Selasa, 8 April 2025
spot_img

Masih Ada 7 Juta Ton TBS di Tangki PKS

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengupayakan kenaikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi Rp2.000 ribu per kilogram (kg). Hal ini sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kenaikan harga TBS diungkap Zulhas usai melakukan sidak harga barang kebutuhan pokok di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, (22/7). "Tugas saya sekarang itu dan menteri-menteri lain diperintah Pak Presiden bekerja keras lakukan segala upaya agar TBS harus bisa di atas Rp2.000 per kg," kata Zulhas.

Zulhas menegaskan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah untuk menaikkan harga TBS sawit. Pertama, menghapus pungutan ekspor sawit hingga akhir Agustus 2022.

Baca Juga:  Agung Toyota Tawarkan Asuransi Gratis

Kedua, penambahan jatah ekspor sawit dari 1 banding 5 menjadi hampir 1 banding 9. "Jadi pengali ekspornya, kalau dulu kan 1 banding 5, sekarang hampir 1 banding 9. Jadi kalau sudah penuhi sawit 1.000 ton bisa ekspor 8.400 ton," imbuhnya.

Namun, harga TBS sawit masih di bawah Rp2.000 per kg saat ini. Menurut Zulhas, harga TBS masih rendah karena total isi tangki di pabrik kelapa sawit (PKS) masih banyak, mencapai 7 juta ton.

"Rupanya itu biang keladi, sehingga harga TBS tidak bisa naik ke atas, karena pabrik belum kosongkan tangki," jelasnya.

Dengan kondisi demikian, Zulhas memutuskan akan mencabut aturan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) demi mengerek harga TBS kelapa sawit.

Baca Juga:  BRI Pekanbaru Berbagi Bahagia di Bulan Ramadan

"Saya pertimbangkan DMO DPO tidak perlu lagi, kami pertimbangkan agar ekspor bisa cepat," ucapnya.

Ketum PAN ini mengatakan, akan bertemu terlebih dahulu dengan pengusaha sawit untuk membahas hal ini. Dia akan meminta komitmen untuk mengutamakan kebutuhan di dalam negeri meski DMO DPO nantinya akan dihapus.

"Saya lagi pertimbangkan, saya lagi bertemu dengan teman-teman pengusaha untuk meminta komitmen mereka," pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengupayakan kenaikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi Rp2.000 ribu per kilogram (kg). Hal ini sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kenaikan harga TBS diungkap Zulhas usai melakukan sidak harga barang kebutuhan pokok di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, (22/7). "Tugas saya sekarang itu dan menteri-menteri lain diperintah Pak Presiden bekerja keras lakukan segala upaya agar TBS harus bisa di atas Rp2.000 per kg," kata Zulhas.

Zulhas menegaskan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah untuk menaikkan harga TBS sawit. Pertama, menghapus pungutan ekspor sawit hingga akhir Agustus 2022.

Baca Juga:  Modena Pekanbaru Promo Besar-besaran

Kedua, penambahan jatah ekspor sawit dari 1 banding 5 menjadi hampir 1 banding 9. "Jadi pengali ekspornya, kalau dulu kan 1 banding 5, sekarang hampir 1 banding 9. Jadi kalau sudah penuhi sawit 1.000 ton bisa ekspor 8.400 ton," imbuhnya.

Namun, harga TBS sawit masih di bawah Rp2.000 per kg saat ini. Menurut Zulhas, harga TBS masih rendah karena total isi tangki di pabrik kelapa sawit (PKS) masih banyak, mencapai 7 juta ton.

"Rupanya itu biang keladi, sehingga harga TBS tidak bisa naik ke atas, karena pabrik belum kosongkan tangki," jelasnya.

Dengan kondisi demikian, Zulhas memutuskan akan mencabut aturan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) demi mengerek harga TBS kelapa sawit.

Baca Juga:  OPEC+ Setuju Pengurangan Produksi, Harga Minyak Menukik

"Saya pertimbangkan DMO DPO tidak perlu lagi, kami pertimbangkan agar ekspor bisa cepat," ucapnya.

Ketum PAN ini mengatakan, akan bertemu terlebih dahulu dengan pengusaha sawit untuk membahas hal ini. Dia akan meminta komitmen untuk mengutamakan kebutuhan di dalam negeri meski DMO DPO nantinya akan dihapus.

"Saya lagi pertimbangkan, saya lagi bertemu dengan teman-teman pengusaha untuk meminta komitmen mereka," pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Masih Ada 7 Juta Ton TBS di Tangki PKS

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengupayakan kenaikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi Rp2.000 ribu per kilogram (kg). Hal ini sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kenaikan harga TBS diungkap Zulhas usai melakukan sidak harga barang kebutuhan pokok di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, (22/7). "Tugas saya sekarang itu dan menteri-menteri lain diperintah Pak Presiden bekerja keras lakukan segala upaya agar TBS harus bisa di atas Rp2.000 per kg," kata Zulhas.

Zulhas menegaskan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah untuk menaikkan harga TBS sawit. Pertama, menghapus pungutan ekspor sawit hingga akhir Agustus 2022.

Baca Juga:  PT Jasa Raharja Serahkan Rp59 M Santunan

Kedua, penambahan jatah ekspor sawit dari 1 banding 5 menjadi hampir 1 banding 9. "Jadi pengali ekspornya, kalau dulu kan 1 banding 5, sekarang hampir 1 banding 9. Jadi kalau sudah penuhi sawit 1.000 ton bisa ekspor 8.400 ton," imbuhnya.

Namun, harga TBS sawit masih di bawah Rp2.000 per kg saat ini. Menurut Zulhas, harga TBS masih rendah karena total isi tangki di pabrik kelapa sawit (PKS) masih banyak, mencapai 7 juta ton.

"Rupanya itu biang keladi, sehingga harga TBS tidak bisa naik ke atas, karena pabrik belum kosongkan tangki," jelasnya.

Dengan kondisi demikian, Zulhas memutuskan akan mencabut aturan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) demi mengerek harga TBS kelapa sawit.

Baca Juga:  Modena Pekanbaru Promo Besar-besaran

"Saya pertimbangkan DMO DPO tidak perlu lagi, kami pertimbangkan agar ekspor bisa cepat," ucapnya.

Ketum PAN ini mengatakan, akan bertemu terlebih dahulu dengan pengusaha sawit untuk membahas hal ini. Dia akan meminta komitmen untuk mengutamakan kebutuhan di dalam negeri meski DMO DPO nantinya akan dihapus.

"Saya lagi pertimbangkan, saya lagi bertemu dengan teman-teman pengusaha untuk meminta komitmen mereka," pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengupayakan kenaikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi Rp2.000 ribu per kilogram (kg). Hal ini sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kenaikan harga TBS diungkap Zulhas usai melakukan sidak harga barang kebutuhan pokok di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, (22/7). "Tugas saya sekarang itu dan menteri-menteri lain diperintah Pak Presiden bekerja keras lakukan segala upaya agar TBS harus bisa di atas Rp2.000 per kg," kata Zulhas.

Zulhas menegaskan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah untuk menaikkan harga TBS sawit. Pertama, menghapus pungutan ekspor sawit hingga akhir Agustus 2022.

Baca Juga:  Kereta Cepat Jakarta-Bandung Lompatan Kemajuan Indonesia

Kedua, penambahan jatah ekspor sawit dari 1 banding 5 menjadi hampir 1 banding 9. "Jadi pengali ekspornya, kalau dulu kan 1 banding 5, sekarang hampir 1 banding 9. Jadi kalau sudah penuhi sawit 1.000 ton bisa ekspor 8.400 ton," imbuhnya.

Namun, harga TBS sawit masih di bawah Rp2.000 per kg saat ini. Menurut Zulhas, harga TBS masih rendah karena total isi tangki di pabrik kelapa sawit (PKS) masih banyak, mencapai 7 juta ton.

"Rupanya itu biang keladi, sehingga harga TBS tidak bisa naik ke atas, karena pabrik belum kosongkan tangki," jelasnya.

Dengan kondisi demikian, Zulhas memutuskan akan mencabut aturan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) demi mengerek harga TBS kelapa sawit.

Baca Juga:  Agung Toyota Tawarkan Asuransi Gratis

"Saya pertimbangkan DMO DPO tidak perlu lagi, kami pertimbangkan agar ekspor bisa cepat," ucapnya.

Ketum PAN ini mengatakan, akan bertemu terlebih dahulu dengan pengusaha sawit untuk membahas hal ini. Dia akan meminta komitmen untuk mengutamakan kebutuhan di dalam negeri meski DMO DPO nantinya akan dihapus.

"Saya lagi pertimbangkan, saya lagi bertemu dengan teman-teman pengusaha untuk meminta komitmen mereka," pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari