JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Harga logam mulia emas dunia hari ini, Selasa (8/9), melemah seiring dengan penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Investor menunggu perkembangan dari bank sentral di tengah ketidakpastian ekonomi.
Mengutip laman Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi USD 1.928,82 per ounce pada pukul 01.01 WIB. Sementara emas berjangka AS sedikit berubah di posisi USD 1.933,60 per ounce.
Analis Julius Baer Carsten Menke mengatakan, emas kemungkinan akan diperdagangkan dalam tren mendatar atau sideways karena kekhawatiran resesi telah diperhitungkan. Investor kini menunggu untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya dalam hal kebijakan bank sentral
Sementara Indeks Dolar (Indeks DXY) naik 0,3 persen, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. “Dolar yang lebih tinggi membebani emas, sementara ketidakpastian jangka panjang masih bertahan di pasar menempatkan harga di bawah harga dasar,” ujarnya, Selasa (8/9).
Seperti diketahui, bank sentral global memangkas suku bunga untuk mengatasi krisis virus Covid-19. Harga emas melonjak lebih dari 27 persen sejauh tahun ini, karena suku bunga yang lebih rendah menurunkan opportunity cost untuk memegang bullion yang tidak memberikan imbal hasil.
Kini, investor terfokus pada keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa yang akan diumumkan Kamis. Sementara itu, kasus virus korona di konsumen emas terbesar kedua di dunia, India, melampaui Brasil, menjadi posisi kedua di belakang Amerika Serikat.
Adapun logam mulia lainnya seperti perak naik 0,5 persen menjadi USD 27 per ounce, sementara platinum melonjak 1,5 persen menjadi USD 908,26 per ounce, dan palladium turun tipis 0,1 persen menjadi USD 2.295,13 per ounce.
Mengutip laman logammulia.com, harga emas batangan milik PT Antam (Persero) Tbk hari ini turun Rp 5.000 per gram dijual di level Rp 1.015.000. Sementara harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini turun Rp 6.000. Harga buyback berada di level Rp 914.000 per gram.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman