KIEV (RIAUPOS.CO) — Pemimpin militer dilaporkan mengambil keputusan tanpa persetujuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Hal ini disebut jadi penyebab perselisihan presiden dan militer Ukraina.
Dalam pidatonya pada Selasa (5/7/2022), Presiden Zelensky mengakui ada perselisihan dengan militer ini dan menyuarakan rasa frustasi dengan para pemimpin militer karena tidak dilibatkan pada pengambilan kebijakan terkait rekrutmen.
Perselisihan Presiden Ukraina dengan militer ini terkait Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina baru-baru ini mengumumkan pembatasan baru yang mengharuskan wajib militer, cadangan, dan lainnya tunduk pada dinas militer, untuk mendapat izin perekrutan teritorial militer dan pusat dukungan sosial untuk meninggalkan wilayah mereka.
Zelensky menyebut keputusan tersebut seharusnya tidak dibuat tanpa masukannya dan hal itu menyebabkan banyak perselisihan.
“Saya melihat ada penilaian yang berbeda dari keputusan seperti itu. Ada kesalahpahaman, dan bahkan kemarahan di masyarakat,” kata Presiden Zelensky, seperti dikutip dari Newsweek.
Ia kemudian menginstruksikan para pemimpin militer untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang keputusan itu dalam pertemuan pada Rabu (6/7/2022) waktu setempat.
“Saya meminta staf umum untuk tidak membuat keputusan seperti itu tanpa saya di masa depan,” tegasnya.
Langkah militer itu disambut dengan kritik dari beberapa orang Ukraina. Di media sosial, mereka mengungkapkan kekhawatiran bahwa hal itu secara tidak adil membatasi kemampuan orang untuk bepergian, dan dapat membahayakan ekonomi.
Ketidaksepakatan publik jarang terjadi di antara otoritas Ukraina. Bahkan sejak invasi Rusia, kepemimpinan Ukraina mendapat pujian karena melakukan perlawanan.
Sementara itu, kabar Zelensky terlibat konflik serius dengan anggota militernya sendiri juga datang dari Presiden Belarus atau negara tetangganya, Alexander Lukashenko, kepada wartawan di Minsk.
“Menurut informasi yang saya dapat, konfrontasi dan konflik serius dimulai antara Zelensky dan militer Ukraina,” katanya dikutip dari Russia Today.
Dia mengatakan, pasukan militer Ukraina ingin segera mengakhiri perang. Mereka memahami untung rugi dalam perang kali ini dan tahu bahwa mereka tak bisa terus bertahan di medan tempur.
Pemikiran tersebut bertolak belakang dengan keinginan Zelensky untuk tetap mati-matian mempertahankan wilayahnya meski pasukan kian menipis setiap hari. Lukashenko melanjutkan, dia paham betul alasan Zelensky untuk mengkhawatirkan militernya sendiri.
Pasalnya, dominasi pasukan Rusia dan perubahan taktik di pertempuran Timur membalik keadaan, memukul mundur pasukan Ukraina hingga terpojok dan kehabisan pasukan. Di sisi lain kemarahan pasukan Ukraina juga beralasan. Lukashenko mengatakan, perjanjian Presiden Ukraina Zelensky dengan Polandia memicu perselisihan itu.
Sumber: Pojoksatu.id
Editor: Edwar Yaman