Kamis, 10 April 2025

Kejar Pertumbuhan 6 Persen di Kuartal IV 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah harus bekerja ekstra untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi (PE) tahun ini. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, untuk mengejar PE 4 persen di 2021, maka ada prasyarat yang harus dipenuhi. Salah satunya yakni, kuartal IV 2021, harus mencapai 6 persen.

"Kita berupaya menjaga di angka 5,5-6 persen kalau kita mau tumbuh (sepanjang 2021) di angka 4 persen," ujarnya secara virtual, Senin (22/11).

Airlangga optimistis target itu bisa dicapai. Hal itu didasari pada optimisme pemulihan ekonomi yang mulai terlihat. Dia memerinci, berbagai indikator makro ekonomi pada kuartal IV mulai membaik apabila dibandingkan kuartal III. Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga kembali berada di level ekspansif yakni mencapai 57,2. ‘’Mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dan merupakan yang tertinggi di ASEAN," ujarnya.

Baca Juga:  Lion Air Group Tawarkan Voucher Uji Kesehatan RT PCR Mulai Rp285 Ribu

Neraca Perdagangan Indonesia pada bulan lalu surplus 5,73 miliar dolar AS. Kondisi itu melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 18 bulan berturut-turut. Selain itu, ekspor pada Oktober 2021 mencapai 22,03 miliar dolar AS atau tertinggi sepanjang sejarah.

Airlangga meminta para pelaku usaha dan investor dapat memanfaatkan momentum yang baik ini. Hal itu seiring dengan upaya pemerintah mendorong agar investasi bisa tumbuh sehingga, membawa dampak baik yaitu penciptaan lapangan kerja. ‘’Pemerintah menggenjot industri berbasis ekspor sehingga kita bisa memperoleh devisa," jelas mantan Menperin itu.

Menko Perekonomian menambahkan, kontributor utama pertumbuhan ekonomi dari sisi demand adalah Konsumsi Rumah Tangga dan PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) dengan kontribusi sebesar 83,54 persen. Sektor-sektor utama yang juga masih tumbuh positif antara lain, jasa kesehatan sebesar 14 persen, infokom, 5,51 persen, pertanian, 1,31 persen, real estate, 3,42 persen.

Baca Juga:  Masyarakat Berburu Promo Pemilu di Pusat Perbelanjaan

"Demikian pula industri pengolahan yang tumbuh 3,68 persen dibantu oleh program PPnBM DTP (pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah) di sektor otomotif membuat supply chain-nya bergerak. Diperkirakan di tahun ini penjualan otomotif bisa kembali ke 850.000 unit dan  ekspornya bisa meningkat mencapai 300 ribu kendaraan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menambahkan, sampai kemarin, realisasi klaster insentif dunia usaha telah mencapai 99,4 persen yaitu Rp62,47 triliun dari pagu sebesar Rp62,83 triliun.(dee/dio/das)

Laporan JPG, Jakarta

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah harus bekerja ekstra untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi (PE) tahun ini. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, untuk mengejar PE 4 persen di 2021, maka ada prasyarat yang harus dipenuhi. Salah satunya yakni, kuartal IV 2021, harus mencapai 6 persen.

"Kita berupaya menjaga di angka 5,5-6 persen kalau kita mau tumbuh (sepanjang 2021) di angka 4 persen," ujarnya secara virtual, Senin (22/11).

Airlangga optimistis target itu bisa dicapai. Hal itu didasari pada optimisme pemulihan ekonomi yang mulai terlihat. Dia memerinci, berbagai indikator makro ekonomi pada kuartal IV mulai membaik apabila dibandingkan kuartal III. Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga kembali berada di level ekspansif yakni mencapai 57,2. ‘’Mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dan merupakan yang tertinggi di ASEAN," ujarnya.

Baca Juga:  Nissan X-Trail VL 2019 Hadir Lebih Canggih

Neraca Perdagangan Indonesia pada bulan lalu surplus 5,73 miliar dolar AS. Kondisi itu melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 18 bulan berturut-turut. Selain itu, ekspor pada Oktober 2021 mencapai 22,03 miliar dolar AS atau tertinggi sepanjang sejarah.

Airlangga meminta para pelaku usaha dan investor dapat memanfaatkan momentum yang baik ini. Hal itu seiring dengan upaya pemerintah mendorong agar investasi bisa tumbuh sehingga, membawa dampak baik yaitu penciptaan lapangan kerja. ‘’Pemerintah menggenjot industri berbasis ekspor sehingga kita bisa memperoleh devisa," jelas mantan Menperin itu.

Menko Perekonomian menambahkan, kontributor utama pertumbuhan ekonomi dari sisi demand adalah Konsumsi Rumah Tangga dan PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) dengan kontribusi sebesar 83,54 persen. Sektor-sektor utama yang juga masih tumbuh positif antara lain, jasa kesehatan sebesar 14 persen, infokom, 5,51 persen, pertanian, 1,31 persen, real estate, 3,42 persen.

Baca Juga:  Bank Bukopin Berikan Technical Assistance ke Bank Banten

"Demikian pula industri pengolahan yang tumbuh 3,68 persen dibantu oleh program PPnBM DTP (pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah) di sektor otomotif membuat supply chain-nya bergerak. Diperkirakan di tahun ini penjualan otomotif bisa kembali ke 850.000 unit dan  ekspornya bisa meningkat mencapai 300 ribu kendaraan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menambahkan, sampai kemarin, realisasi klaster insentif dunia usaha telah mencapai 99,4 persen yaitu Rp62,47 triliun dari pagu sebesar Rp62,83 triliun.(dee/dio/das)

Laporan JPG, Jakarta

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Kejar Pertumbuhan 6 Persen di Kuartal IV 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah harus bekerja ekstra untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi (PE) tahun ini. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, untuk mengejar PE 4 persen di 2021, maka ada prasyarat yang harus dipenuhi. Salah satunya yakni, kuartal IV 2021, harus mencapai 6 persen.

"Kita berupaya menjaga di angka 5,5-6 persen kalau kita mau tumbuh (sepanjang 2021) di angka 4 persen," ujarnya secara virtual, Senin (22/11).

Airlangga optimistis target itu bisa dicapai. Hal itu didasari pada optimisme pemulihan ekonomi yang mulai terlihat. Dia memerinci, berbagai indikator makro ekonomi pada kuartal IV mulai membaik apabila dibandingkan kuartal III. Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga kembali berada di level ekspansif yakni mencapai 57,2. ‘’Mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dan merupakan yang tertinggi di ASEAN," ujarnya.

Baca Juga:  Kadis PU Akui Terima Rp1,5 Miliar dari Kontraktor

Neraca Perdagangan Indonesia pada bulan lalu surplus 5,73 miliar dolar AS. Kondisi itu melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 18 bulan berturut-turut. Selain itu, ekspor pada Oktober 2021 mencapai 22,03 miliar dolar AS atau tertinggi sepanjang sejarah.

Airlangga meminta para pelaku usaha dan investor dapat memanfaatkan momentum yang baik ini. Hal itu seiring dengan upaya pemerintah mendorong agar investasi bisa tumbuh sehingga, membawa dampak baik yaitu penciptaan lapangan kerja. ‘’Pemerintah menggenjot industri berbasis ekspor sehingga kita bisa memperoleh devisa," jelas mantan Menperin itu.

Menko Perekonomian menambahkan, kontributor utama pertumbuhan ekonomi dari sisi demand adalah Konsumsi Rumah Tangga dan PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) dengan kontribusi sebesar 83,54 persen. Sektor-sektor utama yang juga masih tumbuh positif antara lain, jasa kesehatan sebesar 14 persen, infokom, 5,51 persen, pertanian, 1,31 persen, real estate, 3,42 persen.

Baca Juga:  Xiaomi Rilis Redmi Note 13 Series

"Demikian pula industri pengolahan yang tumbuh 3,68 persen dibantu oleh program PPnBM DTP (pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah) di sektor otomotif membuat supply chain-nya bergerak. Diperkirakan di tahun ini penjualan otomotif bisa kembali ke 850.000 unit dan  ekspornya bisa meningkat mencapai 300 ribu kendaraan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menambahkan, sampai kemarin, realisasi klaster insentif dunia usaha telah mencapai 99,4 persen yaitu Rp62,47 triliun dari pagu sebesar Rp62,83 triliun.(dee/dio/das)

Laporan JPG, Jakarta

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah harus bekerja ekstra untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi (PE) tahun ini. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, untuk mengejar PE 4 persen di 2021, maka ada prasyarat yang harus dipenuhi. Salah satunya yakni, kuartal IV 2021, harus mencapai 6 persen.

"Kita berupaya menjaga di angka 5,5-6 persen kalau kita mau tumbuh (sepanjang 2021) di angka 4 persen," ujarnya secara virtual, Senin (22/11).

Airlangga optimistis target itu bisa dicapai. Hal itu didasari pada optimisme pemulihan ekonomi yang mulai terlihat. Dia memerinci, berbagai indikator makro ekonomi pada kuartal IV mulai membaik apabila dibandingkan kuartal III. Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga kembali berada di level ekspansif yakni mencapai 57,2. ‘’Mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dan merupakan yang tertinggi di ASEAN," ujarnya.

Baca Juga:  Bank Bukopin Berikan Technical Assistance ke Bank Banten

Neraca Perdagangan Indonesia pada bulan lalu surplus 5,73 miliar dolar AS. Kondisi itu melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 18 bulan berturut-turut. Selain itu, ekspor pada Oktober 2021 mencapai 22,03 miliar dolar AS atau tertinggi sepanjang sejarah.

Airlangga meminta para pelaku usaha dan investor dapat memanfaatkan momentum yang baik ini. Hal itu seiring dengan upaya pemerintah mendorong agar investasi bisa tumbuh sehingga, membawa dampak baik yaitu penciptaan lapangan kerja. ‘’Pemerintah menggenjot industri berbasis ekspor sehingga kita bisa memperoleh devisa," jelas mantan Menperin itu.

Menko Perekonomian menambahkan, kontributor utama pertumbuhan ekonomi dari sisi demand adalah Konsumsi Rumah Tangga dan PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) dengan kontribusi sebesar 83,54 persen. Sektor-sektor utama yang juga masih tumbuh positif antara lain, jasa kesehatan sebesar 14 persen, infokom, 5,51 persen, pertanian, 1,31 persen, real estate, 3,42 persen.

Baca Juga:  Masyarakat Berburu Promo Pemilu di Pusat Perbelanjaan

"Demikian pula industri pengolahan yang tumbuh 3,68 persen dibantu oleh program PPnBM DTP (pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah) di sektor otomotif membuat supply chain-nya bergerak. Diperkirakan di tahun ini penjualan otomotif bisa kembali ke 850.000 unit dan  ekspornya bisa meningkat mencapai 300 ribu kendaraan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menambahkan, sampai kemarin, realisasi klaster insentif dunia usaha telah mencapai 99,4 persen yaitu Rp62,47 triliun dari pagu sebesar Rp62,83 triliun.(dee/dio/das)

Laporan JPG, Jakarta

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari