Jumat, 5 Juli 2024

Harga TBS Kelapa Sawit Naik Pekan Ini, Jadi Rp1.620 per Kg

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit periode 15-21 Juli mengalami kenaikan pada setiap kelompok umur. Jumlah kenaikan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp28,90/Kg dari harga pekan lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu ke depan naik menjadi Rp1.620,84/Kg.

Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulfadli mengatakan, kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal, naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga jual CPO dan kernel dari seluruh perusahaan yang menjadi sumber data.

- Advertisement -

"Tercatat rata-rata kenaikan harga jual CPO mencapai Rp116,23/Kg dan rata-rata kenaikan harga jual kernel mencapai Rp42,06/Kg. Untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami kenaikan sebesar Rp128,75/Kg, Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp108,00/Kg, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp120,00/Kg, Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp110,78/Kg, dan PT Citra Riau Sarana mengalami kenaikan sebesar Rp113,60/Kg dari harga minggu lalu," katanya.

Baca Juga:  XL Axiata Kerja Sama dengan RS MMC Terapkan “IoT Wearable Device”

Sedangkan untuk harga jual kernel, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan sebesar Rp22,73/Kg, Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp22,00/Kg, dan PT Citra Riau Sarana mengalami kenaikan sebesar Rp 81,45/Kg dari harga minggu lalu.

Sementara dari faktor eksternal, kenaikan harga TBS periode ini dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak kedelai sebagai subtitusi CPO. Kenaikan minyak subtitusi ini mengakibatkan pembeli beralih ke CPO sehingga permintaan naik. Selain itu ekspor bulan Juni yang cukup tinggi mampu membuat stok minyak sawit menjadi berkurang.

- Advertisement -

"Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah pelemahan nilai mata uang ringgit dihadapan dollar AS. Ringgit menjadi mata uang di mana kontrak CPO ditransaksikan. Ketika ringgit melemah, harga CPO menjadi lebih murah terutama untuk pemegang mata uang lain yakni dolar AS, sehingga dapat mendongkrak permintaan," jelasnya. 

Baca Juga:  Fuso Home Servis Berikan Diskon Sparepart

 

Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)

Editor: E Sulaiman

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit periode 15-21 Juli mengalami kenaikan pada setiap kelompok umur. Jumlah kenaikan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp28,90/Kg dari harga pekan lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu ke depan naik menjadi Rp1.620,84/Kg.

Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulfadli mengatakan, kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal, naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga jual CPO dan kernel dari seluruh perusahaan yang menjadi sumber data.

"Tercatat rata-rata kenaikan harga jual CPO mencapai Rp116,23/Kg dan rata-rata kenaikan harga jual kernel mencapai Rp42,06/Kg. Untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami kenaikan sebesar Rp128,75/Kg, Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp108,00/Kg, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp120,00/Kg, Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp110,78/Kg, dan PT Citra Riau Sarana mengalami kenaikan sebesar Rp113,60/Kg dari harga minggu lalu," katanya.

Baca Juga:  Filipina Recall Xpander Mitsubishi

Sedangkan untuk harga jual kernel, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan sebesar Rp22,73/Kg, Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp22,00/Kg, dan PT Citra Riau Sarana mengalami kenaikan sebesar Rp 81,45/Kg dari harga minggu lalu.

Sementara dari faktor eksternal, kenaikan harga TBS periode ini dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak kedelai sebagai subtitusi CPO. Kenaikan minyak subtitusi ini mengakibatkan pembeli beralih ke CPO sehingga permintaan naik. Selain itu ekspor bulan Juni yang cukup tinggi mampu membuat stok minyak sawit menjadi berkurang.

"Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah pelemahan nilai mata uang ringgit dihadapan dollar AS. Ringgit menjadi mata uang di mana kontrak CPO ditransaksikan. Ketika ringgit melemah, harga CPO menjadi lebih murah terutama untuk pemegang mata uang lain yakni dolar AS, sehingga dapat mendongkrak permintaan," jelasnya. 

Baca Juga:  PTBg Sei Tapung PTPN IV Serap 37.256 Ton Emisi Karbon

 

Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari