- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.COM) – Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin sempit pergerakannya karena sentimen global. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) saat ini posisi rupiah berada di level 14.653.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Atiston Tjandra mengatakan, sentimen rupiah berasal dari tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS masih dalam tekanan turun di kisaran 0,58 persen yang mengindikasikan kekhawatiran pasar. "Hal itu membuat minat terhadap aset aman dolar AS masih tinggi," ujarnya dalam pesan singkatnya, Kamis (30/7).
- Advertisement -
Tapi di sisi lain, lanjutnya, sikap Bank Sentral AS yang masih akan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar dan stimulus dalam jangka waktu yang lebih lama mendukung penguatan aset-aset berisiko. Seperti diketahui, pada akhir pertemuan kebijakan dua hari, kemarin, the Fed mengatakan akan mempertahankan kisaran target suku bunga sampai yakin ekonomi telah melewati pandemi Covid-19 dan berada di jalur untuk target lapangan kerja dan stabilitas harga maksimal.
Chairman Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, hal itu karena lonjakan kasus virus Covid-19 di Amerika Serikat mulai membebani aktivitas ekonomi. Sehingga, pihaknya berjanji akan melakukan apapun selama dibutuhkan untuk membatasi kerusakan dan mendorong pertumbuhan.
"Dua sentimen yang bertolak belakang ini berpotensi membuat rupiah bergerak dalam kisaran sempit seperti kemarin dengan potensi di kisaran 14.450-14.600," tukasnya.
- Advertisement -
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.COM) – Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin sempit pergerakannya karena sentimen global. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) saat ini posisi rupiah berada di level 14.653.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Atiston Tjandra mengatakan, sentimen rupiah berasal dari tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS masih dalam tekanan turun di kisaran 0,58 persen yang mengindikasikan kekhawatiran pasar. "Hal itu membuat minat terhadap aset aman dolar AS masih tinggi," ujarnya dalam pesan singkatnya, Kamis (30/7).
- Advertisement -
Tapi di sisi lain, lanjutnya, sikap Bank Sentral AS yang masih akan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar dan stimulus dalam jangka waktu yang lebih lama mendukung penguatan aset-aset berisiko. Seperti diketahui, pada akhir pertemuan kebijakan dua hari, kemarin, the Fed mengatakan akan mempertahankan kisaran target suku bunga sampai yakin ekonomi telah melewati pandemi Covid-19 dan berada di jalur untuk target lapangan kerja dan stabilitas harga maksimal.
Chairman Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, hal itu karena lonjakan kasus virus Covid-19 di Amerika Serikat mulai membebani aktivitas ekonomi. Sehingga, pihaknya berjanji akan melakukan apapun selama dibutuhkan untuk membatasi kerusakan dan mendorong pertumbuhan.
- Advertisement -
"Dua sentimen yang bertolak belakang ini berpotensi membuat rupiah bergerak dalam kisaran sempit seperti kemarin dengan potensi di kisaran 14.450-14.600," tukasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi