(RIAUPOS.CO) — Sektor industri diyakini bisa mencatat pertumbuhan yang tinggi. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, pihaknya berupaya agar target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 8,3 persen pada 2024 bisa tercapai.
Adanya target itu juga diupayakan mampu mendongkrak kontribusi sektor manufaktur bagi perekonomian nasional hingga 18,9 persen. "Oleh karenanya, kami fokus terhadap peningkatan investasi dan ekspor. Kami akan meyakinkan para calon investor sektor industri agar mau masuk ke Indonesia, terutama untuk menghasilkan produk substitusi impor,” ujarnya, akhir pekan lalu.
Menperin menyampaikan, dia telah meminta semua jajarannya agar memiliki kemampuan menganalisis pencapaian target kuantitatif. Selain itu, kemampuan menyusun response policy yang cepat dan tepat disebutnya penting.
Agus menuturkan, kementeriannya bertekad untuk turut mendorong komitmen dari para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia supaya segera terealisasi. "Kami sangat optimistis dengan beberapa komitmen industri skala besar seperti Hyundai, Toyota, dan Amazon," imbuhnya.
Kemudian, guna menggenjot nilai ekspor manufaktur nasional, Kemenperin semakin aktif mengajak pelaku industri agar lebih agresif membuka peluang pasarnya di negara-negara nontradisional. Di samping itu, perlunya perluasan atau diversifikasi produk ekspor yang diarahkan untuk dapat menikmati fasilitas pembiayaan ekspor juga terus didorong.
Menurut Agus, pembentukan lembaga pembiayaan industri merupakan hal yang sangat penting. Hal itu juga sesuai dengan amanat UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. "Kami meyakini, dibentuknya lembaga pembiayaan bisa memberikan ruang bagi industri dalam negeri untuk masuk ke produk yang selama ini masih di impor. Jadi, industri kita bisa mudah mendapatkan modal," ungkapnya.
Dalam waktu dekat, Menperin bakal melakukan safari ke sejumlah stakeholder, termasuk lembaga pembiayaan kredit. Dia berharap ada peningkatan pagu kredit dan perluasan jenis produk manufaktur seiring dengan langkah itu. "Contohnya, kami akan berbicara dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) agar misalnya memperluas program hingga mencakup produk-produk komponen otomotif," tambahnya.
Bahkan, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, industri otomotif di tanah air perlu dipacu untuk mengisi pasar ekspor, khususnya ke Australia. Hal tersebut sekaligus memanfaatkan peluang dari ratifikasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Langkah lainnya, lanjut Agus, tentu mengoptimalkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Dia menyebutkan, untuk mendorong P3DN, kementerian dan lembaga yang mendapatkan APBN, khususnya untuk belanja modal, harus menggunakan sebesar-besarnya untuk membeli produk dalam negeri.(dee/c12/oki/das)
Laporan JPG , Jakarta