Sabtu, 27 September 2025
spot_img
spot_img

Ramai Beralih ke Gas Melon

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kenaikan harga yang terjadi pada gas elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram berdampak pada meningkatnya permintaan terhadap gas melon atau gas elpiji subsidi ukuran 3 kilogram.

Salah seorang pembeli gas elpiji Ratna saat ditemui di pangkalan gas di Jalan Kutilang, Kecamatan Sukajadi mengatakan, ia terpaksa beralih ke gas melon karena gas nonsubsidi naik harga. Ia mengaku harus mengeluarkan uang cukup banyak untuk membeli tabung gas melon. Yaitu Rp120 ribu.

Namun Ratna tak mempersoalkannya karena untuk isi ulang gas, ia hanya perlu membayar Rp18 ribu per tabung.

"Tak apalah bayar besar di depan karena untuk membeli tabung dulu. Tapi setelah itu kan cuma bayar Rp18.000 per tabung saat melakukan isi ulang," ucapnya, Senin (18/7).

Baca Juga:  Mahasiswa Akhir Dua Prodi STIKes Hang Tuah Diangkat Sumpah Profesi

Dirinya berharap ke depan pe­me­rintah tidak lagi melakukan kenaikan harga terhadap gas elpiji nonsubsidi, sehingga masyarakat masih bisa menggunakan gas elpiji nonsubsidi dengan harga yang terjangkau.

"Sebenarnya lebih enak pakai yang nonsubsidi, karena produknya yang lebih besar. Tapi kalau harganya seperti saat ini, kemahalan buat saya. Gas melon yang lebih murah tentu jadi pilihan. Karena memang kami sudah tidak sanggup kalau terus-terusan dinaikkan harga gas elpiji nonsubsidi ini," tambahnya

Sementara itu, salah seorang pemilik pangkalan gas Yuni mengatakan, semenjak kembali naiknya harga gas elpiji nonsubsidi sebesar Rp2.000 per kilogram membuat masyarakat yang tadinya menggunakan gas elpiji nonsubsidi kini beralih ke gas elpiji subsidi.

Baca Juga:  Bapenda Pekanbaru Himpun PBB Rp212 Juta dalam Sepekan

Kenaikan jumlah permintaan terhadap gas elpiji subsidi disebutkannya sekitar 30 persen dibandingkan sebelum naiknya harga gas elpiji nonsubsidi. "Adalah kenaikan itu sampai 30 persen karena banyak pengguna gas nonsubsidi yang mulai beralih ke subsidi," tutupnya.(ayi)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kenaikan harga yang terjadi pada gas elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram berdampak pada meningkatnya permintaan terhadap gas melon atau gas elpiji subsidi ukuran 3 kilogram.

Salah seorang pembeli gas elpiji Ratna saat ditemui di pangkalan gas di Jalan Kutilang, Kecamatan Sukajadi mengatakan, ia terpaksa beralih ke gas melon karena gas nonsubsidi naik harga. Ia mengaku harus mengeluarkan uang cukup banyak untuk membeli tabung gas melon. Yaitu Rp120 ribu.

Namun Ratna tak mempersoalkannya karena untuk isi ulang gas, ia hanya perlu membayar Rp18 ribu per tabung.

"Tak apalah bayar besar di depan karena untuk membeli tabung dulu. Tapi setelah itu kan cuma bayar Rp18.000 per tabung saat melakukan isi ulang," ucapnya, Senin (18/7).

Baca Juga:  Galang Dana untuk Riau Autfest 2020

Dirinya berharap ke depan pe­me­rintah tidak lagi melakukan kenaikan harga terhadap gas elpiji nonsubsidi, sehingga masyarakat masih bisa menggunakan gas elpiji nonsubsidi dengan harga yang terjangkau.

- Advertisement -

"Sebenarnya lebih enak pakai yang nonsubsidi, karena produknya yang lebih besar. Tapi kalau harganya seperti saat ini, kemahalan buat saya. Gas melon yang lebih murah tentu jadi pilihan. Karena memang kami sudah tidak sanggup kalau terus-terusan dinaikkan harga gas elpiji nonsubsidi ini," tambahnya

Sementara itu, salah seorang pemilik pangkalan gas Yuni mengatakan, semenjak kembali naiknya harga gas elpiji nonsubsidi sebesar Rp2.000 per kilogram membuat masyarakat yang tadinya menggunakan gas elpiji nonsubsidi kini beralih ke gas elpiji subsidi.

- Advertisement -
Baca Juga:  Dukung UNBK, PLN Siapkan Pasokan Listrik Sekolah

Kenaikan jumlah permintaan terhadap gas elpiji subsidi disebutkannya sekitar 30 persen dibandingkan sebelum naiknya harga gas elpiji nonsubsidi. "Adalah kenaikan itu sampai 30 persen karena banyak pengguna gas nonsubsidi yang mulai beralih ke subsidi," tutupnya.(ayi)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kenaikan harga yang terjadi pada gas elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram berdampak pada meningkatnya permintaan terhadap gas melon atau gas elpiji subsidi ukuran 3 kilogram.

Salah seorang pembeli gas elpiji Ratna saat ditemui di pangkalan gas di Jalan Kutilang, Kecamatan Sukajadi mengatakan, ia terpaksa beralih ke gas melon karena gas nonsubsidi naik harga. Ia mengaku harus mengeluarkan uang cukup banyak untuk membeli tabung gas melon. Yaitu Rp120 ribu.

Namun Ratna tak mempersoalkannya karena untuk isi ulang gas, ia hanya perlu membayar Rp18 ribu per tabung.

"Tak apalah bayar besar di depan karena untuk membeli tabung dulu. Tapi setelah itu kan cuma bayar Rp18.000 per tabung saat melakukan isi ulang," ucapnya, Senin (18/7).

Baca Juga:  Tujuh Pelanggaran Jadi Sasaran Operasi Keselamatan

Dirinya berharap ke depan pe­me­rintah tidak lagi melakukan kenaikan harga terhadap gas elpiji nonsubsidi, sehingga masyarakat masih bisa menggunakan gas elpiji nonsubsidi dengan harga yang terjangkau.

"Sebenarnya lebih enak pakai yang nonsubsidi, karena produknya yang lebih besar. Tapi kalau harganya seperti saat ini, kemahalan buat saya. Gas melon yang lebih murah tentu jadi pilihan. Karena memang kami sudah tidak sanggup kalau terus-terusan dinaikkan harga gas elpiji nonsubsidi ini," tambahnya

Sementara itu, salah seorang pemilik pangkalan gas Yuni mengatakan, semenjak kembali naiknya harga gas elpiji nonsubsidi sebesar Rp2.000 per kilogram membuat masyarakat yang tadinya menggunakan gas elpiji nonsubsidi kini beralih ke gas elpiji subsidi.

Baca Juga:  Kontrak Angkut Sampah Ditandatangani, Harus Langsung Kerja!

Kenaikan jumlah permintaan terhadap gas elpiji subsidi disebutkannya sekitar 30 persen dibandingkan sebelum naiknya harga gas elpiji nonsubsidi. "Adalah kenaikan itu sampai 30 persen karena banyak pengguna gas nonsubsidi yang mulai beralih ke subsidi," tutupnya.(ayi)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari