Selasa, 17 September 2024

Apple Pertimbangkan Keluar dari Cina, Indonesia Ikut Dibidik

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Apple dikabarkan sedang mempertimbangkan memindahkan kapasitas produksinya ke Asia Tenggara. Perakitan produk Apple sendiri selama ini dilakukan di Cina. Namun baru-baru ini perusahaan Amerika Serikat itu dikatakan bakal keluar dari Cina dan mencari negara baru untuk memproduksi perangkat-perangkat besutannya.

Seperti dikutip dari Nikkei Asian Review via GSMArena, Jumat (21/6/2019), pihak Apple sedang berdiskusi dengan para pemasok berapa banyak kapasitas yang dapat dipindahkan keluar Cina. Hal ini sebagai imbas ketidakpastian yang disebabkan ketegangan antara Washington dan Beijing atau perang dagang Amerika Serikat (AS) vs Cina.

Raksasa Cupertino itu berencana untuk memindahkan antara 15 hingga 30 persen dari semua produksinya di Cina. Mereka disebut sedang mempertimbangkan aspek bisnisnya lebih jauh dengan mitra perakitannya apakah bersedia jika memindahkan produksinya keluar Cina.

Baca Juga:  Asuransi Jiwa : Pengertian, Manfaat, dan Berbagai Macam Produknya

Diketahui, Cina telah menjadi pangkalan utama bagi kesuksesan global Apple. Namun, seorang eksekutif mengatakan bahwa tingkat kelahiran yang lebih rendah, biaya tenaga kerja yang lebih tinggi, dan risiko terlalu memusatkan produksinya di satu negara membuat Apple mesti mempertimbangkan diversifikasi perakitannya.

- Advertisement -

Perakit seperti Foxconn, Pegatron, Wistron yang merakit MacBook, iPad, AirPods, serta penyedia papan sirkuit cetak telah berkonsultasi tentang kemungkinan relokasi produksi. Negara-negara yang dipertimbangkan adalah Meksiko, Indonesia, Malaysia, India, dan Vietnam. Dua yang terakhir menjadi favorit. Wistron sudah memiliki pabrik untuk iPhone yang lebih tua di India, tetapi tetap saja, lebih dari 90 persen produk Apple diproduksi di Cina.

Beralih ke negara lain akan memakan waktu hingga tiga tahun, tetapi hal tersebut dikatakan tidak menyulitkan sama sekali. Sumber mengklaim bahwa satu pemasok telah menghabiskan tiga hingga lima bulan untuk menilai satu lokasi. Hanya untuk mengetahui bahwa ada risiko seperti kendala listrik di sana atau tidak.

Hal tersebut dikatakan tidak akan terjadi di Cina karena pemerintah negara bagian telah banyak berinvestasi dalam infrastruktur, air, utilitas, bahkan asrama untuk pekerja. Apa yang dilakukan pemerintah Cina justru membuat Apple semakin sulit untuk pergi.(rianalfianto)

Sumber: Jawapos.com
Editor: Fopin A Sinaga

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Apple dikabarkan sedang mempertimbangkan memindahkan kapasitas produksinya ke Asia Tenggara. Perakitan produk Apple sendiri selama ini dilakukan di Cina. Namun baru-baru ini perusahaan Amerika Serikat itu dikatakan bakal keluar dari Cina dan mencari negara baru untuk memproduksi perangkat-perangkat besutannya.

Seperti dikutip dari Nikkei Asian Review via GSMArena, Jumat (21/6/2019), pihak Apple sedang berdiskusi dengan para pemasok berapa banyak kapasitas yang dapat dipindahkan keluar Cina. Hal ini sebagai imbas ketidakpastian yang disebabkan ketegangan antara Washington dan Beijing atau perang dagang Amerika Serikat (AS) vs Cina.

Raksasa Cupertino itu berencana untuk memindahkan antara 15 hingga 30 persen dari semua produksinya di Cina. Mereka disebut sedang mempertimbangkan aspek bisnisnya lebih jauh dengan mitra perakitannya apakah bersedia jika memindahkan produksinya keluar Cina.

Baca Juga:  Riau Pos Berikan Kejutan Ultah CS Mal

Diketahui, Cina telah menjadi pangkalan utama bagi kesuksesan global Apple. Namun, seorang eksekutif mengatakan bahwa tingkat kelahiran yang lebih rendah, biaya tenaga kerja yang lebih tinggi, dan risiko terlalu memusatkan produksinya di satu negara membuat Apple mesti mempertimbangkan diversifikasi perakitannya.

Perakit seperti Foxconn, Pegatron, Wistron yang merakit MacBook, iPad, AirPods, serta penyedia papan sirkuit cetak telah berkonsultasi tentang kemungkinan relokasi produksi. Negara-negara yang dipertimbangkan adalah Meksiko, Indonesia, Malaysia, India, dan Vietnam. Dua yang terakhir menjadi favorit. Wistron sudah memiliki pabrik untuk iPhone yang lebih tua di India, tetapi tetap saja, lebih dari 90 persen produk Apple diproduksi di Cina.

Beralih ke negara lain akan memakan waktu hingga tiga tahun, tetapi hal tersebut dikatakan tidak menyulitkan sama sekali. Sumber mengklaim bahwa satu pemasok telah menghabiskan tiga hingga lima bulan untuk menilai satu lokasi. Hanya untuk mengetahui bahwa ada risiko seperti kendala listrik di sana atau tidak.

Hal tersebut dikatakan tidak akan terjadi di Cina karena pemerintah negara bagian telah banyak berinvestasi dalam infrastruktur, air, utilitas, bahkan asrama untuk pekerja. Apa yang dilakukan pemerintah Cina justru membuat Apple semakin sulit untuk pergi.(rianalfianto)

Sumber: Jawapos.com
Editor: Fopin A Sinaga
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari