JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Harga logam mulia global melonjak lebih dari empat persen seiring dengan wacana kebijakan baru bank sentral Amerika Serikat (AS), the Federal Reserve (Fed), terkait kredit rumah tangga dan bisnis. Langkah the Fed ini merupakan upaya mengimbangi gejolak keuangan yang disebabkan wabah virus corona.
Mengutip laman Reuters, harga emas di pasar spot melejit 4,1 persen menjadi 1.559,55 dolar AS per ounce pada Selasa (24/3) dini hari. Sedangkan, emas berjangka AS ditutup melambung 5,5 persen menjadi 1.567,60 dolar AS per ounce.
Kepala Perdagangan Logam Mulia dan Dasar BMO Tai Wong mengatakan, pasar keuangan merespons secara instan, terlihat dari ekuitas dan emas yang harganya melonjak di belakang langkah the Fed. Namun, belum bisa dipastikan apakah optimisme tersebut akan bertahan lebih dari satu hari.
Sebagai informasi, salah satu inisiatif yang akan dilakukan the Fed yaitu melanjutkan program pembelian aset dalam jumlah yang dibutuhkan. Ini dilakukan guna mendukung kelancaran fungsi pasar dan transmisi kebijakan moneter yang efektif untuk memperkuat kondisi keuangan dan ekonomi.
Selain itu, akan ada program senilai 300 miliar dolar AS yang mendukung aliran kredit kepada pengusaha dan konsumen bisnis, serta dua fasilitas yang didirikan untuk memberikan kredit kepada pengusaha besar. Di sisi lain, The Fed akan membeli sekuritas yang didukung hipotek komersial sebagai bagian dari ekspansi pembelian asetnya, yang dikenal di pasar sebagai pelonggaran kuantitatif.
Sementara, logam mulia lainnya seperti perak melesat 4,9 persen menjadi 13,19 dolar AS per ounce, platinum melejit 3,8 persen menjadi 634,32 dolar AS per ounce, sedangkan palladium naik 1 persen menjadi 1.658,50 dolar AS per ounce. Harga logam mulia batangan Antam hari ini berada di level Rp919.000 per gram.
Angka tersebut naik Rp28.000 dari hari sebelumnya. Sedangkan, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini naik Rp 26.000 ke level Rp 836.000 per gram.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
