(RIAUPOS.CO) – Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) meluncurkan Kredit Riau melawan Rentenir, atau Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR) di Balai Serindit, Gedung Daerah, Rabu (28/4). Kepala OJK Riau Yusri mengungkapkan, program ini merupakan ikhtiar untuk menyelamatkan masyarakat dari praktik rentenir yang menyusahkan.
“Setiap daerah di Riau ini juga ada program seperti ini. Jadi kami meyakini bahwa rentenir itu ada di mana-mana. Saya sudah ke mana-mana dan di mana-mana ada rentenir. Inilah ikhtiar kita bersama bagaimana melawan rentenir,” kata Kepala OJK Riau Yusri, Rabu (28/4).
Dijelaskan Yusri, rentenir menawarkan kepada masyarakat kecepatan dalam proses peminjaman. Menurutnya, hal ini memang diperlukan masyarakat, terutama untuk modal usaha, namun rentenir memberikan bunga yang sangat tinggi.
Masalah lain, tentu saja soal literasi keuangan masyarakat yang tentunya menjadi tugas bersama untuk diselesaikan, agar mereka mendapat pemahaman yang benar tentang kredit dan perbankan.
Yusri menambahkan, program lawan rentenir yang digalakkan akan menyesuaikan dengan keperluan masyarakat dalam hal penyaluran kredit. Perbankan yang sudah berkomitmen untuk melaksanakan program ini juga melakukan penyesuaian bagaimana penyaluran kredit untuk usaha kecil juga lebih mudah dan efektif.
“Jadi masyarakat nanti juga lebih mudah untuk ajukan kredit, bisa dua hari, sehari. Bahkan kalau dokumen-dokumennya sudah lengkap mungkin setengah hari pun sudah bisa selesai. Yang terpenting bagaimana kebutuhan pendanaan masyarakat bisa cepat terpenuhi,” jelas Yusri.
Dalam launching Program Riau Melawan Rentenir ini, juga mendapat dukungan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dalam kesempatan itu, BRI juga telah menyalurkan kredit supermikro kepada enam pelaku usaha mikro sebagai bentuk komitmen perbankan dalam program ini.
Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar mendorong, agar setiap perbankan di daerah sama-sama bergerak untuk memberikan keringanan kredit kepada pelaku usaha di daerah dalam upaya meminimalisir kebutuhan modal yang memanfaatkan jasa para rentenir.
Ia berharap, OJK dan perbankan di daerah bisa bergerak lebih cepat. “Pemprov Riau mendukung penuh program dari TPAKD dalam upaya meminimalisir pemanfaatan modal oleh masyarakat kepada rentenir,” tuturnya.
Menurut Syamsuar, salah satu upaya yang bisa dilakukan perbankan yakni dengan memperbanyak jaringan laku pandai hingga ke pelosok-pelosok daerah di Riau. Ia mengatakan, keterbatasan akses dan sulitnya persyaratan untuk mengajukan kredit yang selama ini dirasakan masyarakat menjadi pemicu bagi pelaku usaha mikro, kecil memanfaatkan jasa para rentenir.
Sedangkan beban bunga yang harus ditanggung sangat besar. “Saya sangat berharap jangan sehabis launching ini habis lah. Masyarakat harus tahu kalau kita punya program seperti ini supaya masyarakat tidak lagi memanfaatkan rentenir untuk pinjam uang,” tuturnya.(das)
Laporan MUJAWAROH ANNAFI, Pekanbaru