Siak Satu dari Tujuh Titik Pelayaran KRI Dewaruci

Penampilan 29 Laskar Rempah yang berasal dari 38 provinsi se-Indonesia, dengan ragam tarian tradisional nusantara, dan Reog Ponorogo, pencak silat oleh personel TNI Angkatan Laut yang merupakan awak KRI Dewaruci, serta dilengkapi penampilan Riau Rhythm begitu memukau.

Laporan MONANG LUBIS, Siak

Penampilan itu merupakan rangkaian kunjungan bersinergi bersama Pemkab Siak dalam gelaran Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud), diwakili Pamong Budaya Ahli Utama Siswanto dan rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024, melakukan kunjungan ke Kabupaten Siak. Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 ini, selain dihadiri langsung Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia yang diwakili Pamong Budaya Ahli Utama Siswanto, ada juga Koordinator Program Muhibah Budaya Jalur Rempah, Kemdikbud Ristek RI Yusnawati, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV Riau dan Kepulauan Riau Jumhari, Komandan KRI Dewaruci Rhony Lutviadhany, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Yoserizal Zen, Dandim 0322 Siak Riyanto Budi Nugroho, Kapolres Siak AKBP Asep Sujarwadi, tokoh dan para budayawan serta tamu undangan lainnya.

- Advertisement -

Kehadiran rombongan Budaya Jalur Rempah di Siak, disambut Wakil Bupati Siak Husni Merza didampingi Sekda Siak Arfan Usman, Dandim 0322 Siak Riyanto Budi Nugroho, di Lapangan Siak Bermadah Kota Siak.

Kegiatan itu diawali dengan makan malam bersama, sambil menikmati keindahan Istana Siak dan Kota Siak di malam hari.

- Advertisement -

Dikatakan Pamong Budaya Ahli Utama Siswanto, Muhibah Budaya Jalur Rempah ini, kerja sama antara Kemendikbud Ristek RI, khususnya Dirjen Kebudayaan bersama TNI Angkatan Laut.

“Muhibah Budaya Jakur Rempah ini, memiliki beberapa tujuan, pertama, penguatan eksposur yaitu literasi tentang publikasi yang bertemakan tentang jalur rempah dan konektivitas budaya Melayu, utamanya adalah budaya bahari kawasan negeri melayu,” kata Siswanto di Siak, Senin (17/6) malam.

Siswanto menjelaskan tujuan kedua yakni aktvfitas ekosistem yaitu preservasi (Pemeliharaan) lingkungan budaya dan bahari terutama masyarakat nelayan setempat, di mana KRI Dewaruci bersandar. Ketiga yakni aktivasi cagar budaya dan warisan budaya tak benda, serta objek pemajuan kebudayaan lainnya.

“Dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah ini, kami selalu bekerja sama dan bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat serta pemerintah daerah di mana kami berlabuh ataupun singgah,” jelasnya.

Selain menampilkan kesenian juga mengedukasi masyarakat sungai dan laut yang memiliki sejarah jalur rempah yang penting pada masanya, termasuk dalam membangun pelestarian dan kemajuan kebudayaan.

Siswanto mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Siak yang bersedia menyambut kehadiran para peserta jalur rempah dengan segala fasilitas yang telah diberikan.

Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2024, mengangkat khazanah budaya bertema “Jalur Rempah dan Konektivitas Budaya: Arung Melayu.”

Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2024, akan berlayar menelusuri jalur perdagangan rempah di kawasan barat nusantara bersama KRI Dewaruci, dengan membawa 153 orang yang terbagi atas laskar rempah, pewarta, fotografer, penggiat film, peneliti dan rombongan lainnya.

“Pelayaran kami menggunakan KRI Dewaruci ini akan menelusuri tujuh titik di antaranya Jakarta, Belitung Timur, Dumai, Siak, Sabang, Melaka, Tanjung Uban dan Lampung,” terangnya.

Wakil Bupati Siak Husni Merza mengucapkan terima kasih dan selamat datang kepada rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024, di Kota Siak Negeri Istana.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Siak, kami mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi setinggi-tinggi dengan dilaksanakan kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024,” ucap Wabup Husni.

Wabup Husni menjelaskan, sejarah mencatat sekitar Abad 17-18 Sungai Siak atau dikenal dengan  Sungai Jantan, merupakan jalur niaga terpenting, untuk menembus belantara Sumatera yang kaya akan hasil alamnya, seperti gaharu, batu geliga dan kapur barus. Memang dalam wacana besar Jalur Rempah, keberadaan sungai ini sering diabaikan karena orang cenderung melihat Selat Melaka sebagai jalur yang seolah berdiri tunggal.

“Padahal Sungai Siak ini merupakan jalur penting di mana Johor, Belanda dan Pagaruyung saling berebut peran dan pengaruh, karena kekayaan alamnya berikut aktivitas niaga yang tumbuh di sepanjang tepiannya,” terangnya.

Hal itu juga didukung dengan kedalaman dan lebar sungai yang ideal sebagai jalur perdagangan utama pada abad-abad lampau di kawasan Sumatera Timur.

Wabup meminta kepada seluruh peserta jalur rempah, agar membantu mempromosikan Kebudayaan, bangunan maupun situs sejarah, cagar budaya, kebudayaan, pariwisata kabupaten Siak dan lainnya melalui akun Media Sosial masing-masing.

“Saya mendapatkan informasi, bahwa salah satu kualifikasi dari peserta Jalur Rempah adalah follower di media sosialnya memiliki jumlah yang memadai, oleh karena saya berharap dan meminta kepada para peserta untuk membantu mempromosikan apa yang ada di Kabupaten Siak, seperti budaya, bangunan sejarah, pariwisata dan lain sebagainya,” ucapnya.

Apa lagi, Siak memiliki salah satu benda di Istana Matahari Timur yakni Komet atau alat pemutar musik, hanya ada dua di dunia yakni di Siak dan di Jerman. Dan yang masih bisa berfungsi hanya yang berada di Istana Siak.***






Reporter: Monang Lubis

Penampilan 29 Laskar Rempah yang berasal dari 38 provinsi se-Indonesia, dengan ragam tarian tradisional nusantara, dan Reog Ponorogo, pencak silat oleh personel TNI Angkatan Laut yang merupakan awak KRI Dewaruci, serta dilengkapi penampilan Riau Rhythm begitu memukau.

Laporan MONANG LUBIS, Siak

Penampilan itu merupakan rangkaian kunjungan bersinergi bersama Pemkab Siak dalam gelaran Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud), diwakili Pamong Budaya Ahli Utama Siswanto dan rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024, melakukan kunjungan ke Kabupaten Siak. Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 ini, selain dihadiri langsung Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia yang diwakili Pamong Budaya Ahli Utama Siswanto, ada juga Koordinator Program Muhibah Budaya Jalur Rempah, Kemdikbud Ristek RI Yusnawati, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV Riau dan Kepulauan Riau Jumhari, Komandan KRI Dewaruci Rhony Lutviadhany, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Yoserizal Zen, Dandim 0322 Siak Riyanto Budi Nugroho, Kapolres Siak AKBP Asep Sujarwadi, tokoh dan para budayawan serta tamu undangan lainnya.

Kehadiran rombongan Budaya Jalur Rempah di Siak, disambut Wakil Bupati Siak Husni Merza didampingi Sekda Siak Arfan Usman, Dandim 0322 Siak Riyanto Budi Nugroho, di Lapangan Siak Bermadah Kota Siak.

Kegiatan itu diawali dengan makan malam bersama, sambil menikmati keindahan Istana Siak dan Kota Siak di malam hari.

Dikatakan Pamong Budaya Ahli Utama Siswanto, Muhibah Budaya Jalur Rempah ini, kerja sama antara Kemendikbud Ristek RI, khususnya Dirjen Kebudayaan bersama TNI Angkatan Laut.

