PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mengatasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang datang tiap tahunnya, Minamas Plantation juga turut serta secara aktif mengambil langkah-langkah preventif seperti berkoordinasi dengan masyarakat sekitar dan aparat berwenang, mengaktifkan Masyarakat Peduli Api (MPA), melakukan antisipasi dini di sekitar area operasional Minamas.
Memasuki musim kering pada tahun 2020, tim pemadaman kebakaran di seluruh unit usaha Minamas Plantation termasuk PT Aneka Inti Persada (PT AIP) di kabupaten Siak – Riau, PT Bhumireksa Nusa Sejati (PT BNS) di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau dan PT Tunggal Mitra Plantation (PT TMP) di kabupaten Rokan Hilir, Riau bersiaga menghadapi kebakaran yang salah satunya dengan mengadakan persiapan dini melalui sosialisasi dan pelatihan kebakaran yang diselenggarakan pada tanggal 9-17 Maret secara simultan.
"Sejak awal kami beroperasi, Minamas Plantation telah menerapkan Zero Burning Policy secara ketat di seluruh area operasional kami untuk mencegah terjadinya kebakaran khususnya pada saat musim kering. Tidak hanya berhenti disini, kami juga telah melaksanakan inisiatif lainnya meliputi pencegahan dan penanganan karhutla. Di bidang pencegahan, kami membangun inisiatif berbasis masyarakat, seperti pembentukan Masyarakat Peduli Api, program Desa Mandiri Cegah Api, Guru Peduli Api dan berbagai inisiatif lainnya. Dibidang penanganan, kami terus berupaya secara intensif melaksanakan berbagai kesiapsiagaan di wilayah operasional kami dengan memonitor titik api setiap harinya, sosialisasi karhutla dengan masyarakat sekitar, hingga pelatihan ataupun simulasi pemadaman api," kata Shamsuddin Muhammad, CEO Minamas Plantation.
Hingga saat ini Minamas Plantation terus memantau situasi yang berlangsung di seluruh lokasi perusahaan dengan seksama, pemantauan dilakukan setiap hari melalui sistem Plantation Location Intelligent Universal Management (PLATINUM) dengan menggunakan data-data dari satelit pada titik panas di peta area konsesi untuk dapat mendeteksinya dengan cepat. Seluruh titik api yang terdeteksi akan segera dilaporkan kepada pihak berwenang dan prosedur yang sama juga diterapkan dalam standar operasional perusahaan.
Selain itu, Minamas Plantation juga memiliki program pendekatan masyarakat melalui program Desa Mandiri Cegah Api (DMCA) yang dibentuk sejak tahun 2014. Program DMCA tersebut dilaksanakan di setiap desa-desa sekitar operasional perusahaan, yang hingga kini sudah mencapai 29 desa atau mencakup total area desa binaan seluas 161 ribu hektar. Melalui program DMCA tersebut, pemahaman akan bahaya karhutla dapat terus meningkat di masyarakat secara luas. Beberapa program baru juga kini mulai dilakukan yaitu Program Guru Peduli Api yang melibatkan setidaknya 60 guru dan Kepala Sekolah serta Program Penghargaan Desa Bebas Api.
Dalam acara sosialisasi dan pelatihan kebakaran tersebut, salah satu anggota MPA dari Kampung Tualang Timur, Juprizal mengatakan, "Kegiatan sosialisasi yang melibatkan masyarakat serta pemangku kepentingan yang dilakukan setiap tahun oleh perusahaan sangat bermanfaat. Sebagai anggota MPA, sosialisasi dan pelatihan ini dapat menjadikan pengalaman dalam setiap kami berhadapan dengan kebakaran/api serta dapat bahu membahu dengan perusahaan apabila kami memerlukan bantuan, karena perusahan mempunyai alat yang lengkap dan cepat tanggap bila terjadi kebakaran di daerah kami," ujarnya
Selain itu, Minamas juga bekerjasama dengan pemerintah lokal untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat melalui Masyarakat Peduli Api (MPA). Sampai tahun ini sebanyak 29 desa telah menjadi Desa mandiri Cegah Api di bawah program Universitas Riau, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Jambi, Universitas Sriwijaya dan Universitas Palangkaraya. Kelanjutan program ini terus dilakukan dan saat ini sedang dilakukan kerjasama dengan Universitas Tanjungpura (UNTAN)-Pontianak untuk program yang sama kembali dilaksanakan dengan jumlah 5 desa yang akan mendapatkan pendampingan.
Dengan dukungan dan kerjasama masyarakat, Minamas berkomitmen untuk sepenuhnya memastikan inisiatif-inisiatif tersebut dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan sehingga ada keikutsertaan secara penuh demi terciptanya lingkungan yang aman dan berkelanjutan, tutup Shamsuddin. (rls)