JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Bank Indonesia (BI) menyampaikan, penurunan inflasi beberapa bulan terakhir mengindikasikan inflasi hingga akhir tahun bakal terjaga plus minus 3,5 persen. Pada Juni 2019, indeks harga konsumen (IHK) sebesar 0,55 persen. Sedangkan pada Juli 2019, inflasi tercatat di level 0,31 persen.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan besaran inflasi Juli 2019 sebesar 0,31 persen. Sehingga, inflasi tahun kalender (Januari-Juli) mencapai sebesar 2,36 persen. Sementara itu, inflasi Juli tahun ke tahun (year on year) dilaporkan sebesar 3,32 persen.
“Inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan stabil. Inflasi 2019 diperkirakan akan berada di bawah titik tengah kisaran sasarannya 3,5 plus minus 1 persen dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0 plus minus 1 persen pada 2020,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Kantor BI, Jakarta, Kamis (22/8).
Perry mengatakan, inflasi yang terkendali didorong oleh inflasi inti yang terjaga didukung ekspektasi yang baik seiring dengan konsistensi kebijakan BI menjaga stabilitas harga. Selanjutnya, juga didorong oleh permintaan agregat yang terkelola dan pengaruh harga global yang minimal.
BI mencatatkan, kelompok administered prices kembali mencetak deflasi dipengaruhi berlanjutnya dampak kebijakan penurunan tarif batas atas angkutan udara, serta koreksi tarif angkutan antarkota dan tarif kereta api setelah hari raya Idul Fitri. Sementara itu, inflasi kelompok volatile food melambat.
“Meskipun perkembangan harga beberapa komoditas hortikultura tetap perlu menjadi perhatian,” katanya.
BI, menurut Perry, tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah. Baik di tingkat pusat maupun daerah. Hal tersebut untuk memastikan inflasi tetap rendah dan stabil di tengah tantangan gangguan cuaca akibat kemarau panjang.
“Ini diperkirakan dapat berdampak pada pasokan bahan pangan,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal