Jokowi Terima 3 Masukan Kadin

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo mengatakan, sudah saatnya seluruh pemangku kepentingan kembali fokus membangun ketahanan ekonomi nasional setelah Pilpres 2019.

Jokowi menyampaikan hal itu ketika menerima kunjungan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (12/6).

Dalam pertemuan itu Jokowi ditemani oleh Staf Presiden Teten Masduki, Ahmad Erani Yustika, Ari Dwipayana, dan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir.

- Advertisement -

Sementara itu, perwakilan Kadin yang hadir yaitu Ketua Umum Rosan Perkasa Roeslani, Wakil Ketua Umum Raden Pardede, James Riady, Shinta Kamdani, Johnny Darmawan, Ilham Habibie, hingga Anindya Bakrie.

Adapun dari HIPMI yang hadir yakni Ketua Umum Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua Umum Yaser Palito, dan jajaran pengusaha lainnya.

- Advertisement -

“Kita tahu pemilu telah selesai meskipun masih ada proses MK. Kita berharap kita fokus lagi, konsentrasi lagi pada urusan-urusan ekonomi,” kata Jokowi.

Rosan menyatakan, pertemuan dengan Jokowi memang sedikit berbeda karena digabung dengan HIPMI agar lebih komprehensif.

Menurut Rosan, setelah pemilu selesai, pertemuan dengan Presiden Jokowi sangat bermakna.

Sebab, kalangan pengusaha mendapat banyak masukan penting dari Jokowi tentang lankah kebijakan yang harus diambil untuk dunia usaha ke depan.

“Presiden Jokowi kan tak punya beban sama sekali untun lima tahun ke depan sehingga beliau menyatakan akan siap mendorong penuh masalah ekonomi,” kata Rosan.

Dia menambakan, Jokowi juga meminta masukan dari Kadin. Kadin pun memberi tiga masukan.

Pertama soal tenaga kerja Indonesia (TKI). Menurut Rosan, jumlah TKI sama dengan dengan tenaga kerja Filipina, yakni 3,6 juta orang.

“Remittance kita 11 miliar dolar, sedangkan Filipina yang pengiriman tenaga kerjanya 3,5 juta orang itu remittancenya sampai 33 miliar dolar. Nah, ini faktor bahasa atau nursing ini kita kan kalah jadi sisi-sisi ini yang harus kita benahi,” ujar Rosan.

Kedua, Kadin mendorong pariwisata agar bisa lebih maju lagi. Sebab, dibanding negara-negara Asia lain seperti Thailand, pendapatan devisa mereka lebih baik.

“Yang ketiga adalah soal tekstil di mana kita mengalami lonjakan tekstil atau garmen tahun ini sampai 25 persen. Ini yang harus bisa kita manfaatkan dengan lebih baik lagi,” jelas Rosan. (jos/jpnn)

Sumber: JPNN.com
Editor : Deslina

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo mengatakan, sudah saatnya seluruh pemangku kepentingan kembali fokus membangun ketahanan ekonomi nasional setelah Pilpres 2019.

Jokowi menyampaikan hal itu ketika menerima kunjungan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (12/6).

Dalam pertemuan itu Jokowi ditemani oleh Staf Presiden Teten Masduki, Ahmad Erani Yustika, Ari Dwipayana, dan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir.

Sementara itu, perwakilan Kadin yang hadir yaitu Ketua Umum Rosan Perkasa Roeslani, Wakil Ketua Umum Raden Pardede, James Riady, Shinta Kamdani, Johnny Darmawan, Ilham Habibie, hingga Anindya Bakrie.

Adapun dari HIPMI yang hadir yakni Ketua Umum Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua Umum Yaser Palito, dan jajaran pengusaha lainnya.

“Kita tahu pemilu telah selesai meskipun masih ada proses MK. Kita berharap kita fokus lagi, konsentrasi lagi pada urusan-urusan ekonomi,” kata Jokowi.

Rosan menyatakan, pertemuan dengan Jokowi memang sedikit berbeda karena digabung dengan HIPMI agar lebih komprehensif.

Menurut Rosan, setelah pemilu selesai, pertemuan dengan Presiden Jokowi sangat bermakna.

Sebab, kalangan pengusaha mendapat banyak masukan penting dari Jokowi tentang lankah kebijakan yang harus diambil untuk dunia usaha ke depan.

“Presiden Jokowi kan tak punya beban sama sekali untun lima tahun ke depan sehingga beliau menyatakan akan siap mendorong penuh masalah ekonomi,” kata Rosan.

Dia menambakan, Jokowi juga meminta masukan dari Kadin. Kadin pun memberi tiga masukan.

Pertama soal tenaga kerja Indonesia (TKI). Menurut Rosan, jumlah TKI sama dengan dengan tenaga kerja Filipina, yakni 3,6 juta orang.

“Remittance kita 11 miliar dolar, sedangkan Filipina yang pengiriman tenaga kerjanya 3,5 juta orang itu remittancenya sampai 33 miliar dolar. Nah, ini faktor bahasa atau nursing ini kita kan kalah jadi sisi-sisi ini yang harus kita benahi,” ujar Rosan.

Kedua, Kadin mendorong pariwisata agar bisa lebih maju lagi. Sebab, dibanding negara-negara Asia lain seperti Thailand, pendapatan devisa mereka lebih baik.

“Yang ketiga adalah soal tekstil di mana kita mengalami lonjakan tekstil atau garmen tahun ini sampai 25 persen. Ini yang harus bisa kita manfaatkan dengan lebih baik lagi,” jelas Rosan. (jos/jpnn)

Sumber: JPNN.com
Editor : Deslina

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya