JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Para nasabah yang kesal atas penyelesaian kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mendatangi Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memenuhi undangan salah satu komisioner. Namun, setibanya di sana, sang pengundang, yakni Komisioner Industri Keuangan Nonbank Riswinandi tidak berada di kantor.
"Kita ketemu Pak Wayan salah satu deputi komisioner (bukan pengundang), dia hanya mendengar saja, tidak memberi jawaban," kata Haresh Nandwani di Gedung OJK, Jakarta, Kamis (6/2). Dalam pertemuan tersebut, ia menyampaikan inti permasalahan yaitu mengurus pengembalian dana secepatnya. Lalu, katanya, mereka diminta untuk menemui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) guna membahas hal tersebut.
"Dilempar-lempar, keahlian mereka itu satu, dipingpong, tendang kiri, tendang kanan. Kalau saja OJK melaksanakan tugasnya dengan baik, tugas OJK kan pengawasan. Kalau mereka dulu mengawasi (dengan baik), mereka udah tau tadi mereka mengakui dari tahun 2013 mereka tau Jiwasraya rugi, tidak sehat. Kalau sudah tau ngapain diizinkan jual produk baru (JS Saving Plan) ini. Kan sama juga mereka terlibat menjual produk yang busuk," terang dia.
Dengan begitu, hal yang dilakukan oleh para nasabah pun tidak membuahkan hasil. Tidak ada kepastian terkait pengembalian dana.
"Kita sudah bikin surat lagi untuk ketemu mudah-mudahan kita diminta untuk ketemu tanggal 12 Februari ini. Kita udah anterin surat, udah tanda terima, tapi mereka belum memastikan bisa atau tidak bisa. Mereka akan mengabari lagi. Permintaan nasabah ketemu Pak Riswinandi atau komisioner yang lain atau siapapun. Diupayakan Riswinandi ya, minimumkan decision maker," kata Haresh.
Meskipun tidak disambut dengan baik oleh para pihak terkait, ia mengatakan akan terus berupaya mencari solusi ke kementerian yang lain.
"Permintaan kita gampang, kembalikan aja uang kita, kalau ga punya uang tunai sekarang, kasih tertulis (surat perjanjian), mau bayar kapan. Jadi kita bisa tau pasti akan dibayar dan kita akan bisa melanjutkan hidup kita lagi. Ini kan jadi tersandera kitanya, uang kita tersandera, hidup kita juga tersandera. Nguber-nguber mereka terus, tidak tau kapan mereka bayar," tutupnya.
Sebelumnya, pagi tadi, para nasabah Jiwasraya ini mendatangi Gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk bertemu Menteri Keuangan Sri Mulyani. Akan tetapi, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu tidak bisa karena memiliki jadwal yang padat.(zed)
Laporan: JPG