JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Cara mudah dan sederhana untuk mengurangi stres ternyata cukup dengan berpelukan. Sebuah penelitian mengungkapkan berpelukan dengan pasangan ampuh untuk mengurangi hormon stres.
Akademisi di Jerman telah menemukan bahwa memeluk pasangan ampuh mengurangi tingkat stres karena melepaskan jumlah oksitosin yang lebih tinggi ke dalam tubuh. Hormon yang muncul saat berpelukan dikenal sebagai hormon cinta.
“Oksitosin mencegah peningkatan tingkat stres dengan mencegah produksi kortisol,” tulis laporan penelitian itu seperti dilansir dari Diabetes.co.uk.
Selama penelitian, para ilmuwan dari Ruhr University Bochum memeriksa tingkat stres pada 76 pasangan antara usia 19 dan 32 tahun. Peneliti menilai tekanan darah, kadar kortisol, dan keadaan emosional mereka.
Setiap peserta mengambil bagian dalam tes yang dirancang untuk meningkatkan tingkat stres. Sebagai bagian dari tes, mereka harus memasukkan tangan mereka ke dalam es selama tiga menit sambil melihat ke kamera.
Pelukan Selama 20 Detik
Sebelum tes, 50 persen pasangan disuruh berpelukan selama 20 detik, sementara separuh lainnya diinstruksikan untuk menghindari kontak dengan pasangan mereka. Para peneliti menemukan bahwa kadar kortisol lebih rendah di antara peserta perempuan yang memeluk pasangannya sebelum tes dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Selain itu, temuan menunjukkan bahwa berpelukan tidak mengurangi tingkat stres pria. Menurut para akademisi, kadar oksitosin pada pria lebih rendah setelah mereka memeluk pasangannya, yang berarti tidak mampu mengurangi tingkat stres mereka.
“Pelukan timbal balik mungkin menimbulkan tingkat kesenangan yang dirasakan lebih tinggi. Dan tingkat pelepasan oksitosin lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan pria,” kata peneliti.
Temuan menunjukkan bahwa tekanan darah dan keadaan emosional seseorang tidak mengurangi tingkat stres. Para peneliti sekarang mendorong penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah memeluk seorang teman dapat mengurangi tingkat stres. Studi ini diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Cara mudah dan sederhana untuk mengurangi stres ternyata cukup dengan berpelukan. Sebuah penelitian mengungkapkan berpelukan dengan pasangan ampuh untuk mengurangi hormon stres.
Akademisi di Jerman telah menemukan bahwa memeluk pasangan ampuh mengurangi tingkat stres karena melepaskan jumlah oksitosin yang lebih tinggi ke dalam tubuh. Hormon yang muncul saat berpelukan dikenal sebagai hormon cinta.
- Advertisement -
“Oksitosin mencegah peningkatan tingkat stres dengan mencegah produksi kortisol,” tulis laporan penelitian itu seperti dilansir dari Diabetes.co.uk.
Selama penelitian, para ilmuwan dari Ruhr University Bochum memeriksa tingkat stres pada 76 pasangan antara usia 19 dan 32 tahun. Peneliti menilai tekanan darah, kadar kortisol, dan keadaan emosional mereka.
- Advertisement -
Setiap peserta mengambil bagian dalam tes yang dirancang untuk meningkatkan tingkat stres. Sebagai bagian dari tes, mereka harus memasukkan tangan mereka ke dalam es selama tiga menit sambil melihat ke kamera.
Pelukan Selama 20 Detik
Sebelum tes, 50 persen pasangan disuruh berpelukan selama 20 detik, sementara separuh lainnya diinstruksikan untuk menghindari kontak dengan pasangan mereka. Para peneliti menemukan bahwa kadar kortisol lebih rendah di antara peserta perempuan yang memeluk pasangannya sebelum tes dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Selain itu, temuan menunjukkan bahwa berpelukan tidak mengurangi tingkat stres pria. Menurut para akademisi, kadar oksitosin pada pria lebih rendah setelah mereka memeluk pasangannya, yang berarti tidak mampu mengurangi tingkat stres mereka.
“Pelukan timbal balik mungkin menimbulkan tingkat kesenangan yang dirasakan lebih tinggi. Dan tingkat pelepasan oksitosin lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan pria,” kata peneliti.
Temuan menunjukkan bahwa tekanan darah dan keadaan emosional seseorang tidak mengurangi tingkat stres. Para peneliti sekarang mendorong penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah memeluk seorang teman dapat mengurangi tingkat stres. Studi ini diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman