PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit periode 24 Februari-2 Maret 2021 mengalami kenaikan pada setiap kelompok. Jumlah kenaikan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp68,43 per kilogram dari harga pekan lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu pekan ke depan naik menjadi Rp2.241,15 per kilogram.
Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulfadli melalui Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Defris Hatmaja mengatakan, kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan dan penurunan harga jual CPO dan kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.
"Untuk harga jual CPO, PT PTPN V mengalami kenaikan harga sebesar Rp412,40 per kilogram, PT Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp262,40 per kilogram, PT Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp356,00 per kilogram, PT Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp409,55 per kilogram, PT Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga sebesar Rp276,50 per kilogram dari harga pekan lalu," katanya.
Sedangkan untuk harga jual Kernel, PT Astra Agro Lestari Group mengalami penurunan harga sebesar Rp5,73 per kilogram, PT Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp6,00 per kilogram, PT Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga sebesar Rp37,50 per kilogram dari harga pekan lalu.
"Sementara dari faktor eksternal, naiknya harga TBS pekan ini karena harga kontrak futures (berjangka) CPO pengiriman Mei yang aktif diperjualbelikan di bursa Malaysia Derivatif Exchange menguat 1,93 persen dibanding posisi penutupan pekan lalu ke 3.590 ringgit Malaysia per ton. Kenaikan harga CPO menyusul menguatnya harga minyak mentah di bursa berjangka," jelasnya.
Setelah sempat tertekan akibat aksi ambil untung para trader, harga sawit lanjut menguat. CPO merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan biodiesel yang menjadi bahan bakar alternatif minyak.
"Kenaikan harga minyak mentah membuat penggunaan minyak nabati seperti CPO menjadi semakin menarik untuk produksi biodiesel seiring dengan semakin maraknya tren kebijakan bauran energi yang ramah lingkungan," jelasnya. (sol)