BOYOLALI (RIAUPOS.CO) – Bima 1.3, mobil bak terbuka buatan PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) menarik perhatian TNI AU. Spesifikasi mobil tersebut dinilai sesuai digunakan operasional pasukan di lapangan, terutama di landasan.
Sebab itu, TNI AU memborong sebanyak 35 unit Bima 1.3. Penandatanganan memorandum of understanding (MoU) oleh Ketua Umum Induk Koperasi Angkatan Udara (Inkopau) Marsekal Pertama TNI Nailul Humam dengan bagian marketing PT Esemka Regina di tempat produksi Esemka Desa Demangan, Kecamatan Sambi disaksikan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, kemarin (24/9).
Menurut KSAU, skadron yang bergerak di landasan sangat membutuhkan kendaraan operasional. Khususnya mobil bak terbuka untuk mengangkut beragam logistik yang dibutuhkan di bandara.
Beruntung, di dalam negeri ada produksi mobil yang dibutuhkan itu. Yakni pikap Bima 1.3 produksi PT Esemka. Pemilihan mobil tersebut sudah diperhitungkan secara matang.
“Kami melakukan kajian-kajian. Dan (spesifikasi Bima) sesuai dengan apa yang kita butuhkan untuk (operasional) di landasan,” ujar Yuyu.
Pembelian mobil produk PT Esemka tersebut, lanjutnya, sekaligus menyukseskan program pemerintah. “Kalau ada produksi dalam negeri, kenapa harus membeli ke luar negeri,” tegasnya.
Bima 1.3 dianggap memiliki nilai ekonomis tinggi. Yakni dibanderol Rp 95 juta per unit. Harga tersebut lebih murah dibandingkan mobil merek lain dengan spesifikasi serupa yang dipatok Rp 135 juta per unit.
“Saya kali ini membeli 35 mobil. Kalau membeli kompetitor yang sudah ternama, saya hanya mendapat 25 mobil,” jelas Marsekal TNI Yuyu.
Selain itu, ketersediaan suku cadang dan kelanjutan produksi mobil dijamin pemerintah. Puluhan pikap Bima 1.3 itu akan didistribusikan ke 21 skadron udara. Setelah Bima 1.3 dioperasikan di lapangan, TNI AU berancang-ancang kembali membeli produk Esemka.
Ditambahkan Marsekal TNI Yuyu, pembelian mobil Esemka ini dibiayai Koperasi AU, sehingga tak menggunakan anggaran rutin. “Koperasi berkontribusi terhadap bantuan kendaraan dinas. Membantu untuk operasional. Dalam sekian tahun terkumpulah uang. Inilah diwujudkan membantu keperluan dinas,” pungkas Yuyu.
Sumber: Jawapos.com
Editor: wws