Kamis, 12 September 2024

BI Bakal Longgarkan Kebijakan Moneter

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Usai resmi bertugas sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) pada Rabu (7/8) ini, Destry Damayanti memastikan akan tetap melakukan pelonggaran kebijakan moneter ke depannya. Pasalnya, kondisi makro ekonomi domestik masih menunjukkan hasil yang positif. Ditambah lagi, perekonomian global juga menunjukkan tren pelonggaran kebijakan.

Sebagaimana diketahui, BI telah melakukan pelonggaran kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga acuan (BI-7 Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen. Tak hanya itu, bank sentral juga menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 50 bps untuk meningkatkan penyaluran kredit ke masyarakat.

Menurut Destry, pelonggaran kebijakan tersebut tidak terlepas dari perekonomian global yang mulai mengarah kepada pelonggaran kebijakan (easing monetary policy). Hal tersebut disebabkan oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang belum kunjung mereda.

Baca Juga:  PGN Perkuat Fundamental Bisnis

Bahkan, Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) telah memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya. Oleh sebab itu, bukan tidak mungkin, nantinya akan pelonggaran kebijakan lagi yang diambil oleh bank sentral.

- Advertisement -

“Kami melihat arah dari easing monetary policy ini akan jangka waktu cukup panjang ke depan. Karena kita memang membutuhkan satu stimulus buat pertumbuhan ekonomi ke depannya,” kata Destry usai pelantikannya sebagai DGS di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (7/8).

Destry mengatakan, pelonggaran kebijakan moneter dimaksudkan untuk merangsang investasi masuk ke Indonesia. Dari investasi itu, nantinya diharapkan berdampak ikut terdorongnya pertumbuhan ekonomi nasional. Namun demikian, BI akan tetap melakukan kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif.

- Advertisement -
Baca Juga:  Tokoh Kesehatan Aceh Apresiasi Pelayanan RS Awal Bros

“Kami waspadai dan monitor bagaimana perkembangan yang terjadi di perekonomian global,” terangnya.

Lebih lanjut, Destry menambahkan, pihaknya optimistis perekonomian domestik masih memiliki potensi yang besar untuk kembali tumbuh. Apalagi, saat ini besaran inflasi masih terkendali berkisar 3 persen.

“Kami juga berharap BI bisa berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga, bukan hanya fenomena moneter saja, tapi juga sektor rill,” ujarnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Usai resmi bertugas sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) pada Rabu (7/8) ini, Destry Damayanti memastikan akan tetap melakukan pelonggaran kebijakan moneter ke depannya. Pasalnya, kondisi makro ekonomi domestik masih menunjukkan hasil yang positif. Ditambah lagi, perekonomian global juga menunjukkan tren pelonggaran kebijakan.

Sebagaimana diketahui, BI telah melakukan pelonggaran kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga acuan (BI-7 Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen. Tak hanya itu, bank sentral juga menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 50 bps untuk meningkatkan penyaluran kredit ke masyarakat.

Menurut Destry, pelonggaran kebijakan tersebut tidak terlepas dari perekonomian global yang mulai mengarah kepada pelonggaran kebijakan (easing monetary policy). Hal tersebut disebabkan oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang belum kunjung mereda.

Baca Juga:  OJK Ajak Nakes RS Awal Bros Group Waspadai Investasi Bodong

Bahkan, Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) telah memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya. Oleh sebab itu, bukan tidak mungkin, nantinya akan pelonggaran kebijakan lagi yang diambil oleh bank sentral.

“Kami melihat arah dari easing monetary policy ini akan jangka waktu cukup panjang ke depan. Karena kita memang membutuhkan satu stimulus buat pertumbuhan ekonomi ke depannya,” kata Destry usai pelantikannya sebagai DGS di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (7/8).

Destry mengatakan, pelonggaran kebijakan moneter dimaksudkan untuk merangsang investasi masuk ke Indonesia. Dari investasi itu, nantinya diharapkan berdampak ikut terdorongnya pertumbuhan ekonomi nasional. Namun demikian, BI akan tetap melakukan kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif.

Baca Juga:  Pemerintah Tegaskan Tak Ada Larangan Impor Bawang Putih dari Cina

“Kami waspadai dan monitor bagaimana perkembangan yang terjadi di perekonomian global,” terangnya.

Lebih lanjut, Destry menambahkan, pihaknya optimistis perekonomian domestik masih memiliki potensi yang besar untuk kembali tumbuh. Apalagi, saat ini besaran inflasi masih terkendali berkisar 3 persen.

“Kami juga berharap BI bisa berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga, bukan hanya fenomena moneter saja, tapi juga sektor rill,” ujarnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari