumentasi kita tentang pembangunan jembatan ini. Sehingga dengan adanya argumentasi yang kuat, harapannya cita-cita yang sudah dinanti terhadap pembangunan jembatan ini dapat segera terwujud,” ujarnya.

Disebutkan Gubri, setidaknya ada lima alasan mengapa jembatan tersebut harus dibangun. Pertama yakni alasan historis, yakni Bengkalis merupakan kabupaten induk pada saat awal Provinsi Riau berdiri, yang merupakan kabupaten terluas yang harus terus dipertahankan.

“Yang kedua, alasan ekonomis yakni Pulau Bengkalis terkenal dengan komoditas durian yang terkenal dengan sebutan DurianBengkalis. Durian ini bisa menjadi potensi keekonomian yang sangat terbuka untuk dikembangkan, termasuk perikanan khas Bengkalis,” katanya.

Kemudian yang ketiga yakni alasan strategis, yakni Bengkalis merupakan pulau terluar yang menjadi etalase negara dengan potensi internasional yang besar. Yang keempat yakni alasan kompromistis, di mana Kabupaten Bengkalis penghasil migas terbesar di Indonesia, sehingga perlu perhatian pembangunan sejak berdirinya kabupaten ini.

“Alasan yang kelima yakni alasan logis, dimana Pulau Bengkalis memerlukan aksesibilitas transportasi yang lebih baik dengan lalu lintas barang dan jasa dari dan ke Pulau Bengkalis dengan prasarana jembatan terbaik,” sebutnya.(sol)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya