DUMAI (RIAU POS. CO) — Masjid BaiÂturrahman Jalan Budi Kemuliaan, Kecamatan Dumai Barat tercatat pertama kali di bangun pada 1941 atau empat tahun sebelum kemerdekaan Indonesia.
Uniknya lagi masjid ini awalnya dibangun dengan dinding kulit kayu.
Jadi umur masjid ini sekitar 78 tahun. Dengan umur tersebut masjid ini menjadi masjid tertua di Kota Dumai. Namun, masjid tersebut saat ini tidak lagi berdinding kulit. Masjid yang awalnya memiliki nama Darussalam ini sudah dua kali mengalami renovasi.
“Jadi masjid ini dibangun oleh Tuan Syekh Umar, awalnya berdinding kulit kayu,†ujar Zulkarnain, imam masjid sekaligus pengurus masjid.
Ia menceritakan Syech Umar merupakan seorang ulama suluk terkemuka di Dumai. Ia berasal dari daerah Langkat, Sumatera Utara. Dia lahir pada 1869 dan wafat pada 1960.
“Jadi tuan syekh yang membuka kampung ini dan mendirikan masjid di daerah ini, tuan syekh juga dimakamkan sebelah masjid,†tuturnya.
Bangunan makam Syekh Umar awalnya hanya berbentuk kayu dengan arsitektur khas Melayu. seiring waktu dan pelestarian situs sejarah yang terus diupayakan pemerintah, saat ini bangunan makam ini dibangun dengan batu berbentuk rumah berwarna kuning. Pada bagian depan kompleks bangunan, terdapat sebuah gapura bercat hijau dan kuning. Tertera tulisan selamat datang di situs batu beranak dan makam Syekh Umar. Pada bangunan makam, terdapat sebuah kelambu berwarna biru yang bisa dibuka oleh orang-orang yang berziarah.
Batu-batu kerikil diletakkan di permukaan makam yang disangga pilar besi kecil.
Saat ini, situs bersejarah ini dikelola oleh salah seorang menantu Syech Umar bernama Khalifah Yunus. Tak hanya makam Syech Umar saja, di dalam kompleks pemakaman ini juga terdapat beberapa makam keluarga dari Syech Umar, diantaranya makam istri Syech Umar, makam dua orang anak Syech Umar yakni Budin dan Siti Maimunah, dan satu makam lagi merupakan makam dari cicit Syech Umar. Keluarga dan keturunan dari Syech Umar sebagian masih banyak yang tinggal dekat kompleks pemakaman untuk menjaga makam situs sejarah tersebut.
Ia menjelaskan masjid tersebut mengalami dua kali renovasi pertama pada 1982 dan pada 2000. “Sekarang masjid ini sudah batu semua,†ujarnya
Masjid Baiturrahman memiliki arsitektur yang cukup unik, hampir seluruh dinding masjid di pasang keramik. “Di dalam masjid ada empat tiang besar yang menjadi penyangga,†tuturnya.
Selain itu masjid ini juga berada di pinggir Sungai Dumai, kendati berada di pinggir Sungai Dumai masjid ini tetap berdiri kokoh tidak mengalami abrasi. “Memang untuk terhindar ancaman abrasi, pohon-pohon mangrove tetap dibiarkan,†tuturnya.(mng)