Kamis, 10 April 2025

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perkembangan bisnis dan ekosistem digital yang pesat akan membuat permintaan lahan untuk fa­silitas pusat data meningkat. Kawasan industri diprediksi menuai demand tersebut.

Colliers Indonesia melihat kawasan industri telah memasuki era Industri 4.0 dengan adanya penerapan sistem cerdas serta integrasi konsep ramah lingkungan dalam pengembangan infrastruktur dan fasilitas pendukung di dalam zona industri. Hal itu melibatkan penerapan teknologi internet of things (IoT) dan artificial intelligence (AI) dalam aktivitas logistik dengan tujuan meningkatkan efisiensi.

Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menyatakan, pada 2024 sektor pusat data diprediksi terus mendominasi permintaan lahan. Perkembangan dalam teknologi informasi, transformasi digital, penetrasi internet dengan pertumbuhan perangkat pintar, serta minat yang meningkat dan antusiasme terhadap penggunaan big data dan artificial intelligence menjadi faktor yang mendorong permintaan ting­gi dari sektor ter­sebut. ”Permintaan juga diperkirakan muncul dari segmen industri lain seperti otomotif, FMCG, kimia, logistik, kendaraan listrik, dan industri lain selain pusat data,’’ ujarnya.

Baca Juga:  Mobil Cina Perkuat Pasar di Indonesia

Ferry menambahkan, kesuksesan bisnis di kawasan industri tidak diragukan memerlukan kepastian hukum dan peraturan yang transparan. Apalagi, masih terdapat potensi pertumbuhan untuk penjualan lahan di zona industri Indonesia. ”Kami berharap pertumbuhan akan berlangsung dengan laju yang hampir sama seperti pada 2023,” tambahnya.

Pada kuartal keempat 2023, penjualan total lahan industri mencapai 214,2 hektare. Daerah Bekasi dan Karawang sebagai kontributor utama. Masing-masing mencatat penjualan sebesar 92,54 dan 88,71 hektare.

Untuk penjualan pada 2023, sektor pusat data mendominasi dengan sekitar 31 persen (67,4 hektare) dari total luas lahan yang diperjualbelikan. Industri itu juga memberikan kontribusi sebesar 30 persen (63,17 hektare) dari total penjualan lahan selama 2022. Sejak 2019, ketika sektor pusat data mulai masuk ke kawasan industri, laju pertumbuhan serapan lahan tahunan telah mencapai CAGR 59,3 persen.(agf/dio/jpg)

Baca Juga:  5 Keseruan Saat Liburan Naik Shuttle Bus

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perkembangan bisnis dan ekosistem digital yang pesat akan membuat permintaan lahan untuk fa­silitas pusat data meningkat. Kawasan industri diprediksi menuai demand tersebut.

Colliers Indonesia melihat kawasan industri telah memasuki era Industri 4.0 dengan adanya penerapan sistem cerdas serta integrasi konsep ramah lingkungan dalam pengembangan infrastruktur dan fasilitas pendukung di dalam zona industri. Hal itu melibatkan penerapan teknologi internet of things (IoT) dan artificial intelligence (AI) dalam aktivitas logistik dengan tujuan meningkatkan efisiensi.

Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menyatakan, pada 2024 sektor pusat data diprediksi terus mendominasi permintaan lahan. Perkembangan dalam teknologi informasi, transformasi digital, penetrasi internet dengan pertumbuhan perangkat pintar, serta minat yang meningkat dan antusiasme terhadap penggunaan big data dan artificial intelligence menjadi faktor yang mendorong permintaan ting­gi dari sektor ter­sebut. ”Permintaan juga diperkirakan muncul dari segmen industri lain seperti otomotif, FMCG, kimia, logistik, kendaraan listrik, dan industri lain selain pusat data,’’ ujarnya.

Baca Juga:  1 Dekade 1 Jiwa Melayani Anda

Ferry menambahkan, kesuksesan bisnis di kawasan industri tidak diragukan memerlukan kepastian hukum dan peraturan yang transparan. Apalagi, masih terdapat potensi pertumbuhan untuk penjualan lahan di zona industri Indonesia. ”Kami berharap pertumbuhan akan berlangsung dengan laju yang hampir sama seperti pada 2023,” tambahnya.

Pada kuartal keempat 2023, penjualan total lahan industri mencapai 214,2 hektare. Daerah Bekasi dan Karawang sebagai kontributor utama. Masing-masing mencatat penjualan sebesar 92,54 dan 88,71 hektare.

Untuk penjualan pada 2023, sektor pusat data mendominasi dengan sekitar 31 persen (67,4 hektare) dari total luas lahan yang diperjualbelikan. Industri itu juga memberikan kontribusi sebesar 30 persen (63,17 hektare) dari total penjualan lahan selama 2022. Sejak 2019, ketika sektor pusat data mulai masuk ke kawasan industri, laju pertumbuhan serapan lahan tahunan telah mencapai CAGR 59,3 persen.(agf/dio/jpg)

Baca Juga:  Promo Berbuka Puasa All You Can Eat di Fox Hotel Pekanbaru, Simak
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perkembangan bisnis dan ekosistem digital yang pesat akan membuat permintaan lahan untuk fa­silitas pusat data meningkat. Kawasan industri diprediksi menuai demand tersebut.

Colliers Indonesia melihat kawasan industri telah memasuki era Industri 4.0 dengan adanya penerapan sistem cerdas serta integrasi konsep ramah lingkungan dalam pengembangan infrastruktur dan fasilitas pendukung di dalam zona industri. Hal itu melibatkan penerapan teknologi internet of things (IoT) dan artificial intelligence (AI) dalam aktivitas logistik dengan tujuan meningkatkan efisiensi.

Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menyatakan, pada 2024 sektor pusat data diprediksi terus mendominasi permintaan lahan. Perkembangan dalam teknologi informasi, transformasi digital, penetrasi internet dengan pertumbuhan perangkat pintar, serta minat yang meningkat dan antusiasme terhadap penggunaan big data dan artificial intelligence menjadi faktor yang mendorong permintaan ting­gi dari sektor ter­sebut. ”Permintaan juga diperkirakan muncul dari segmen industri lain seperti otomotif, FMCG, kimia, logistik, kendaraan listrik, dan industri lain selain pusat data,’’ ujarnya.

Baca Juga:  Samsung Galaxy A32, Harga Terjangkau dengan Spesifikasi Terbaik di Kelasnya

Ferry menambahkan, kesuksesan bisnis di kawasan industri tidak diragukan memerlukan kepastian hukum dan peraturan yang transparan. Apalagi, masih terdapat potensi pertumbuhan untuk penjualan lahan di zona industri Indonesia. ”Kami berharap pertumbuhan akan berlangsung dengan laju yang hampir sama seperti pada 2023,” tambahnya.

Pada kuartal keempat 2023, penjualan total lahan industri mencapai 214,2 hektare. Daerah Bekasi dan Karawang sebagai kontributor utama. Masing-masing mencatat penjualan sebesar 92,54 dan 88,71 hektare.

Untuk penjualan pada 2023, sektor pusat data mendominasi dengan sekitar 31 persen (67,4 hektare) dari total luas lahan yang diperjualbelikan. Industri itu juga memberikan kontribusi sebesar 30 persen (63,17 hektare) dari total penjualan lahan selama 2022. Sejak 2019, ketika sektor pusat data mulai masuk ke kawasan industri, laju pertumbuhan serapan lahan tahunan telah mencapai CAGR 59,3 persen.(agf/dio/jpg)

Baca Juga:  PLN Pastikan Tarif Listrik Tetap, Jika Tagihan Naik, Ini Penyebabnya

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perkembangan bisnis dan ekosistem digital yang pesat akan membuat permintaan lahan untuk fa­silitas pusat data meningkat. Kawasan industri diprediksi menuai demand tersebut.

Colliers Indonesia melihat kawasan industri telah memasuki era Industri 4.0 dengan adanya penerapan sistem cerdas serta integrasi konsep ramah lingkungan dalam pengembangan infrastruktur dan fasilitas pendukung di dalam zona industri. Hal itu melibatkan penerapan teknologi internet of things (IoT) dan artificial intelligence (AI) dalam aktivitas logistik dengan tujuan meningkatkan efisiensi.

Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menyatakan, pada 2024 sektor pusat data diprediksi terus mendominasi permintaan lahan. Perkembangan dalam teknologi informasi, transformasi digital, penetrasi internet dengan pertumbuhan perangkat pintar, serta minat yang meningkat dan antusiasme terhadap penggunaan big data dan artificial intelligence menjadi faktor yang mendorong permintaan ting­gi dari sektor ter­sebut. ”Permintaan juga diperkirakan muncul dari segmen industri lain seperti otomotif, FMCG, kimia, logistik, kendaraan listrik, dan industri lain selain pusat data,’’ ujarnya.

Baca Juga:  Samsung Galaxy A32, Harga Terjangkau dengan Spesifikasi Terbaik di Kelasnya

Ferry menambahkan, kesuksesan bisnis di kawasan industri tidak diragukan memerlukan kepastian hukum dan peraturan yang transparan. Apalagi, masih terdapat potensi pertumbuhan untuk penjualan lahan di zona industri Indonesia. ”Kami berharap pertumbuhan akan berlangsung dengan laju yang hampir sama seperti pada 2023,” tambahnya.

Pada kuartal keempat 2023, penjualan total lahan industri mencapai 214,2 hektare. Daerah Bekasi dan Karawang sebagai kontributor utama. Masing-masing mencatat penjualan sebesar 92,54 dan 88,71 hektare.

Untuk penjualan pada 2023, sektor pusat data mendominasi dengan sekitar 31 persen (67,4 hektare) dari total luas lahan yang diperjualbelikan. Industri itu juga memberikan kontribusi sebesar 30 persen (63,17 hektare) dari total penjualan lahan selama 2022. Sejak 2019, ketika sektor pusat data mulai masuk ke kawasan industri, laju pertumbuhan serapan lahan tahunan telah mencapai CAGR 59,3 persen.(agf/dio/jpg)

Baca Juga:  PGN Dorong Sentra-Sentra Ekonomi Baru
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari