JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Harga minyak dunia makin anjlok karena kebijakan lockdown di beberapa negara akibat virus korona yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan. Pandemik ini menekan permintaan bahan bakar yang akan berpengaruh para permintaan minyak.
Mengutip laman Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent, acuan internasional, ditutup menyusut 2,17 dolar AS atau 8,7 persen, menjadi 22,76dolar AS per barel. Angka tersebut merupakan penutupan terendah sejak November 2002. Sementara itu, acuan Amerika Serikat, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) anjlok 1,42 dolar AS, atau 6,6 persen, menjadi 20,09 dolar AS per barel, penutupan terendah sejak Februari 2002.
Kebijakan lockdown karena Covid-19 diperkirakan menyebabkan penurunan permintaan bahan bakar di seluruh dunia sedikitnya 20 persen.
Namun, Arab Saudi dan Rusia akan membanjiri pasar dengan pasokan minyak bulan depan. Sebagai informasi, perang harga antara Arab Saudi dan Rusia meletus sejak awal bulan ini setelah runtuhnya kesepakatan tiga tahun untuk pembatasan pasokan antara Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan produsen lain yang dipimpin Moskow.
Hingga saat ini, negosiasi antara kedua belah pihak dan Amerika Serikat belum mengubah outlook tersebut. Senin (30/3), Arab Saudi mengatakan rencana untuk meningkatkan ekspor minyak menjadi 10,6 juta barel per hari mulai Mei.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Harga minyak dunia makin anjlok karena kebijakan lockdown di beberapa negara akibat virus korona yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan. Pandemik ini menekan permintaan bahan bakar yang akan berpengaruh para permintaan minyak.
Mengutip laman Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent, acuan internasional, ditutup menyusut 2,17 dolar AS atau 8,7 persen, menjadi 22,76dolar AS per barel. Angka tersebut merupakan penutupan terendah sejak November 2002. Sementara itu, acuan Amerika Serikat, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) anjlok 1,42 dolar AS, atau 6,6 persen, menjadi 20,09 dolar AS per barel, penutupan terendah sejak Februari 2002.
- Advertisement -
Kebijakan lockdown karena Covid-19 diperkirakan menyebabkan penurunan permintaan bahan bakar di seluruh dunia sedikitnya 20 persen.
Namun, Arab Saudi dan Rusia akan membanjiri pasar dengan pasokan minyak bulan depan. Sebagai informasi, perang harga antara Arab Saudi dan Rusia meletus sejak awal bulan ini setelah runtuhnya kesepakatan tiga tahun untuk pembatasan pasokan antara Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan produsen lain yang dipimpin Moskow.
- Advertisement -
Hingga saat ini, negosiasi antara kedua belah pihak dan Amerika Serikat belum mengubah outlook tersebut. Senin (30/3), Arab Saudi mengatakan rencana untuk meningkatkan ekspor minyak menjadi 10,6 juta barel per hari mulai Mei.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman