JAKARTA (RIAUPOS.CO) – PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) merilis data catatan perdagangan pasar fisik timah murni batangan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Dalam data yang disampaikan kepada media, di tahun 2022 sampai dengan kuartal I KBI mencatat nilai transaksi pasar fisik timah murni batangan mencapai lebih dari Rp5,5 triliun.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi mengatakan, dari transaksi pasar fisik timah ekspor terjadi trasaksi sebanyak 1.640 lot dengan senilai USD 348,1 juta atau lebih dari Rp4,8 triliun. Sedangkan untuk pasar fisik timah dalam negeri, di tahun 2022 sampai dengan kuartal I telah terjadi transaksi sebanyak 953 Lot senilai Rp677,2 miliar.
"Pasar fisik timah murni batangan di Bursa Berjangka Jakarta terdiri dari 2 jenis, yaitu pasar fisik untuk ekspor serta pasar fisik untuk dalam negeri," ujar Fajar, Rabu (27/4/2022).
Perbedaan kedua jenis pasar fisik ini adalah dalam perhitungan lot transaksinya, yaitu untuk pasar fisik ekspor 1 lot sebanyak 5 ton, sedangkan untuk pasar timah dalam negeri 1 lot sebanyak 1 ton.
Ekosistem perdagangan timah di Bursa Berjangka Jakarta ini telah berjalan sejak pertengahan tahun 2019 untuk kegiatan ekspor. Sedangkan untuk perdagangan timah dalam negeri, mulai berjalan pada Maret 2021. Dalam ekosistem ini, KBI berperan sebagai Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi.
Fajar Wibhiyadi menjelaskan, sebagai lembaga kliring, tentunya tugas KBI adalah memastikan bahwa transaksi yang terjadi telah sesuai dengan regulasi yang ada. Adanya pasar fisik timah melalui bursa ini tentunya menjadi sesuatu yang positif bagi negara, dimana perdangan timah murni batangan menjadi lebih transparan dan dipantau oleh negara.
"Sebagai catatan, sepanjang tahun 2021 transaksi pasar fisik timah murni bantangan di Bursa Berjangka Jakarta yang dikliringkan di KBI tercatat sebanyak 10.977 lot dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp20,7 triliun," jelas Fajar.
Dari total transaksi yang tersebut, di pasar fisik timah murni batangan untuk ekspor mencapai 8.862 lot dengan nilai transaksi sebesar USD 1,4 miliar, atau sekitar Rp19,7 triliun. Sedangkan dari pasar fisik timah dalam negeri, sepanjang tahun 2021 (Maret-Desember) transaksi mencapai 2.115 lot dengan nilai transaksi sebesar Rp987 milliar.
Fajar Wibhiyadi menambahkan, perdagangan pasar fisik timah murni batangan melalui Bursa Berjangka ini tentunya akan memberikan nilai positif, baik terhadap ekonomi nasional maupun membangun posisi Indonesia sebagai penentu harga timah dunia. Indonesia yang memiliki cadangan timah terbesar kedua di dunia, tentunya harus memiliki peran sentral dalam pasar timah dunia. Ke depan, sebagai Lembaga Kliring, KBI akan terus mendorong para pelaku di sektor perdagangan timah ini, serta meningkatkan layanan prima bagi para pemangku kepentingan dalam ekosistem perdagangan timah ini.
"Terkait pasar fisik timah murni batangan, KBI juga telah mendapatkan ISO 9001 : 2015 tentang sistem manajemen mutu," tutup Fajar.
Laporan: Henni Elyati
Editor: Eka G Putra