JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Memasuki ujung semester I tahun ini, pasar properti nasional mulai pulih. Berdasar hasil survei Bank Indonesia (BI), penjualan residensial tumbuh positif. Itulah yang terbaca pada hasil laporan triwulan I. Peningkatan terjadi di semua tipe rumah yang siap huni.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebutkan, penjualan properti residensial tumbuh 13,95 persen secara tahunan. Angka tersebut naik signifikan jika dibandingkan dengan triwulan terakhir tahun lalu yang terkontraksi. Tepatnya minus 20,59 persen.
Kontributor utama perbaikan kinerja penjualan properti adalah rumah tipe menengah dengan luas bangunan 90–300 meter persegi. "Tumbuh dari minus 24,13 persen pada triwulan IV 2020 menjadi 25,86 persen," terang Erwin, Kamis (27/5).
Dari sisi harga, lanjut dia, pertumbuhannya memang masih lambat. Indeks harga properti residensial (IHPR) BI mencatatkan pertumbuhan hanya 1,35 persen year-on-year (YoY). Angka itu lebih rendah daripada triwulan sebelumnya yang tercatat 1,43 persen YoY. Erwin memperkirakan tren penurunan masih berlanjut pada triwulan II tahun ini.
Sementara itu, CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menjelaskan total nilai penjualan rumah untuk kawasan Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) serta Banten mencapai Rp 1,25 triliun. Angka tersebut naik 7,2 persen ketimbang realisasi pada kuartal IV 2020. "Peningkatan ini terbatas untuk rumah siap huni. Pasar rumah inden sedikit tertahan," ungkap Ali.(han/c14/hep/jpg)
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Memasuki ujung semester I tahun ini, pasar properti nasional mulai pulih. Berdasar hasil survei Bank Indonesia (BI), penjualan residensial tumbuh positif. Itulah yang terbaca pada hasil laporan triwulan I. Peningkatan terjadi di semua tipe rumah yang siap huni.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebutkan, penjualan properti residensial tumbuh 13,95 persen secara tahunan. Angka tersebut naik signifikan jika dibandingkan dengan triwulan terakhir tahun lalu yang terkontraksi. Tepatnya minus 20,59 persen.
- Advertisement -
Kontributor utama perbaikan kinerja penjualan properti adalah rumah tipe menengah dengan luas bangunan 90–300 meter persegi. "Tumbuh dari minus 24,13 persen pada triwulan IV 2020 menjadi 25,86 persen," terang Erwin, Kamis (27/5).
Dari sisi harga, lanjut dia, pertumbuhannya memang masih lambat. Indeks harga properti residensial (IHPR) BI mencatatkan pertumbuhan hanya 1,35 persen year-on-year (YoY). Angka itu lebih rendah daripada triwulan sebelumnya yang tercatat 1,43 persen YoY. Erwin memperkirakan tren penurunan masih berlanjut pada triwulan II tahun ini.
- Advertisement -
Sementara itu, CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menjelaskan total nilai penjualan rumah untuk kawasan Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) serta Banten mencapai Rp 1,25 triliun. Angka tersebut naik 7,2 persen ketimbang realisasi pada kuartal IV 2020. "Peningkatan ini terbatas untuk rumah siap huni. Pasar rumah inden sedikit tertahan," ungkap Ali.(han/c14/hep/jpg)