Pansel: Kami Hanya Taat pada Skor

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tidak lolosnya Basaria Panjaitan dan Laode M Syarief dalam daftar 10 calon pimpinan (capim) KPK hasil seleksi pansel, menuai pertanyaan Komisi III DPR. Itu terjadi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Pansel Capim KPK di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (9/9).

Pertanyaan itu ditanyakan oleh Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Syafii. Ia mengaku heran karena kedua komisioner itu tidak lolos seleksi psikologi untuk seleksi capim KPK periode 2019-2023. Padahal, menurut anggota DPR Fraksi Gerindra itu, keduanya pernah menjalani tes pada periode sebelumnya.

- Advertisement -

“Karena waktu periode lalu termasuk yang top, dianggap yang sangat-sangat punya kemampun untuk menjadi ketua KPK tapi di periode ini psikologi saja enggak lulus. Kemudian Laode kalau dalam pertemuan Komisi III selalu jadi jubir KPK ternyata tak lulus profile assesment. Ini saya heran,” kata Syafii.

Anggota Pansel Capim KPK Hamdi Muluk kemudian menjelaskan gugurnya Basaria dan Laode dalam seleksi Capim KPK jilid V terjadi karena kalah oleh pesaing lainnya. Kemudian, tes periode
ini berbeda dengan empat tahun sebelumnya sehingga tidak bisa disamakan.

- Advertisement -

“Tes psikologi itu tidak ada persoalan dengan waktu dan tidak ada jaminan pada waktu yang sama hasilnya akan sama,” ucap Hamdi.

Guru Besar Fakultas Psikologi Univeristas Indonesia (UI) ini menjelaskan, dari 100 yang mengikuti tes, pansel membutuhkan 40 nama terbaik. Sehingga yang tak masuk dalam 40 besar pasti akan tersingkir.

“Kami hanya taat pada skor itu. Kami urutkan, kami butuh 40 orang terbaik, ya kami potong. Siapa pun di bawahnya ya selesai,” jelas Hamdi.

Senada dengan Hamdi, Ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih membantah bila ada yang menyebut pansel meloloskan calon titipan. Yenti menegaskan, Capim KPK yang lolos hingga diserahkan ke Presiden Joko Widodo berdasarkan penilaian pansel mengenai kompetensi calon, integritas, independensi, pengalaman, hingga motivasinya menjadi pimpinan KPK.

“Tidak ada titipan. Walaupun ada, tidak sampai ke pansel, tidak ada titipan siapa dan bagaimana. Kalau ada pun kita abaikan saja. Orang nitip boleh saja. Tetapi yang penting kami tidak hiraukan titipan itu. Kemudian kita sudah bekerja secara objektif dan tidak ada intervensi,” tandas Yenti.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tidak lolosnya Basaria Panjaitan dan Laode M Syarief dalam daftar 10 calon pimpinan (capim) KPK hasil seleksi pansel, menuai pertanyaan Komisi III DPR. Itu terjadi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Pansel Capim KPK di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (9/9).

Pertanyaan itu ditanyakan oleh Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Syafii. Ia mengaku heran karena kedua komisioner itu tidak lolos seleksi psikologi untuk seleksi capim KPK periode 2019-2023. Padahal, menurut anggota DPR Fraksi Gerindra itu, keduanya pernah menjalani tes pada periode sebelumnya.

“Karena waktu periode lalu termasuk yang top, dianggap yang sangat-sangat punya kemampun untuk menjadi ketua KPK tapi di periode ini psikologi saja enggak lulus. Kemudian Laode kalau dalam pertemuan Komisi III selalu jadi jubir KPK ternyata tak lulus profile assesment. Ini saya heran,” kata Syafii.

Anggota Pansel Capim KPK Hamdi Muluk kemudian menjelaskan gugurnya Basaria dan Laode dalam seleksi Capim KPK jilid V terjadi karena kalah oleh pesaing lainnya. Kemudian, tes periode
ini berbeda dengan empat tahun sebelumnya sehingga tidak bisa disamakan.

“Tes psikologi itu tidak ada persoalan dengan waktu dan tidak ada jaminan pada waktu yang sama hasilnya akan sama,” ucap Hamdi.

Guru Besar Fakultas Psikologi Univeristas Indonesia (UI) ini menjelaskan, dari 100 yang mengikuti tes, pansel membutuhkan 40 nama terbaik. Sehingga yang tak masuk dalam 40 besar pasti akan tersingkir.

“Kami hanya taat pada skor itu. Kami urutkan, kami butuh 40 orang terbaik, ya kami potong. Siapa pun di bawahnya ya selesai,” jelas Hamdi.

Senada dengan Hamdi, Ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih membantah bila ada yang menyebut pansel meloloskan calon titipan. Yenti menegaskan, Capim KPK yang lolos hingga diserahkan ke Presiden Joko Widodo berdasarkan penilaian pansel mengenai kompetensi calon, integritas, independensi, pengalaman, hingga motivasinya menjadi pimpinan KPK.

“Tidak ada titipan. Walaupun ada, tidak sampai ke pansel, tidak ada titipan siapa dan bagaimana. Kalau ada pun kita abaikan saja. Orang nitip boleh saja. Tetapi yang penting kami tidak hiraukan titipan itu. Kemudian kita sudah bekerja secara objektif dan tidak ada intervensi,” tandas Yenti.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya