Di sebuah ibukota yang cukup ramai dengan iven yang mendunia, Andi duduk bersama teman-temannya di sebuah warung makan yang tergolong ramai konsumennya. Namun ia dikagetkan dengan ramainya pengemis dalam berbagai gaya dan penampilan.
Baru hitungan menit duduk sambil menikmati secangkir kopi, sudah datang berulang kali pengemis yang berbeda yang meminta uang ke Andi dan teman-teman
”Alamaaak…!!! Belum 10 menit duduk kita sudah didatangi 10 orang pengemis,” ucap Andi saat menceritakan pengalamannya itu.
Pengemis datang silih berganti dengan berbagai macam gaya. Ada yang langsung mengucapkan salam dan ada yang bernyanyi. Bahkan ada yang menggunakan alat musik untuk mengetuk pintu hati orang yang didatanginya. Namun dari sekian banyak yang pengunjung warung, hanya sebagian kecil yang memberi.
”Kita bukan tak mau kasih uang. Tapi kalau jumlah pengemisnya banyak, makan minum kita pun jadi terganggu. Namun itu usaha dan jalan mereka dan kita pun tak boleh menghardiknya,” timpal teman Andi bernama Yoyon.
Yoyon mengaku sangat kasihan dan prihatin banyak pengemis yang berkeliaran, disaat iven besar di gelar di Riau. Seharusnya mereka ditertibkan agar tidak menimbulkan imej buruk bagi pemerintah dan masyarakat tempatan.
”Kalau itu dibiarkan akan merusak citra sebuah daerah. Makanya ini harus menjadi perhatian serius pemerintah untuk menertibkan pengemis. Karena jumlah mereka sangat banyak,” ucap Yoyon.(ksm)
Reporter: Abu Kasim
Di sebuah ibukota yang cukup ramai dengan iven yang mendunia, Andi duduk bersama teman-temannya di sebuah warung makan yang tergolong ramai konsumennya. Namun ia dikagetkan dengan ramainya pengemis dalam berbagai gaya dan penampilan.
Baru hitungan menit duduk sambil menikmati secangkir kopi, sudah datang berulang kali pengemis yang berbeda yang meminta uang ke Andi dan teman-teman
”Alamaaak…!!! Belum 10 menit duduk kita sudah didatangi 10 orang pengemis,” ucap Andi saat menceritakan pengalamannya itu.
Pengemis datang silih berganti dengan berbagai macam gaya. Ada yang langsung mengucapkan salam dan ada yang bernyanyi. Bahkan ada yang menggunakan alat musik untuk mengetuk pintu hati orang yang didatanginya. Namun dari sekian banyak yang pengunjung warung, hanya sebagian kecil yang memberi.
”Kita bukan tak mau kasih uang. Tapi kalau jumlah pengemisnya banyak, makan minum kita pun jadi terganggu. Namun itu usaha dan jalan mereka dan kita pun tak boleh menghardiknya,” timpal teman Andi bernama Yoyon.
Yoyon mengaku sangat kasihan dan prihatin banyak pengemis yang berkeliaran, disaat iven besar di gelar di Riau. Seharusnya mereka ditertibkan agar tidak menimbulkan imej buruk bagi pemerintah dan masyarakat tempatan.
”Kalau itu dibiarkan akan merusak citra sebuah daerah. Makanya ini harus menjadi perhatian serius pemerintah untuk menertibkan pengemis. Karena jumlah mereka sangat banyak,” ucap Yoyon.(ksm)
Reporter: Abu Kasim