JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Epson Indonesia mengumumkan produk pemindai (scanner) menempati penjualan nomor satu di Indonesia menurut IDC. Epson menunjukkan kepemimpinan pasar dan inovasi unggul yang berkelanjutkan oleh Epson dalam industri teknologi pada FY19.
Dengan kecepatan tinggi, daya tahan tinggi, dan fitur lengkap, Scanner Epson ideal untuk perusahaan, pendidikan, dan sektor perbankan untuk digunakan dalam pengarsipan dan digitalisasi dokumen. Pemindai (scanner) Epson dengan permintaan yang paling tinggi adalah Scanner DS-410 Epson.
Pemindai dokumen DS-410 yang terjangkau menghadirkan kecepatan dan kompatibilitas dengan kemampuan memindai hingga 26 ppm/52 ipm1.
Scanner ini bekerja melalui tumpukan dokumen melalui ADF 50 halamannya. Hal ini dibuat untuk integrasi tanpa batas dengan hampir semua perangkat lunak manajemen dokumen, ini termasuk driver ISIS dan TWAIN.
DS-410 juga dilengkapi deteksi pengumpanan ganda dan perlindungan kertas untuk mencegah salah pengumpanan, dan dapat memindai hingga 3.000 lembar.
Pengguna dapat memindai dokumen, kartu ID, dan lainnya ke akun penyimpanan online, atau membuat PDF yang dapat dicari.
Epson telah agresif dalam mengedukasi pasar tentang pemindai (scanner) dengan berpartisipasi dalam berbagai macam roadshow bahkan di kota-kota kecil. Popularitasnya di segmen Inkjet di ritel membantu penjualan juga.
Pada dasarnya, pasar pemindai dokumen (document scanner) di Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 23,8 persen year over year (YoY) dan 43,4 persen secara berurutan di 2019.
Product Marketing Manager Epson Indonesia, Syahrizal Aprianto mengatakan, permintaan pasar untuk pemindai dokumen menunjukkan peningkatan yang signifikan pada 2019 setelah pemilihan presiden.
"Epson selalu berusaha memberikan berbagai solusi untuk kebutuhan bisnis masyarakat Indonesia, termasuk kebutuhan dokumen. Epson menghadirkan rentang produk scanner yang lengkap yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan administrasi dan dokumentasi khususnya untuk perbankan, dunia kesehatan, dan pemerintahan," ujarnya.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Rinaldi
