JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Setiap pernikahan pasti memiliki tantangan yang harus dijalani masing-masing pasangan. Ketika konflik semakin meruncing, tak jarang pasangan langsung mengeluarkan sisi egoisnya, kemudian masalah semakin membesar. Ujung-ujungnya, pisah ranjang, pisah rumah, hingga bercerai.
Editor dan Pakar Hubungan Michelle Horton menjelaskan untuk memecahkan masalah memang ada beberapa cara untuk menyelesaikannya. Salah satunya dibutuhkan rasa introspeksi dan kesadaran masing-masing pihak. Dilansir dari YourTango, Jumat (11/9), sedikitnya ada 3 cara yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan pernikahan dari perceraian. Selain cinta, memang harus ada rasa saling mengalah di antara pasangan.
1. Jangan pernah berubah
Jika pasangan bisa tetap seperti apa adanya dengan perspektif dan tujuan bersama yang disepakati, maka hubungan bisa langgeng selamanya. Sifat umumnya akan bertahan sampai kapanpun. Tapi ketika orang yang kita cintai di usia 25 tahun bukanlah orang yang sama dengan yang kita cintai di usia 40.
Maka tak jarang, saat pertengkaran terjadi, pasangan pasti mengeluarkan kalimat ‘Kamu sudah berubah’. Karena terkadang kita tumbuh dengan cara yang berbeda. Sementara pernikahan yang tahan lama umumnya berlangsung dengan indah. Maka tetaplah konsisten seperti sejak awal niat sebelum menikah.
2. Memiliki kendali atas pikiran dan hati pasangan
Janji pernikahan yang sakral tidak meniadakan fakta bahwa kita menikahi manusia biasa. Manusia yang memiliki trauma masa lalu, biasanya lebih rentan. Padahal dibutuhkan dua orang agar pernikahan tetap berjalan.
Jadi letakkan beban berat itu dan pahami hati dan perasaan pasangan. Cegahlah sebelum semuanya terlambat. Ketahui segala sinyal ketika pasangan sudah mulai tak cocok agar bisa diperbaiki. Jangan biarkan pasangan pergi.
3. Jangan bercerai, apapun yang terjadi
Ada bukti bahwa hubungan yang paling datar pun dapat diremajakan dengan koneksi dan pemahaman yang lebih kuat daripada sebelumnya. Pernikahan secara praktis memastikan bahwa, kita akan melewati masa-masa gelap dan sulit bersama-sama. Pasangan harus kuat tumbuh melalui penderitaan dan harus bisa dilaksanakan bersama.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman