Kamis, 10 April 2025

Kinerja BPR Moncer, tapi Risiko Kredit Tinggi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) moncer di tengah pandemi Covid-19. Meski demikian, perubahan pola transaksi, ketatnya persaingan lembaga keuangan di sektor usaha mikro dan kecil, hingga tingginya risiko kredit menjadi tantangan jangka pendek.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana menuturkan, kinerja BPR dan BPRS secara umum masih terjaga. Aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), maupun kredit masih menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Per September 2021, total aset BPR dan BPRS tumbuh 8,90 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp178,393 triliun. Penyaluran kredit naik 4,33 persen YoY sebesar Rp126,141 triliun. DPK tumbuh dua digit, 11,27 persen atau tercatat Rp 123,764 triliun. Artinya, industri BPR dan BPRS tetap resilience di tengah tekanan menghadapi pandemi Covid-19, kata Heru secara virtual, Selasa (30/11).

Baca Juga:  Februari Turun 7 persen, Gaikindo Prediksi Maret Penjualan Mobil Meningkat

Sayangnya, lanjut dia, risiko kredit BPR dan BPRS masih tinggi. Keduanya berada di atas ambang batas 5 persen. OJK mencatat, rasio kredit macet alias non-performing loan (NPL) BPR secara gross dan net masing-masing 7,53 persen dan 5,02 persen. 

Untuk BPRS, rasio pembiayaan macet atau non-performing financing (NPF) gross di level 7,94 persen dan net 6,56 persen. "Harus semakin selektif dalam menyalurkan pembiayaan. Seiring tingginya persepsi risiko kredit", tuturnya.

Di sisi lain, industri BPR dan BPRS menghadapi tantangan dari sisi eksternal maupun struktural. Dari sisi eksternal, terdapat perubahan ekosistem global dan nasional. Mulai perubahan perilaku masyarakat atas inovasi produk dan layanan perbankan, perkembangan teknologi keuangan, digital ekonomi, dan investasi infrastruktur digital.(han/c6/dio/jpg)

Baca Juga:  Jokowi: Segera Belanjakan Anggaran agar Uang Beredar di Masyarakat

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) moncer di tengah pandemi Covid-19. Meski demikian, perubahan pola transaksi, ketatnya persaingan lembaga keuangan di sektor usaha mikro dan kecil, hingga tingginya risiko kredit menjadi tantangan jangka pendek.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana menuturkan, kinerja BPR dan BPRS secara umum masih terjaga. Aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), maupun kredit masih menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Per September 2021, total aset BPR dan BPRS tumbuh 8,90 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp178,393 triliun. Penyaluran kredit naik 4,33 persen YoY sebesar Rp126,141 triliun. DPK tumbuh dua digit, 11,27 persen atau tercatat Rp 123,764 triliun. Artinya, industri BPR dan BPRS tetap resilience di tengah tekanan menghadapi pandemi Covid-19, kata Heru secara virtual, Selasa (30/11).

Baca Juga:  Mie Sagu Akan Diluncurkan pada HUT Ke-75 RI

Sayangnya, lanjut dia, risiko kredit BPR dan BPRS masih tinggi. Keduanya berada di atas ambang batas 5 persen. OJK mencatat, rasio kredit macet alias non-performing loan (NPL) BPR secara gross dan net masing-masing 7,53 persen dan 5,02 persen. 

Untuk BPRS, rasio pembiayaan macet atau non-performing financing (NPF) gross di level 7,94 persen dan net 6,56 persen. "Harus semakin selektif dalam menyalurkan pembiayaan. Seiring tingginya persepsi risiko kredit", tuturnya.

