Kehadiran jalan tol yang menghubungkan Dumai-Pekanbaru, setidaknya telah memberikan dampak positif. Namun di sisi lainnya soal diberlakukan tarif baru jelas dinilai memberatkan bagi sebagian para pengguna jalan tol.
RIAUPOS.CO – ”Sebenarnya jalan tol itu ada plus dan minusnya,” kata Eva Susanti (45) warga Jalan Diponegoro itu.
Sisi plusnya yakni dapat mempersingkat jarak tempuh dari Dumai menuju ke Pekanbaru.
Sebelum ada tol, lanjut Eva, dari Dumai menuju ke Pekanbaru minimal memakan waktu sekitar lima jam perjalanan. ”Itu baru di jalan. Belum kita singgah ke SPBU untuk mengisi BBM kendaraan,” kata Eva.
Tersedia jalan tol Dumai – Pekanbaru, lanjut Eva, jarak tempuh sudah semakin dekat. Di mana, Dumai – Pekanbaru dapat ditempuh selama dua setengah jam. ”Sampai lebih cepat, kita pun tidak perlu mengisi BBM lagi di Jalan. Jadi, duit untuk beli BBM itu dipergunakan buat bayar jalan tol,” kata Eva.
seraya menambahkan kenaikan tarif jalan tol boleh dikatakan belum begitu memberatkan lantaran ada plus minus itu.
Selain itu, Miswanto, warga Jalan Sultan Hasanuddin menjelaskan, kenaikan tarif tol Dumai – Pekanbaru boleh dikatakan lumayan tinggi. Sehingga bisa memberatkan sebagian masyarakat. ”Itulah kenyataan. Tarifnya terlalu memberatkan,” kata Miswanto.
Hanya saja, tambah Miswanto, di sisi lain, Tol Dumai-Pekanbaru itu sebenarnya jalan alternatif. ”Artinya, mau cepat sampai lewat jalan tol dan bayar tarifnya. Kalau mau santai, ya lewat jalan biasa saja,” kata Miswanto seraya menambahkan kalau pakai jalan lama tidak dikenakan tarif.
Hal senada juga disampaikan Eko Susilo berusia (51) warga Jaya Mukti. Menurutnya kenaikan tarif tol boleh dikatakan memberatkan. ”Tapi sifatnya kan tidak lama. Artinya, waktu pertama saja nilai memberatkan. Tapi seiring dengan waktu berjalan, tarif tol yang segitu itu sudah dianggap biasa saja,” kata Eko.(***)
.Laporan Syahri Ramlan, Dumai