Berawal dari sering nongkrong dan menonton balap liar bersama setiap Sabtu malam, kelompok bermotor di wilayah Sigunggung, Kecamatan Payung Sekaki harus berakhir di balik jeruji besi.
Laporan BAYU SAPUTRA, Kota
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – SEKELOMPOK anak muda yang rata-rata masih di bawah umur mengawali Sabtu malam mereka dengan duduk-duduk nongkrong di daerah Sigunggung, Kecamatan Payung Sekaki.
Terkadang tanpa alasan yang jelas, mereka hanya berkumpul bersama di sana.
Namun saat jam sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB, mereka pun bergerak berkeliling Kota Pekanbaru mencari arena balapan liar.
P (19), salah seorang dari tujuh tersangka yang diamankan Polsek Tampan mengungkapkan sepak terjang kelompok bermotornya kepada Riau Pos, Senin (27/6).
Diceritakannya, sebelum kejadian, Selasa (31/5) malam, salah satu temannya AR mengajak berkumpul. Setelah kumpul di Sigunggung, mereka pun pergi berkeliling untuk mencari lokasi balap liar.
Tujuan mereka mencari aktivitas balap liar di seputaran Kota Pekanbaru tidak hanya untuk sekadar menonton. Namun mereka juga akan ikut beraksi dalam balap liar tersebut.
Dikatakan P, pada malam kejadian pengoroyokan itu, mereka berangkat Rabu (1/6) pukul 00.00 WIB menuju ke salah satu SPBU di Jalan Ababil untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM). Setelah mengisi BBM, mereka menuju ke Jalan Cut Nyak Dhien untuk mencari balap liar.
Karena tidak ada aktivitas balap liar di Jalan Cut Nyak Dhien, kelompok bermotor ini pun menuju Jalan Tuanku Tambusai. Saat melintas di bawah fly over SKA, AR diteriaki "woy" oleh korban yang sedang berada di atas fly over. Karena tidak terima, mereka langsung mengejar ke arah fly over.
"Saat petinggi kami (AR, red) ngejar, saya langsung memacu motor dan sampai di posisi korban. Saya langsung pukul dada korban dan dilanjutkan sama teman-teman," ujar P.
P mengaku memukul ke dada korban menggunakan double stick dan dilanjutkan oleh teman-temannya. Termasuk petinggi kelompok tersebut yang langsung memukul korban menggunakan knuckle.
P mengatakan, ia memang membawa double stick dikarenakan pernah diserang oleh kelompok lain di Jalan Cut Nyak Dhien sekitar dua bulan yang lalu.
"Sejak diserang itu saya bawa double stick untuk jaga-jaga," katanya.
Menurut P, kelompoknya berani melakukan pemukulan secara brutal, dikarenakan perintah dari petinggi mereka alias AR.
Kapolsek Tampan Kompol I Komang Aswatama menjelaskan, hasil pantauan mereka di lapangan, kelompok ini berkumpul di waktu larut malam, di daerah Sigunggung.
"Ada sekitar 20 sampai 30 motor di sana. Mereka kumpulan anak-anak muda yang ngumpul di sana, hanya sekadar mengobrol," katanya, kemarin.
Di antara mereka, ada satu dua orang yang dianggap sebagai pimpinan atau petinggi atau abang-abangnya.
Kapolsek sebutkan, aktivitas rutin mereka dimulai pukul 01.00 WIB dengan berkeliling Pekanbaru. Di antara mereka ini ada yang sudah mempersiapkan seperti senjata-senjata untuk bela diri. Ada yang membawa double stick, knuckle, dan ada dari beberapa yang membawa balok. Menurut keterangan mereka, barang-barang tersebut untuk mempertahankan diri.
"Seperti yang kita tahu sendiri, di saat mereka sudah berkumpul, psikologi massanya itu yang memacu mereka untuk membuat sesuatu yang mengarah ke pidana," jelas Komang.
Komang mengungkapkan, pada saat kejadian pengeroyokan, kelompok bermotor ini berjalan dari arah Jalan Tuanku Tambusai. Saat tiba di perempatan Simpang SKA, mereka berbelok ke arah Jalan Riau. Di saat itu, ketiga korban sedang duduk-duduk di atas fly over.
Menurut keterangan tersangka, salah satu dari korban ada yang berteriak "woy" kepada kelompok ini. Mereka yang tidak terima langsung melawan arah naik ke atas fly over SKA dan menghampiri korban.
Tanpa bertanya apa pun, kelompok bermotor ini langsung melakukan pemukulan yang dimulai dari salah satu tersangka inisial P, dan dilanjutkan oleh tersangka yang masih DPO dan diduga menjadi pimpinan dari kelompok berinisial AR.
"Ia (AR, red) melakukan pemukulan terhadap salah satu korban berinisial S dengan menggunakan knuckle dan mengakibatkan korban mengalami buta. Yang lainnya melakukan pemukulan secara beruntun dan menyebabkan korban lain terluka di bagian kepala,’’ ungkap Komang.
Pada saat kejadian, sebut Komang, kelompok bermotor berjumlah sekitar 20 sepeda motor. Dan yang melakukan pemukulan sekitar 15 orang.
"Kami saat ini sudah berhasil mengamankan tujuh orang dari sekian tersangka," jelas Komang.
Komang menambahkan, menurut keterangan para pelaku, mereka bukanlah sebuah geng motor yang terkoordinir dan terstuktur. Mereka mengaku hanya berkumpul di tempat yang sama setiap malam Minggu yang berniat menonton balap liar dan berkeliling di seputaran kota Pekanbaru.
"Namun yang disesalkan itu, meraka yang masih muda ini sudah mempersiapkan senjata-senjata untuk membela diri dan membuat kegiatan yang melanggar hukum," sambung Komang.
Terkait kejadian ini Kapolsek Tampan juga mengingatkan kepada orang tua untuk selalu mengawasi dan memantau aktivitas anak-anaknya di luar rumah.
Untuk langkah pencegahan, Komang mengatakan, pihaknya bersama Bhabinkantibmas mendatangi sekolah-sekolah untuk memberikan peringatan, atau pun imbauan. Pihak sekolah juga memberikan arahan kepada siswa-siswanya untuk tidak melakukan tindakan kriminal.
Polsek Tampan juga melakukan mapping guna mendapatkan kantong-kantong tempat kumpul. "Contohnya ada di daerah Purwodadi. Di sana ada anak-anak muda berkumpul. Masyarakat sudah resah karena mereka berkumpul hingga subuh. Sudah kami datangi dan sekarang mereka sudah mengurangi aktivitasnya," katanya.***