“Muhibah Budaya Jakur Rempah ini, memiliki beberapa tujuan, pertama, penguatan eksposur yaitu literasi tentang publikasi yang bertemakan tentang jalur rempah dan konektivitas budaya Melayu, utamanya adalah budaya bahari kawasan negeri melayu,” kata Siswanto di Siak, Senin (17/6) malam.

Siswanto menjelaskan tujuan kedua yakni aktvfitas ekosistem yaitu preservasi (Pemeliharaan) lingkungan budaya dan bahari terutama masyarakat nelayan setempat, di mana KRI Dewaruci bersandar. Ketiga yakni aktivasi cagar budaya dan warisan budaya tak benda, serta objek pemajuan kebudayaan lainnya.

“Dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah ini, kami selalu bekerja sama dan bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat serta pemerintah daerah di mana kami berlabuh ataupun singgah,” jelasnya.

Selain menampilkan kesenian juga mengedukasi masyarakat sungai dan laut yang memiliki sejarah jalur rempah yang penting pada masanya, termasuk dalam membangun pelestarian dan kemajuan kebudayaan.

Siswanto mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Siak yang bersedia menyambut kehadiran para peserta jalur rempah dengan segala fasilitas yang telah diberikan.

Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2024, mengangkat khazanah budaya bertema “Jalur Rempah dan Konektivitas Budaya: Arung Melayu.”

Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2024, akan berlayar menelusuri jalur perdagangan rempah di kawasan barat nusantara bersama KRI Dewaruci, dengan membawa 153 orang yang terbagi atas laskar rempah, pewarta, fotografer, penggiat film, peneliti dan rombongan lainnya.

“Pelayaran kami menggunakan KRI Dewaruci ini akan menelusuri tujuh titik di antaranya Jakarta, Belitung Timur, Dumai, Siak, Sabang, Melaka, Tanjung Uban dan Lampung,” terangnya.

Wakil Bupati Siak Husni Merza mengucapkan terima kasih dan selamat datang kepada rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024, di Kota Siak Negeri Istana.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Siak, kami mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi setinggi-tinggi dengan dilaksanakan kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024,” ucap Wabup Husni.

Wabup Husni menjelaskan, sejarah mencatat sekitar Abad 17-18 Sungai Siak atau dikenal dengan  Sungai Jantan, merupakan jalur niaga terpenting, untuk menembus belantara Sumatera yang kaya akan hasil alamnya, seperti gaharu, batu geliga dan kapur barus. Memang dalam wacana besar Jalur Rempah, keberadaan sungai ini sering diabaikan karena orang cenderung melihat Selat Melaka sebagai jalur yang seolah berdiri tunggal.

“Padahal Sungai Siak ini merupakan jalur penting di mana Johor, Belanda dan Pagaruyung saling berebut peran dan pengaruh, karena kekayaan alamnya berikut aktivitas niaga yang tumbuh di sepanjang tepiannya,” terangnya.

Hal itu juga didukung dengan kedalaman dan lebar sungai yang ideal sebagai jalur perdagangan utama pada abad-abad lampau di kawasan Sumatera Timur.

Wabup meminta kepada seluruh peserta jalur rempah, agar membantu mempromosikan Kebudayaan, bangunan maupun situs sejarah, cagar budaya, kebudayaan, pariwisata kabupaten Siak dan lainnya melalui akun Media Sosial masing-masing.

“Saya mendapatkan informasi, bahwa salah satu kualifikasi dari peserta Jalur Rempah adalah follower di media sosialnya memiliki jumlah yang memadai, oleh karena saya berharap dan meminta kepada para peserta untuk membantu mempromosikan apa yang ada di Kabupaten Siak, seperti budaya, bangunan sejarah, pariwisata dan lain sebagainya,” ucapnya.

Apa lagi, Siak memiliki salah satu benda di Istana Matahari Timur yakni Komet atau alat pemutar musik, hanya ada dua di dunia yakni di Siak dan di Jerman. Dan yang masih bisa berfungsi hanya yang berada di Istana Siak.***






Reporter: Monang Lubis
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya