Jumat, 4 Juli 2025
spot_img

Jubir KPK Febri Diansyah Dipolisikan 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perseteruan di balik proses seleksi capim KPK makin panas. Sebab, Juru Bicara KPK Febri Diansyah serta dua aktivis antikorupsi, Asfinawati (ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia/YLBHI) dan Adnan Topan Husodo (koordinator Indonesia Corruption Watch/ICW), dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Pelaporan itu diketahui dari surat tanda bukti lapor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SKPT) Polda Metro Jaya tertanggal 28 Agustus 2019. Dalam surat itu disebutkan, pihak pelapor bernama Agung Zulianto. Yang menjadi korban adalah pemuda kawal KPK dan masyarakat DKI Jakarta. Sementara itu, delik yang dilaporkan adalah dugaan memberikan kabar bohong alias hoaks.

Febri mengaku belum mendapat informasi detail terkait laporan tersebut. Namun, dia menduga bahwa laporan itu kental kaitannya dengan upaya pengawalan seleksi capim KPK yang dilakukannya bersama dengan koalisi masyarakat sipil. “Kami akan berjalan terus mengawal proses seleksi pimpinan KPK ini,” tegas dia kemarin.

Baca Juga:  Pertemuan Kapolri-Muhammadiyah Upaya Rekonsiliasi

Meski dilaporkan ke polisi, Febri mengajak semua pihak untuk tetap terlibat aktif mengawal proses seleksi pimpinan KPK. Dia yakin Polri sebagai lembaga penegak hukum akan melihat laporan tersebut mendasar atau tidak mendasar.

“Yang perlu diingat adalah upaya mengawal proses seleksi ini akan terus dilakukan. KPK memastikan seluruh upaya itu dilakukan sejak awal,” ujarnya.

Febri juga mengajak pansel untuk datang ke KPK. Ajakan itu sudah disampaikan secara lisan maupun melalui surat resmi. KPK berharap pansel melihat data-data terkait capim-capim yang diduga bermasalah.

Senada dengan Febri, Asfinawati tidak terlalu pusing dengan laporan tersebut. Dia pun sudah kenyang dengan upaya pelaporan semacam itu ketika menjaga KPK. “Laporan-laporan seperti ini bukan hal baru dan bukan kali pertama,” tuturnya.

Baca Juga:  Auman dan Kujano yang Hilang

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwir 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perseteruan di balik proses seleksi capim KPK makin panas. Sebab, Juru Bicara KPK Febri Diansyah serta dua aktivis antikorupsi, Asfinawati (ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia/YLBHI) dan Adnan Topan Husodo (koordinator Indonesia Corruption Watch/ICW), dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Pelaporan itu diketahui dari surat tanda bukti lapor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SKPT) Polda Metro Jaya tertanggal 28 Agustus 2019. Dalam surat itu disebutkan, pihak pelapor bernama Agung Zulianto. Yang menjadi korban adalah pemuda kawal KPK dan masyarakat DKI Jakarta. Sementara itu, delik yang dilaporkan adalah dugaan memberikan kabar bohong alias hoaks.

Febri mengaku belum mendapat informasi detail terkait laporan tersebut. Namun, dia menduga bahwa laporan itu kental kaitannya dengan upaya pengawalan seleksi capim KPK yang dilakukannya bersama dengan koalisi masyarakat sipil. “Kami akan berjalan terus mengawal proses seleksi pimpinan KPK ini,” tegas dia kemarin.

Baca Juga:  Berharap Langsung Pulang ke Pekanbaru

Meski dilaporkan ke polisi, Febri mengajak semua pihak untuk tetap terlibat aktif mengawal proses seleksi pimpinan KPK. Dia yakin Polri sebagai lembaga penegak hukum akan melihat laporan tersebut mendasar atau tidak mendasar.

“Yang perlu diingat adalah upaya mengawal proses seleksi ini akan terus dilakukan. KPK memastikan seluruh upaya itu dilakukan sejak awal,” ujarnya.

- Advertisement -

Febri juga mengajak pansel untuk datang ke KPK. Ajakan itu sudah disampaikan secara lisan maupun melalui surat resmi. KPK berharap pansel melihat data-data terkait capim-capim yang diduga bermasalah.

Senada dengan Febri, Asfinawati tidak terlalu pusing dengan laporan tersebut. Dia pun sudah kenyang dengan upaya pelaporan semacam itu ketika menjaga KPK. “Laporan-laporan seperti ini bukan hal baru dan bukan kali pertama,” tuturnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Akhir Pekan Ini Listrik di Sebagian Bagansiapiapi Bakal Padam 3 Jam

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwir 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perseteruan di balik proses seleksi capim KPK makin panas. Sebab, Juru Bicara KPK Febri Diansyah serta dua aktivis antikorupsi, Asfinawati (ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia/YLBHI) dan Adnan Topan Husodo (koordinator Indonesia Corruption Watch/ICW), dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Pelaporan itu diketahui dari surat tanda bukti lapor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SKPT) Polda Metro Jaya tertanggal 28 Agustus 2019. Dalam surat itu disebutkan, pihak pelapor bernama Agung Zulianto. Yang menjadi korban adalah pemuda kawal KPK dan masyarakat DKI Jakarta. Sementara itu, delik yang dilaporkan adalah dugaan memberikan kabar bohong alias hoaks.

Febri mengaku belum mendapat informasi detail terkait laporan tersebut. Namun, dia menduga bahwa laporan itu kental kaitannya dengan upaya pengawalan seleksi capim KPK yang dilakukannya bersama dengan koalisi masyarakat sipil. “Kami akan berjalan terus mengawal proses seleksi pimpinan KPK ini,” tegas dia kemarin.

Baca Juga:  Terima Hadiah Imlek, PNS dan Penyelenggara Negara Wajib Lapor KPK

Meski dilaporkan ke polisi, Febri mengajak semua pihak untuk tetap terlibat aktif mengawal proses seleksi pimpinan KPK. Dia yakin Polri sebagai lembaga penegak hukum akan melihat laporan tersebut mendasar atau tidak mendasar.

“Yang perlu diingat adalah upaya mengawal proses seleksi ini akan terus dilakukan. KPK memastikan seluruh upaya itu dilakukan sejak awal,” ujarnya.

Febri juga mengajak pansel untuk datang ke KPK. Ajakan itu sudah disampaikan secara lisan maupun melalui surat resmi. KPK berharap pansel melihat data-data terkait capim-capim yang diduga bermasalah.

Senada dengan Febri, Asfinawati tidak terlalu pusing dengan laporan tersebut. Dia pun sudah kenyang dengan upaya pelaporan semacam itu ketika menjaga KPK. “Laporan-laporan seperti ini bukan hal baru dan bukan kali pertama,” tuturnya.

Baca Juga:  Cegah Stunting, Dinas Perikanan Sosialisasi Gemarikan

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwir 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari