Kamis, 4 Juli 2024

Ekspor Ikan Tidak Terpengaruh Corona

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Penyebaran virus corona ke berbagai negara, menyebabkan limbungnya perekonomian. Kendati demikian, komoditas ekspor ikan segar ke sejumlah negara tetangga rupanya tidak mengalami goncangan atau masih tetap normal.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Riau Herman Mahmud menuturkan, Riau memiliki komoditas unggulan untuk berbagai jenis ikan segar, dengan tujuan ekspor yang bertambah terus-menerus setiap tahun.

- Advertisement -

"Meskipun virus corona atau covid-19 tengah merebak, tapi permintaan pasokan ikan masih stabil," katanya dalam acara Pelatihan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yang digelar oleh Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Riau, Senin (16/3).

Komoditas ikan ekspor Riau, di antaranya adalah ikan arwana, kerang darah, kepiting bakau, udang vanamei, ikan segiri, dan ikan tenggiri. Ia menambahkan tujuan ekspor Riau adalah Malaysia, Thailand, Taiwan, Cina dan Singapura. "Tahun lalu, sektor perikanan menyumbang Rp50 miliar dan berkontribusi pada PDRB Riau sebesar 24 persen," jelasnya.

Baca Juga:  Menkeu Terbaik Se-Asia Pasifik, Tetap Masuk Kabinet Jokowi

Sementara itu, kontribusi ekspor ikan Riau secara nasional saat ini, berkisar di angka 1,3 ton per tahun. Sedangkan, konsumsi ikan masyarakat Riau per tahun masih berada di kisaran angka 42 kg per kapita.

- Advertisement -

Sementara itu, Deputi Direksi Kpw BI Provinsi Riau Teguh Setiadi mengungkapkan, Riau memiliki potensin ikan yang cukup besar jika dibandingkan dengan daerah lain. Untuk itu pihaknya terus mendorong agar ekonomi Riau bisa terbantu melalui sektor perikanan.

Ia berharap melalui pelatihan HACCP ini ekspor ikan dari Riau bisa terus meningkat. "Sektor perikanan khususnya budidaya ikan air tawar, air payau dan ikan tangkap merupakan salah satu sektor alternatif pertumbuhan ekonomi Riau yang semakin berkembang," katanya.

Teguh menambahkan, agenda yang dilakukan perdana bersama pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta eksportir ini sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan, dengan keberadaan HACCP akan mengawasi peredaran berbagai produk makanan yang bermacam-macam dan dapat membantu masyarakat dalam memilih makanan.

Baca Juga:  Alarm Center Awal Bros Diharapkan Dapat Mengurangi Angka Death on Arrival

Pelatihan ini disambut baik oleh Kepala Pusat Pengendalian Mutu Perikanan dan Kelautan Widodo Sumiyanto. Ia menjelaskan kegiatan ini dapat mendukung sektor perikanan, terlebih berdasarkan syarat pangan internasional, seluruh ikan ekspor harus aman dikonsumsi melalui manajemen keamanan pangan.

"Kendala utama yang sering dihadapi para pelaku UMKM dalam penjaminan mutu pangan, adalah masalah sanitasi. Melalui pelatihan ini, ada dua hal pokok yang akan kita latih yakni mengamankan sanitasi seluruh rangkaian proses dan mengamankan rangkaian proses dianalisis agar potensi bahaya tidak muncul," tutur Widodo.(a)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Penyebaran virus corona ke berbagai negara, menyebabkan limbungnya perekonomian. Kendati demikian, komoditas ekspor ikan segar ke sejumlah negara tetangga rupanya tidak mengalami goncangan atau masih tetap normal.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Riau Herman Mahmud menuturkan, Riau memiliki komoditas unggulan untuk berbagai jenis ikan segar, dengan tujuan ekspor yang bertambah terus-menerus setiap tahun.

"Meskipun virus corona atau covid-19 tengah merebak, tapi permintaan pasokan ikan masih stabil," katanya dalam acara Pelatihan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yang digelar oleh Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Riau, Senin (16/3).

Komoditas ikan ekspor Riau, di antaranya adalah ikan arwana, kerang darah, kepiting bakau, udang vanamei, ikan segiri, dan ikan tenggiri. Ia menambahkan tujuan ekspor Riau adalah Malaysia, Thailand, Taiwan, Cina dan Singapura. "Tahun lalu, sektor perikanan menyumbang Rp50 miliar dan berkontribusi pada PDRB Riau sebesar 24 persen," jelasnya.

Baca Juga:  Kepercayaan Investor Pulih

Sementara itu, kontribusi ekspor ikan Riau secara nasional saat ini, berkisar di angka 1,3 ton per tahun. Sedangkan, konsumsi ikan masyarakat Riau per tahun masih berada di kisaran angka 42 kg per kapita.

Sementara itu, Deputi Direksi Kpw BI Provinsi Riau Teguh Setiadi mengungkapkan, Riau memiliki potensin ikan yang cukup besar jika dibandingkan dengan daerah lain. Untuk itu pihaknya terus mendorong agar ekonomi Riau bisa terbantu melalui sektor perikanan.

Ia berharap melalui pelatihan HACCP ini ekspor ikan dari Riau bisa terus meningkat. "Sektor perikanan khususnya budidaya ikan air tawar, air payau dan ikan tangkap merupakan salah satu sektor alternatif pertumbuhan ekonomi Riau yang semakin berkembang," katanya.

Teguh menambahkan, agenda yang dilakukan perdana bersama pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta eksportir ini sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan, dengan keberadaan HACCP akan mengawasi peredaran berbagai produk makanan yang bermacam-macam dan dapat membantu masyarakat dalam memilih makanan.

Baca Juga:  General Motors Hengkang dari Pasar Mobil di Indonesia

Pelatihan ini disambut baik oleh Kepala Pusat Pengendalian Mutu Perikanan dan Kelautan Widodo Sumiyanto. Ia menjelaskan kegiatan ini dapat mendukung sektor perikanan, terlebih berdasarkan syarat pangan internasional, seluruh ikan ekspor harus aman dikonsumsi melalui manajemen keamanan pangan.

"Kendala utama yang sering dihadapi para pelaku UMKM dalam penjaminan mutu pangan, adalah masalah sanitasi. Melalui pelatihan ini, ada dua hal pokok yang akan kita latih yakni mengamankan sanitasi seluruh rangkaian proses dan mengamankan rangkaian proses dianalisis agar potensi bahaya tidak muncul," tutur Widodo.(a)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari