PEKANBARU dan JAKARTA (RIAUPOS.CO) – PT Pertamina (Persero) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji nonsubsidi. Kebijakan ini berlaku Ahad (10/7). Meski demikian, masyarakat tidak perlu cemas karena harga BBM dan elpiji subsidi tidak mengalami perubahan.
“Masyarakat tidak perlu khawatir. Untuk produk pertalite, solar dan elpiji 3 kilogram tidak ada kenaikan harga," ujar Area Manager Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Taufikurachman, Ahad (10/7).
Untuk wilayah Riau, produk pertamax turbo (RON 98) terdapat penyesuaian harga menjadi Rp16.900 sebelumnya Rp15.100, pertamina dex (CN 53) menjadi Rp17.200 sebelumnya Rp14.300, dan dexlite (CN 51) menjadi Rp15.700 per liter dari sebelumnya Rp13.550. Untuk elpiji nonsubsidi (Bright Gas) akan disesuaikan sekitar Rp2 ribu per kg.
Menurutnya, penyesuaian ini memang terus diberlakukan secara berkala sesuai dengan Kepmen ESDM 62/K/12/MEM/2020 tentang Formulasi Harga Jenis Bahan Bakar Umum (JBU). Penyesuaian harga ini dilakukan mengikuti tren harga pada industri minyak dan gas dunia. “Saat ini penyesuaian harga kami lakukan kembali untuk produk pertamax turbo dan dex series. Tapi untuk BBK jenis pertamax yang merupakan BBM nonsubsidi harganya tetap, tidak berubah, dan masih Rp13 ribu di Riau," ucap Taufikurachman.
Sementara itu, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan, kenaikan itu dipicu oleh tren harga minyak yang masih melambung.
Menurutnya, kebijakan tidak menaikkan harga itu diambil di tengah tren harga Indonesian Crude Price (ICP) untuk BBM dan Contract Price Aramco (CPA) untuk elpiji yang masih tinggi. Tujuannya agar dapat menjaga daya beli masyarakat. “Pertamina terus menjaga daya beli masyarakat dengan menjaga ketersediaan energi dengan harga yang terjangkau, jadi pertalite, solar, dan elpiji 3 kg dijual dengan harga yang tetap," ujarnya.
Pertamina mencatat, harga minyak ICP per Juni menyentuh angka 117,62 dolar AS per barel, lebih tinggi sekitar 37 persen dari harga ICP pada Januari 2022. Begitu pula dengan LPG, tren harga (CPA) masih di tinggi pada bulan Juli ini mencapai 725 dolar AS per Metrik Ton (MT) atau lebih tinggi 13 persen dari rata-rata CPA sepanjang tahun 2021.
Melihat tren ini, Irto mengatakan bahwa Pertamina Patra Niaga melakukan penyesuaian harga untuk produk bahan bakar khusus (BBK) atau BBM nonsubsidi. Di antaranya yakni pertamax turbo, pertamina dex, dan dexlite serta elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas.
“Untuk saat ini, hanya Pertamax yang merupakan BBM nonsubsidi namun harganya tidak berubah," ujar Irto.
Penyesuaian harga ini dilakukan mengikuti tren harga pada industri minyak dan gas dunia. Saat ini penyesuaian dilakukan kembali untuk produk pertamax turbo dan dex series yang porsinya sekitar 5 persen dari total konsumsi BBM nasional, serta produk elpiji nonsubsidi yang porsinya sekitar 6 persen dari total konsumsi elpiji nasional.
Harga baru seluruh produk ini berlaku mulai 10 Juli 2022. Untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen, Irto memerinci, pertamax turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp16.200 sebelumnya Rp14.500, pertamina dex (CN 53) menjadi Rp16.500 sebelumnya Rp13.700, dan dexlite (CN 51) menjadi 15.000 per liter dari sebelumnya Rp12.950.