PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit periode 19-25 Mei 2021 mengalami kenaikan pada setiap kelompok umur. Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp82,40 per kilogram (kg) dari harga pekan lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu pekan ke depan naik menjadi Rp2.646,15 per kilogram.
Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulfadli mengatakan, kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan dan penurunan harga jual CPO dan kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.
"Untuk harga jual CPO, PT PTPN V mengalami kenaikan harga sebesar Rp367,10/ per kilogram, PT Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp345,30 per kilogram, PT Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga sebesar Rp257,20 per kilogram dari harga pekan lalu,"katanya.
Sedangkan untuk harga jual Kernel, PT Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp50,00 per kilogram, PT Citra Riau Sarana mengalami penurunan harga sebesar Rp2,27 per kilogram dari harga pekan lalu.
"Sementara dari faktor eksternal, naiknya harga TBS pekan ini karena harga komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) berhasil menguat kembali pekan ini meski hanya diperdagangkan selama tiga hari,"jelasnya.
Harga kontrak CPO pengiriman Juli saat ini berada di level harga 4.506 ringgit Malaysia per ton atau melesat 1,78 persen dan berhasil menyentuh level tertinggi barunya dalam 13 tahun terakhir. Kenaikan harga yang signifikan diakibatkan oleh ekspektasi ketatnya pasokan di negara-negara produsen seperti Indonesia dan Malaysia.
"Namun baru-baru ini Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) melaporkan stok bulan April naik 7,1 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi 1,55 juta ton. Di saat yang sama produksi CPO juga naik 7 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi 1,52 juta ton. Ekspor minyak sawit naik 12,6 persen menjadi 1,34 juta ton di April jika mengacu pada data MPOB,"ujarnya.
Hal ini berbeda dengan ekspektasi analis yang disurvei Reuters. Stok diperkirakan turun 0,27 persen menjadi 1,44 juta ton. "Produksi naik 8,9 persen menjadi 1,55 juta ton dan ekspor meningkat 10 persen menjadi 1,3 juta ton,"paparnya.(sol)