Lewat perusahaan dan yayasan yang dia dirikan serta buku-buku yang dia tulis, Mooryati Soedibyo berkomitmen mencetak perempuan-perempuan bermartabat dan mempromosikan produk-produk lokal ke kancah internasional. Saat sakit mulai mendera di usia sepuhnya, dia tetap bersemangat sembuh dengan rutin fisioterapi serta les dansa.
Laporan SHAFA NADIA, Jakarta
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – ANGELINA Sondakh tak pernah bisa lupa perhatian yang diberikan Mooryati Soedibyo kepadanya. Mulai sekadar mengingatkan selempang yang miring sampai beragam ramuan untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.
”Masker bengkuang itu tidak ada tandingannya dan saya gunakan sampai sekarang untuk perawatan wajah. Menggunakan minyak kemiri, cem-ceman, beras kencur, itu semua saya dapat dari Bu Moor dan saya nggak akan lupa,” papar Angie, sapaan akrab Puteri Indonesia 2001 itu.
Empu Jamu, demikian Museum Rekor Dunia pernah memberikan gelar kepada Mooryati, juga pernah mengizinkan Angie tinggal sementara di kediamannya saat awal ”menjabat” Puteri Indonesia 2001. Mengingat saat itu mantan anggota DPR tersebut masih menetap di kota asalnya di Manado, Sulawesi Utara. Karena itu, begitu mendengar kabar kepergian presiden direktur Mustika Ratu dan wakil ketua II MPR 2004–2009 tersebut, Rabu (24/4) pagi, Angie sangat terpukul. ”Saya bersaksi bahwa beliau orang yang baik,” katanya.
Mooryati meninggal dunia dalam usia 96 tahun kemarin dini hari pukul 01.00. Pendiri PT Mustika Ratu yang menduduki peringkat ke-7 dalam daftar 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia tahun 2007 versi Globe Asia tersebut mengalami infeksi di organ dalam tubuhnya. ”Seperti mag atau saluran kemih,” ucap Putri Kuswisnu Wardani, putrinya, saat ditemui di rumah duka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, kemarin.
Anak kedua Mooryati dan Soedibyo Purbo Hadiningrat itu menjelaskan, sakit tersebut telah diidap sang ibunda sejak dua tahun terakhir. Faktor usia disebut sebagai penyebab penyakit tersebut muncul.
Walau sejatinya penyakit itu tergolong ringan, tapi tidak bagi orang-orang di usia senja. ”Sering keluar masuk rumah sakit. Mungkin karena beliau sempat kena Covid-19 juga, jadi kondisinya menurun,” ucap anggota Dewan Pertimbangan Presiden tersebut.
Kendati demikian, tambah Presiden Komisaris PT Mustika Ratu Tbk 2011–2020 itu, semangat perjuangan sang bunda untuk sembuh masih tinggi. ”Sehari-hari masih fisioterapi dan les dansa, tapi masih kerap mengalami infeksi juga,” kata Putri.
Kondisi perempuan kelahiran 5 Januari 1928 yang kian melemah akibat faktor usia membuat pihak keluarga memutuskan untuk membatasi pertemuan dengan orang lain. Itu pun berdasar saran dari dokter.
Selama beberapa tahun terakhir, tepatnya sejak pandemi melanda, Mooryati yang dicatat Museum Rekor Dunia sebagai peraih gelar doktor tertua di Indonesia itu pun hanya menghabiskan waktu hanya bersama anak, cucu, serta cicit. ”Empat tahun terakhir ini kami selalu bersama. Menikmati waktu berkumpul, bercerita, ngobrol macam-macam yang simpel,” ungkap Putri.
Mooryati dimakamkan secara militer di pemakaman keluarga di Taman Pembibitan Tradisional Mustika Ratu, Desa Tapos, Ciawi, Jawa Barat, kemarin. Di samping makam almarhum suaminya, Soedibyo Purbo Hadiningrat, dan di atas tanah yang mereka beli puluhan tahun silam.
Semasa hidupnya, Mooryati punya pengaruh besar di sejumlah sektor. Bukan cuma bisnis, tapi juga dunia modeling. Berkat Yayasan Puteri Indonesia (YPI) yang didirikannya pada 8 Maret 1922, nama Indonesia makin diperhitungkan di bidang kontes kecantikan.
Tepatnya setelah Mooryati berhasil memegang lisensi Miss Universe sejak 1992. Menurut Mega Angkasa, Corporate PR dan Promotion Manager PT Mustika Ratu, Mooryati tidak hanya memperluas peluang bisnisnya lewat YPI. Tapi juga ingin mencetak perempuan-perempuan bermartabat asal Indonesia dan mempromosikan produk-produk lokal ke kancah internasional.
Kepeduliannya pada pemberdayaan perempuan, kata Mega, sangat tinggi. ”Puteri Indonesia telah menghasilkan putri-putri yang sangat pintar dengan mengedepankan brain, beauty, dan behavior yang dapat merepresentasikan Indonesia di mata dunia,” terangnya.
Sederet penghargaan bergengsi pun pernah diraih Mooryati. Belum lama ini, misalnya, Mooryati menerima penghargaan dari Ibu Negara Thailand Pakpilai Thaivisin atas dedikasinya di industri spa & wellness. Dan, mengedepankan asupan dari bahan-bahan herbal asli Indonesia untuk merawat tubuh serta kecantikan.
”Ibu konsisten dengan hasil-hasil pengabdiannya terhadap perempuan Indonesia. Tentunya dengan beauty pageant dan jamunya juga,” ujar Mega.
Mooryati juga menghasilkan delapan karya tulis berupa buku. Di antaranya Seni Ngadi Saliro dan Ngadi Busono (1978), Alam Sumber Kesehatan (1998), Pengantin Indonesia (2000), dan Busana Keraton Surakarta Hadiningrat (2003).
Sederet tamu penting turut melayat ke rumah duka. Di antaranya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Jokowi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, serta mantan Panglima TNI Wiranto. Tampak pula Annisa Pohan (istri Menteri Agraria dan Tata Ruang Agus Harimurti Yudhoyono), aktris Christine Hakim, serta Puteri Indonesia 2004 Artika Sari Devi. ”Tidak ada (permintaan khusus, red). Almarhumah sudah merasa senang mengajarkan anak dan cucunya yang sekarang sudah dewasa. Jadi, beliau sangat menikmati masa tuanya,” ujar Putri.(c9/ttg/jpg)