TOKYO (RIAUPOS.CO) – ’’LEBIH dari 40 jam telah berlalu. Ini berpacu dengan waktu, saya merasa kita berada pada momen kritis.’’ Kekhawatiran itu diucapkan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida kepada awak media, Rabu (3/1). Itu karena masih banyak korban gempa yang terjebak di balik reruntuhan. Mereka menunggu untuk diselamatkan.
Hingga kemarin, total ada 65 orang yang dipastikan kehilangan nyawa akibat gempa 7,5 magnitudo yang melanda wilayah Noto, Prefektur Ishikawa pada tahun baru.
Para ahli menyatakan bahwa 72 jam pertama adalah momen krusial penyelamatan korban bencana. Ini karena, prospek kelangsungan hidup akan berkurang setelahnya. Namun situasi di lapangan menjadi kendala. Suhu udara yang dingin, kebakaran yang masih terus terjadi di berbagai titik, jalan yang terputus serta gempa susulan yang terus terjadi menjadi hambatan regu penyelamat.
Kemarin, gempa susulan berkekuatan 4,9 magnitudo mengguncang prefektur Ishikawa dan daerah sekitarnya. Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi memperingatkan masyarakat untuk waspada terhadap gempa bumi yang lebih besar lagi dengan intensitas hingga 7 magnitudo pekan depan.
Otoritas Jepang mengerahkan sekitar 3 ribu penyelamat untuk mencapai Semenanjung Noto. Survei helikopter menunjukkan banyak kebakaran dan kerusakan luas pada bangunan dan infrastruktur di wilayah tersebut. Kota Wajima yang terletak di ujung utara Noto terputus dari jalur darat.
’’Di kota pesisir Suzu, prefektur Ishikawa sekitar 90 persen rumah di kota itu hancur seluruhnya atau hampir seluruhnya,’’ ujar Wali Kota Suzu Masushiro Izumiya kepada Kyodo News. Militer Jepang telah membagikan logistik berupa makanan, air dan selimut bagi penduduk yang mengungsi. Pemerintah mengatakan bahwa 57.360 orang harus dievakuasi.
Gambar-gambar satelit yang dirilis oleh Maxar juga menunjukkan betapa besarnya kerusakan akibat gempa tersebut. Ia menunjukkan kondisi perahu-perahu yang terbalik, bangunan hancur, dan retakan raksasa di jalanan.
Di beberapa lokasi, tanah bergeser cukup ekstrim. Ada yang naik lebih dari 4 meter, ada juga yang bergeser lebih dari 1 meter. Perubahan masif itu membuat awak pesawat ruang angkasa ALOS-2 milik Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang mengukur pergeseran tersebut. Mereka melaporkan bahwa jarak antara ALOS-2 dan tanah telah memendek.
Pada bagian lain, insiden tabrakan antara pesawat Japan Airlines (JAL) dengan pesawat milik penjaga pantai Jepang di Bandara Haneda Selasa (2/1) masih menjadi sorotan. Itu karena pesawat Airbus A350 dengan nomer penerbangan 516 tersebut terbakar hebat. Namun, 367 penumpang dan 12 awak pesawat berhasil dievakuasi dengan selamat.
Direktur keselamatan udara Ascend by Cirium Paul Hayes mengungkapkan, ketenangan kru pesawat dan tingkat kerja sama yang tinggi di antara para penumpang nampaknya menjadi salah satu kunci keberhasilan itu. ’’Awak kabin pasti telah melakukan tugasnya dengan sangat baik’’ puji Hayes.(sha/bay/esi)
Laporan JPG, Tokyo