Di sisi lain, industri BPR dan BPRS menghadapi tantangan dari sisi eksternal maupun struktural. Dari sisi eksternal, terdapat perubahan ekosistem global dan nasional. Mulai perubahan perilaku masyarakat atas inovasi produk dan layanan perbankan, perkembangan teknologi keuangan, digital ekonomi, dan investasi infrastruktur digital.(han/c6/dio/jpg)

Baca Juga:  Karyawan XL Axiata Bangun Sarana Air Bersih dan Jembatan Desa di Banyuasin
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Kinerja BPR Moncer, tapi Risiko Kredit Tinggi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) moncer di tengah pandemi Covid-19. Meski demikian, perubahan pola transaksi, ketatnya persaingan lembaga keuangan di sektor usaha mikro dan kecil, hingga tingginya risiko kredit menjadi tantangan jangka pendek.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana menuturkan, kinerja BPR dan BPRS secara umum masih terjaga. Aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), maupun kredit masih menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Per September 2021, total aset BPR dan BPRS tumbuh 8,90 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp178,393 triliun. Penyaluran kredit naik 4,33 persen YoY sebesar Rp126,141 triliun. DPK tumbuh dua digit, 11,27 persen atau tercatat Rp 123,764 triliun. Artinya, industri BPR dan BPRS tetap resilience di tengah tekanan menghadapi pandemi Covid-19, kata Heru secara virtual, Selasa (30/11).

Baca Juga:  Februari Turun 7 persen, Gaikindo Prediksi Maret Penjualan Mobil Meningkat

Sayangnya, lanjut dia, risiko kredit BPR dan BPRS masih tinggi. Keduanya berada di atas ambang batas 5 persen. OJK mencatat, rasio kredit macet alias non-performing loan (NPL) BPR secara gross dan net masing-masing 7,53 persen dan 5,02 persen. 

Untuk BPRS, rasio pembiayaan macet atau non-performing financing (NPF) gross di level 7,94 persen dan net 6,56 persen. "Harus semakin selektif dalam menyalurkan pembiayaan. Seiring tingginya persepsi risiko kredit", tuturnya.

Di sisi lain, industri BPR dan BPRS menghadapi tantangan dari sisi eksternal maupun struktural. Dari sisi eksternal, terdapat perubahan ekosistem global dan nasional. Mulai perubahan perilaku masyarakat atas inovasi produk dan layanan perbankan, perkembangan teknologi keuangan, digital ekonomi, dan investasi infrastruktur digital.(han/c6/dio/jpg)

Baca Juga:  Daihatsu Dapatkan 161 SPK selama JAW 2022

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) moncer di tengah pandemi Covid-19. Meski demikian, perubahan pola transaksi, ketatnya persaingan lembaga keuangan di sektor usaha mikro dan kecil, hingga tingginya risiko kredit menjadi tantangan jangka pendek.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana menuturkan, kinerja BPR dan BPRS secara umum masih terjaga. Aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), maupun kredit masih menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Per September 2021, total aset BPR dan BPRS tumbuh 8,90 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp178,393 triliun. Penyaluran kredit naik 4,33 persen YoY sebesar Rp126,141 triliun. DPK tumbuh dua digit, 11,27 persen atau tercatat Rp 123,764 triliun. Artinya, industri BPR dan BPRS tetap resilience di tengah tekanan menghadapi pandemi Covid-19, kata Heru secara virtual, Selasa (30/11).

Baca Juga:  Harga Sawit Riau Naik Jadi Rp2.613 per Kg 

Sayangnya, lanjut dia, risiko kredit BPR dan BPRS masih tinggi. Keduanya berada di atas ambang batas 5 persen. OJK mencatat, rasio kredit macet alias non-performing loan (NPL) BPR secara gross dan net masing-masing 7,53 persen dan 5,02 persen. 

Untuk BPRS, rasio pembiayaan macet atau non-performing financing (NPF) gross di level 7,94 persen dan net 6,56 persen. "Harus semakin selektif dalam menyalurkan pembiayaan. Seiring tingginya persepsi risiko kredit", tuturnya.

Di sisi lain, industri BPR dan BPRS menghadapi tantangan dari sisi eksternal maupun struktural. Dari sisi eksternal, terdapat perubahan ekosistem global dan nasional. Mulai perubahan perilaku masyarakat atas inovasi produk dan layanan perbankan, perkembangan teknologi keuangan, digital ekonomi, dan investasi infrastruktur digital.(han/c6/dio/jpg)

Baca Juga:  Ini Tampang Baru Suzuki Ignis untuk Indonesia
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari