Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Presiden Jokowi Bertemu Bank Dunia Bahas Lima Hal Penting

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pertemuan Presiden Jokowi dengan Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo A Chaves membahas lima poin penting terkait perekonomian Indonesia ke depan. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, usai pertemuan di Istana Merdeka, Selasa (25/6/2019), mengatakan, poin pertama harus ada penekanan mengenai pembangunan sumber daya manusia (SDM), khususnya di bidang pendidikan baik dasar maupun vokasi.

’’Kedua adalah membangun infrastruktur. Karena ternyata infrastruktur kita secara nilai infrastruktur per kapita jauh tertinggal dibanding negara-negara yang tergolong emerging market,’’ ungkap Bambang.

Dalam pandangan Bank Dunia, lanjut Bambang, Indonesia dibanding negara berkembang lain masih perlu membangun infrastruktur, terutama yang terkait dengan konektivitas dan infrastruktur dasar seperti air bersih, sanitasi maupun listrik.

Saran penting ketiga dari Bank Dunia adalah untuk menjaga keseimbangan sumber daya alam (SDA). Artinya, SDA harus bisa dimanfaatkan, tapi saat yang sama juga harus bisa menjaga kesinambungannya. Poin keempat, dari segi perpajakan Bank Dunia menyarankan agar pemerintah bisa meningkatkan penerimaan pajak. Tetapi dari segi pengeluaran bisa melakukan budget spending atau pengeluaran anggaran yang lebih tepat sasaran dan lebih efisien.

Baca Juga:  Naik Tajam, Harga TBS Kelapa Sawit Riau Hampir Tembus Rp4 Ribu Per Kg

Kelima terkait investasi. Bank Dunia menilali Indonesia perlu mendorong investasi yang lebih berorientasi kepada ekspor, dan yang bisa mendorong negara ini masuk ke dalam rantai perdagangan global.

’’Indonesia harus lebih aktif meningkatkan foreign direct investment. Karena ternyata FDI kita kalah jauh dibandingkan Vietnam misalkan, untuk negara sesama Asia Tenggara,’’ katanya. Masukan-masukan Bank Dunia tersebut nantinya akan ditampung pemerintah dan dimasukkan oleh Bappenas ke dalam RPJM 2020 – 2024.

Sementara itu, Chaves menyampaikan bahwa dalam pertemuan itu pihaknya melaporkan program kerja Bank Dunia di Indonesia selama satu tahun terakhir. Namun dia membantah saat ditanya soal penawaran pinjaman baru.

’’No, kami hanya mengulas pinjaman-pinjaman yang sudah diberikan selama satu tahun terakhir. Perbincangan yang kami miliki sangat informal. Kami masih perlu menunggu dan melihat dalam waktu ke depan untuk memastikan sejumlah hal,’’ jelasnya.(fat)

Sumber: JPNN.com
Editor: Fopin A Sinaga

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pertemuan Presiden Jokowi dengan Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo A Chaves membahas lima poin penting terkait perekonomian Indonesia ke depan. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, usai pertemuan di Istana Merdeka, Selasa (25/6/2019), mengatakan, poin pertama harus ada penekanan mengenai pembangunan sumber daya manusia (SDM), khususnya di bidang pendidikan baik dasar maupun vokasi.

’’Kedua adalah membangun infrastruktur. Karena ternyata infrastruktur kita secara nilai infrastruktur per kapita jauh tertinggal dibanding negara-negara yang tergolong emerging market,’’ ungkap Bambang.

- Advertisement -
Dalam pandangan Bank Dunia, lanjut Bambang, Indonesia dibanding negara berkembang lain masih perlu membangun infrastruktur, terutama yang terkait dengan konektivitas dan infrastruktur dasar seperti air bersih, sanitasi maupun listrik.

Saran penting ketiga dari Bank Dunia adalah untuk menjaga keseimbangan sumber daya alam (SDA). Artinya, SDA harus bisa dimanfaatkan, tapi saat yang sama juga harus bisa menjaga kesinambungannya. Poin keempat, dari segi perpajakan Bank Dunia menyarankan agar pemerintah bisa meningkatkan penerimaan pajak. Tetapi dari segi pengeluaran bisa melakukan budget spending atau pengeluaran anggaran yang lebih tepat sasaran dan lebih efisien.

Baca Juga:  Naik Tajam, Harga TBS Kelapa Sawit Riau Hampir Tembus Rp4 Ribu Per Kg

Kelima terkait investasi. Bank Dunia menilali Indonesia perlu mendorong investasi yang lebih berorientasi kepada ekspor, dan yang bisa mendorong negara ini masuk ke dalam rantai perdagangan global.

- Advertisement -

’’Indonesia harus lebih aktif meningkatkan foreign direct investment. Karena ternyata FDI kita kalah jauh dibandingkan Vietnam misalkan, untuk negara sesama Asia Tenggara,’’ katanya. Masukan-masukan Bank Dunia tersebut nantinya akan ditampung pemerintah dan dimasukkan oleh Bappenas ke dalam RPJM 2020 – 2024.

Sementara itu, Chaves menyampaikan bahwa dalam pertemuan itu pihaknya melaporkan program kerja Bank Dunia di Indonesia selama satu tahun terakhir. Namun dia membantah saat ditanya soal penawaran pinjaman baru.

’’No, kami hanya mengulas pinjaman-pinjaman yang sudah diberikan selama satu tahun terakhir. Perbincangan yang kami miliki sangat informal. Kami masih perlu menunggu dan melihat dalam waktu ke depan untuk memastikan sejumlah hal,’’ jelasnya.(fat)

Sumber: JPNN.com
Editor: Fopin A Sinaga
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari