Tren Positif IHSG Diprediksi Berlanjut

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tren positif indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih berlanjut. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, IHSG meningkat 0,98 persen dan kapitalisasi pasar bursa 0,99 sepekan lalu. Meski, akhir pekan ditutup di zona merah pada level 5.103,41.

Sekretaris BEI Yulianto Aji Sadono menuturkan, frekuensi harian pekan ketiga Oktober melonjak paling signifikan yakni, 34,57 persen menjadi 778.929 transaksi dari 578.849 transaksi pada pekan sebelumnya. Begitu pula nilai transaksi harian bursa ikut terkerek 9,43 persen atau senilai Rp9.121 triliun.

- Advertisement -

Meski demikian, BEI melihat beberapa investor asing masih melakukan aksi jual. Meski, secara porsi dianggap kecil dibanding nilai transaksi. "Sepekan net sell Rp 494,33 miliar. Secara year to date atau sepanjang 2020 mencapai Rp5.877,468 triliun," kata Yulianto, Ahad (18/10).

Analis pasar saham Hans Kwee menilai, tanggapan Bank Dunia mengenai Omnibus Law Cipta Kerja merupakan sentimen sangat positif pasar saham dalam negeri. Mereka menilai, Undang-Undang (UU) tersebut merupakan upaya konkret pemerintah Indoesia untuk mereformasi besar-besaran di sektor bisnis. Aturan tersebut menjadikan Indonesia lebih berdaya saing.

- Advertisement -

"Penghapusan pembatasan yang berat pada investasi menandakan bahwa Indonesia terbuka untuk bisnis. Omnibus Law dinilai membantu menarik investor lebih banyak berinvestasi di Tanah A, menciptakan lapangan kerja, dan membantu Indonesia mengatasi masalah kemiskinan," beber Hans saat dihubungi.

Dia menyebutkan, pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta mendorong banyak emiten membukukan kinerja yang baik. Hal itu membuat banyaknya stimulus atau kebijakan dari otoritas/regulator pasar modal dan pemerintah bekerja optimal. Sehingga, kinerja emiten di Indonesia diperkirakan akan tumbuh positif di kuartal III 2020. 

Pembahasan perkembangan dan perizinan vaksin juga merupakan kabar baik bagi IHSG sepekan ke depan. Mengingat, kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir ke Inggris untuk pengadaan vaksin dari AstraZeneca PLC.

Juga, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang melakukan inspeksi cara pembuatan obat yang baik (CPOB) atau good manufacturing practice (GMP) ke tiga tempat pembuatan vaksin Covid-19. Yakni Sinovac, Sinopharm, dan Cansino.turut mengawal proses penyediaan vaksin Covid-19. 

Secara global, manajemen Pfizer Inc juga akan mengajukan izin vaksin Covid-19 ke otoritas Amerika Serikat (AS) pada awal November mendatang. Vaksin Pfizer merupakan hasil pengembangan AS bersama mitranya di Jerman, BioNTech.

"Hadirnya beberapa sentimen Omnibus Law, vaksin, dan perbaikan kinerja emiten membuat IHSG kami perkirakan akan menguat terbatas di pekan depan," ucap Direktur Anugerah Mega Investama itu. Rinciannya, support IHSG di level 5.067 sampai 5.001 dan resistane di level 5.182 sampai 5.200.(han/das)

Laporan: JPG (Jakarta)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tren positif indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih berlanjut. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, IHSG meningkat 0,98 persen dan kapitalisasi pasar bursa 0,99 sepekan lalu. Meski, akhir pekan ditutup di zona merah pada level 5.103,41.

Sekretaris BEI Yulianto Aji Sadono menuturkan, frekuensi harian pekan ketiga Oktober melonjak paling signifikan yakni, 34,57 persen menjadi 778.929 transaksi dari 578.849 transaksi pada pekan sebelumnya. Begitu pula nilai transaksi harian bursa ikut terkerek 9,43 persen atau senilai Rp9.121 triliun.

Meski demikian, BEI melihat beberapa investor asing masih melakukan aksi jual. Meski, secara porsi dianggap kecil dibanding nilai transaksi. "Sepekan net sell Rp 494,33 miliar. Secara year to date atau sepanjang 2020 mencapai Rp5.877,468 triliun," kata Yulianto, Ahad (18/10).

Analis pasar saham Hans Kwee menilai, tanggapan Bank Dunia mengenai Omnibus Law Cipta Kerja merupakan sentimen sangat positif pasar saham dalam negeri. Mereka menilai, Undang-Undang (UU) tersebut merupakan upaya konkret pemerintah Indoesia untuk mereformasi besar-besaran di sektor bisnis. Aturan tersebut menjadikan Indonesia lebih berdaya saing.

"Penghapusan pembatasan yang berat pada investasi menandakan bahwa Indonesia terbuka untuk bisnis. Omnibus Law dinilai membantu menarik investor lebih banyak berinvestasi di Tanah A, menciptakan lapangan kerja, dan membantu Indonesia mengatasi masalah kemiskinan," beber Hans saat dihubungi.

Dia menyebutkan, pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta mendorong banyak emiten membukukan kinerja yang baik. Hal itu membuat banyaknya stimulus atau kebijakan dari otoritas/regulator pasar modal dan pemerintah bekerja optimal. Sehingga, kinerja emiten di Indonesia diperkirakan akan tumbuh positif di kuartal III 2020. 

Pembahasan perkembangan dan perizinan vaksin juga merupakan kabar baik bagi IHSG sepekan ke depan. Mengingat, kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir ke Inggris untuk pengadaan vaksin dari AstraZeneca PLC.

Juga, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang melakukan inspeksi cara pembuatan obat yang baik (CPOB) atau good manufacturing practice (GMP) ke tiga tempat pembuatan vaksin Covid-19. Yakni Sinovac, Sinopharm, dan Cansino.turut mengawal proses penyediaan vaksin Covid-19. 

Secara global, manajemen Pfizer Inc juga akan mengajukan izin vaksin Covid-19 ke otoritas Amerika Serikat (AS) pada awal November mendatang. Vaksin Pfizer merupakan hasil pengembangan AS bersama mitranya di Jerman, BioNTech.

"Hadirnya beberapa sentimen Omnibus Law, vaksin, dan perbaikan kinerja emiten membuat IHSG kami perkirakan akan menguat terbatas di pekan depan," ucap Direktur Anugerah Mega Investama itu. Rinciannya, support IHSG di level 5.067 sampai 5.001 dan resistane di level 5.182 sampai 5.200.(han/das)

Laporan: JPG (Jakarta)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya