RIAUPOS.CO – Kepercayaan masih menjadi tantangan besar dalam dunia belanja online di Indonesia. Banyak konsumen mengaku ragu bertransaksi karena takut barang yang diterima tidak sesuai harapan, mulai dari ukuran pakaian yang salah, warna berbeda dengan foto, hingga produk dalam kondisi cacat.
Masalah makin rumit karena tidak semua platform e-commerce menyediakan proses retur yang mudah. Kondisi ini memicu “trust issue” yang hingga kini belum sepenuhnya teratasi.
Melihat situasi tersebut, sejumlah platform mulai memperkuat layanan retur. Di tengah persaingan ketat, fitur pengembalian barang kini dianggap sebagai faktor penting menjaga loyalitas konsumen.
“Kadang produk yang diterima tidak sesuai ekspektasi. Dengan adanya retur, konsumen bisa merasa lebih tenang,” kata Melody Budiono, Head of Design sekaligus Deputy Head of Brand & Communications Blibli.
Menurutnya, opsi retur dengan alasan apapun dapat memberi rasa aman bagi konsumen. “Kami ingin memastikan belanja online tetap nyaman tanpa drama,” lanjutnya.
Kategori fashion, terutama sepatu, menjadi contoh nyata. Konsumen kerap sudah yakin memilih ukuran, namun saat barang tiba ternyata terlalu sempit atau kebesaran. Tanpa adanya layanan retur, pengalaman ini bisa menimbulkan kekecewaan dan membuat enggan berbelanja lagi.
Kini, retur bukan lagi sekadar layanan tambahan, tetapi indikator profesionalitas dan transparansi platform. Selain itu, kebijakan ini juga menjadi strategi membangun rasa aman di tengah maraknya penipuan online dan peredaran barang palsu. Dengan adanya jaminan produk bisa dikembalikan, konsumen merasa lebih terlindungi dan percaya berbelanja secara digital.