Senin, 14 April 2025

Maskapai Terbesar Jepang Akan PHK 3.500 Karyawan 

TOKYO (RIAUPOS.CO) – Maskapai penerbangan utama Jepang, ANA Airline, berencana memangkas 3.500 karyawan selama tiga tahun ke depan. Operator maskapai terbesar di Jepang itu mengalami kerugian tahunan terbesar yang pernah terjadi karena krisis penerbangan akibat Covid-19.

Surat kabar harian nasional berbahasa Jepang, Yomiuri Shimbun melaporkan, pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah bagian dari restrukturisasi bisnis ANA. Perusahaan terpaksa memotong biaya tetap untuk mengantisipasi penurunan berkepanjangan dalam permintaan perjalanan udara.

ANA, yang memiliki total tenaga kerja hingga 43.500 karyawan berencana mencapai target PHK hingga Maret 2023. Perusahaan juga memfasilitasi program penempatan dan pembekuan perekrutan, di mana sebagian karyawan ditempatkan di perusahaan besar lain untuk sementara waktu.

Baca Juga:  PT Victory Internasional Futures Pekanbaru Berbagi Kasih di Panti Asuhan

“Sebagai tindakan jangka pendek, ANA sedang mempertimbangkan untuk mengirim sebagian tenaga kerjanya ke beberapa perusahaan lain untuk sementara, seperti ke Toyota Motor Corp,” tulis Yomiuri dikutip dari Reuters, Ahad (25/10/2020).

Kerugian membuat ANA terpaksa menjual 30 pesawat berbadan lebar yang mahal. Diperkirakan kerugian bersih mencapai 500 miliar yen (Rp70 triliun) untuk tahun fiskal ini hingga Maret 2021. ANA mengajukan pinjaman miliaran dolar dan bergantung pada program pariwisata pemerintah untuk mengatasi krisis penerbangan.

Bernasib sama, saingan lokal ANA, yakni Japan Airlines, diperkirakan akan mengalami kerugian operasional sekitar 85 miliar yen untuk kuartal Juli-September. Maskapai itu terperosok ke dalam krisis akibat penerbangan internasional yang anjlok hingga 97 persen pada kuartal tersebut.   

Baca Juga:  DPR Apresiasi Ikhtiar BI Perkuat UKM

Sumber: Yomiuri Shimbun/News/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

TOKYO (RIAUPOS.CO) – Maskapai penerbangan utama Jepang, ANA Airline, berencana memangkas 3.500 karyawan selama tiga tahun ke depan. Operator maskapai terbesar di Jepang itu mengalami kerugian tahunan terbesar yang pernah terjadi karena krisis penerbangan akibat Covid-19.

Surat kabar harian nasional berbahasa Jepang, Yomiuri Shimbun melaporkan, pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah bagian dari restrukturisasi bisnis ANA. Perusahaan terpaksa memotong biaya tetap untuk mengantisipasi penurunan berkepanjangan dalam permintaan perjalanan udara.

ANA, yang memiliki total tenaga kerja hingga 43.500 karyawan berencana mencapai target PHK hingga Maret 2023. Perusahaan juga memfasilitasi program penempatan dan pembekuan perekrutan, di mana sebagian karyawan ditempatkan di perusahaan besar lain untuk sementara waktu.

Baca Juga:  PLN Raih Penghargaan The Best State Owned Enterprise In Nation Building

“Sebagai tindakan jangka pendek, ANA sedang mempertimbangkan untuk mengirim sebagian tenaga kerjanya ke beberapa perusahaan lain untuk sementara, seperti ke Toyota Motor Corp,” tulis Yomiuri dikutip dari Reuters, Ahad (25/10/2020).

Kerugian membuat ANA terpaksa menjual 30 pesawat berbadan lebar yang mahal. Diperkirakan kerugian bersih mencapai 500 miliar yen (Rp70 triliun) untuk tahun fiskal ini hingga Maret 2021. ANA mengajukan pinjaman miliaran dolar dan bergantung pada program pariwisata pemerintah untuk mengatasi krisis penerbangan.

Bernasib sama, saingan lokal ANA, yakni Japan Airlines, diperkirakan akan mengalami kerugian operasional sekitar 85 miliar yen untuk kuartal Juli-September. Maskapai itu terperosok ke dalam krisis akibat penerbangan internasional yang anjlok hingga 97 persen pada kuartal tersebut.   

Baca Juga:  Menko Airlangga Ingatkan Petani Tangkap Peluang Pasar Ekspor

Sumber: Yomiuri Shimbun/News/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Maskapai Terbesar Jepang Akan PHK 3.500 Karyawan 

TOKYO (RIAUPOS.CO) – Maskapai penerbangan utama Jepang, ANA Airline, berencana memangkas 3.500 karyawan selama tiga tahun ke depan. Operator maskapai terbesar di Jepang itu mengalami kerugian tahunan terbesar yang pernah terjadi karena krisis penerbangan akibat Covid-19.

Surat kabar harian nasional berbahasa Jepang, Yomiuri Shimbun melaporkan, pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah bagian dari restrukturisasi bisnis ANA. Perusahaan terpaksa memotong biaya tetap untuk mengantisipasi penurunan berkepanjangan dalam permintaan perjalanan udara.

ANA, yang memiliki total tenaga kerja hingga 43.500 karyawan berencana mencapai target PHK hingga Maret 2023. Perusahaan juga memfasilitasi program penempatan dan pembekuan perekrutan, di mana sebagian karyawan ditempatkan di perusahaan besar lain untuk sementara waktu.

Baca Juga:  Timezone Play ‘N’ Learn Hadir di Pekanbaru

“Sebagai tindakan jangka pendek, ANA sedang mempertimbangkan untuk mengirim sebagian tenaga kerjanya ke beberapa perusahaan lain untuk sementara, seperti ke Toyota Motor Corp,” tulis Yomiuri dikutip dari Reuters, Ahad (25/10/2020).

Kerugian membuat ANA terpaksa menjual 30 pesawat berbadan lebar yang mahal. Diperkirakan kerugian bersih mencapai 500 miliar yen (Rp70 triliun) untuk tahun fiskal ini hingga Maret 2021. ANA mengajukan pinjaman miliaran dolar dan bergantung pada program pariwisata pemerintah untuk mengatasi krisis penerbangan.

Bernasib sama, saingan lokal ANA, yakni Japan Airlines, diperkirakan akan mengalami kerugian operasional sekitar 85 miliar yen untuk kuartal Juli-September. Maskapai itu terperosok ke dalam krisis akibat penerbangan internasional yang anjlok hingga 97 persen pada kuartal tersebut.   

Baca Juga:  Menko Airlangga Ingatkan Petani Tangkap Peluang Pasar Ekspor

Sumber: Yomiuri Shimbun/News/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

TOKYO (RIAUPOS.CO) – Maskapai penerbangan utama Jepang, ANA Airline, berencana memangkas 3.500 karyawan selama tiga tahun ke depan. Operator maskapai terbesar di Jepang itu mengalami kerugian tahunan terbesar yang pernah terjadi karena krisis penerbangan akibat Covid-19.

Surat kabar harian nasional berbahasa Jepang, Yomiuri Shimbun melaporkan, pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah bagian dari restrukturisasi bisnis ANA. Perusahaan terpaksa memotong biaya tetap untuk mengantisipasi penurunan berkepanjangan dalam permintaan perjalanan udara.

ANA, yang memiliki total tenaga kerja hingga 43.500 karyawan berencana mencapai target PHK hingga Maret 2023. Perusahaan juga memfasilitasi program penempatan dan pembekuan perekrutan, di mana sebagian karyawan ditempatkan di perusahaan besar lain untuk sementara waktu.

Baca Juga:  XL Axiata dan Vision+ Berkolaborasi Luncurkan Paket Bundling

“Sebagai tindakan jangka pendek, ANA sedang mempertimbangkan untuk mengirim sebagian tenaga kerjanya ke beberapa perusahaan lain untuk sementara, seperti ke Toyota Motor Corp,” tulis Yomiuri dikutip dari Reuters, Ahad (25/10/2020).

Kerugian membuat ANA terpaksa menjual 30 pesawat berbadan lebar yang mahal. Diperkirakan kerugian bersih mencapai 500 miliar yen (Rp70 triliun) untuk tahun fiskal ini hingga Maret 2021. ANA mengajukan pinjaman miliaran dolar dan bergantung pada program pariwisata pemerintah untuk mengatasi krisis penerbangan.

Bernasib sama, saingan lokal ANA, yakni Japan Airlines, diperkirakan akan mengalami kerugian operasional sekitar 85 miliar yen untuk kuartal Juli-September. Maskapai itu terperosok ke dalam krisis akibat penerbangan internasional yang anjlok hingga 97 persen pada kuartal tersebut.   

Baca Juga:  Timezone Play ‘N’ Learn Hadir di Pekanbaru

Sumber: Yomiuri Shimbun/News/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari