JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tekanan perekonomian tak menghalangi industri perbankan untuk membukukan kinerja yang solid. Salah satunya, dicatatkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 558,7 hingga September 2019. Pencapaian laju kredit itu tumbuh 14,7 persen dibanding periode yang sama tahun 2018.
“Penyaluran kredit yang tetap terjaga ini menunjukkan BNI mampu menjalankan fungsinya sebagai agent of development, serta sebagai strategi optimalisasi pengelolaan portofolio aset dan liabilitas,” ujar Direktur Keuangan BNI Ario Bimo kepada pers dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (23/10).
Diungkapkan, pertumbuhan kredit BNI didorong pembiayaan segmen korporasi yang tumbuh 18,1 persen dibanding periode yang sama tahun 2018 menjadi Rp 291,7 triliun. Riciannya, terdistribusi ke segmen korporasi swasta sebesar Rp 181,1 triliun, BUMN senilai Rp 110,7 triliun. Sementara penyaluran kredit ke segmen korporasi, dan usaha kecil memberikan kontribusi Rp 75 triliun.
Menurutnya, kredit pada segmen korporasi terutama disalurkan pada sektor manufaktur, perdagangan restoran dan hotel, jasa dunia usaha, konstruksi dan kelistrikan.
BNI juga terus fokus menumbuhkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui berbagai perbaikan strategi antara lain perbaikan proses kredit mortgage, perubahan kebijakan tenor menjadi lebih panjang bagi nasabah potensial. Fokus ekspansi ditujukan pada nasabah yang belum menggunakan produk KPR BNI, fokus pada nasabah berpendapatan tetap, serta ekspansi target ke generasi milenial. Pada September 2019, BNI mencatatkan pertumbuhan KPR 9,5 persen secara YoY atau mencapai Rp 43,1 triliun.
Pada bagian lain, Ario juga mengungkapkan penyaluran Kredit BNI yang solid ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 5,9 persen secara YoY, menjadi Rp 581 triliun pada Kuartal III – 2019. BNI juga menjaga rasio dana murah yang ditunjukkan dari komposisi CASA yang mencapai 64,3 persen dari total DPK, terutama karena pertumbuhan Giro sebesar 13 persen dan tabungan 7,5 persen YoY.
Penyaluran kredit BNI tersebut mendukung pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih (NII) menjadi Rp 26,9 triliun pada Kuartal III – 2019. Begitu juga dengan Non Interest Income atau fee based income (FBI), yang pada Kuartal III – 2019 tumbuh sebesar 13 persen YoY, menjadi Rp 8,1 triliun. Dengan dukungan pertumbuhan NII dan FBI, BNI mampu mencatatkan laba bersih senilai Rp 12 triliun atau tumbuh 4,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal